IHSG Rawan Koreksi, Cermati Saham Hari Ini 23 Desember 2024

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Senin, (23/12/2024). IHSG diprediksi rawan koreksi ke posisi 6.835-6.922.

IHSG naik 0,09 persen ke posisi 6.983 disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Jumat, 20 Desember 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya masih memperkirakan posisi IHSG sedang membentuk bagian dari wave C dari wave 2. “Hal tersebut berarti, IHSG akan rawan terkoreksi ke rentang 6.835-6.922, tetapi demikian tidak menutup ada peluang penguatan dalam jangka pendek ke rentang 7.015-7.053,” kata Herditya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.951,6.843 dan level resistance di 7.118,7.263 pada Senin pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.880-7.100.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Sedangkan PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Surya Internusa Semesta Tbk (SSIA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) - Spec Buy

Saham ACES terkoreksi 0,63% ke 795 dan masih didominasi oleh tekanan jual, tetapi pergerakannya masih mampu bergerak di atas MA20. "Selama masih mampu bergerak di atas 785 sebagai stoplossnya, posisi ACES diperkirakan sedang berada di awal wave iii dari wave (c)," ujar Herditya.

Spec Buy: 790-795

Target Price: 835, 875

Stoploss: below 785

2.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness

Saham ANTM terkoreksi 3,40% ke 1.420 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Saat ini, posisi ANTM diperkirakan berada pada bagian akhir dari wave v dari wave (i), sehingga koreksinya akan relatif terbatas," kata dia.

Buy on Weakness: 1.400-1.420

Target Price: 1.460, 1.525

Stoploss: below 1.385

3.PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Buy on Weakness

Saham ESSA menguat 7,95% ke 815 disertai oleh volume pembelian, pergerakannya pun mampu berada di atas MA20. "Kami perkirakan, posisi ESSA saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave B," tutur Herditya.

Buy on Weakness: 780-805

Target Price: 845, 875

Stoploss: below 770

4.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Buy on Weakness

Saham PGAS menguat 0,98% ke 1.550 disertai oleh volume pembelian, tetapi  penguatannya tertahan oleh MA20. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi PGAS saat ini berada pada bagian dari wave v dari wave (i) pada skenario hitam.

Buy on Weakness: 1.475-1.515

Target Price: 1.570, 1.595

Stoploss: below 1.460

IHSG Menguat Terbatas, Sektor Saham Energi Pimpin Penguatan Hari Ini 20 Desember 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada perdagangan Jumat, (20/12/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,09 persen ke posisi 6.983,86. Indeks LQ45 melemah tipis 0,17 persen ke posisi 817,01. Sebagian besar indeks saham acuan melemah jelang akhir pekan ini.

Adapun IHSG mampu berbalik arah menghijau meski naik tipis dan sentuh posisi tertinggi di 7.032,40. IHSG sempat bergerak di level terendah pada posisi 6.931,58.

Pergerakan IHSG itu terjadi di tengah 288 saham melemah. Namun, 296 saham menguat sehingga angkat IHSG. 202 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.012.730 kali dengan volume perdagangan asham 19,9 miliar saham. Nilai transaksi Rp 12,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.190.

Namun, investor asing melakukan aksi jual saham Rp 417,99 miliar. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 15,83 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau, dan dipimpin sektor saham energi. Sektor saham energi menguat 0,61 persen. Sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,03 persen, sektor saham kesehatan menguat 0,16 persen dan sektor saham keuangan bertambah 0,05 persen. Selain itu, sektor saham teknologi mendaki 0,33 persen dan sektor saham infrastruktur melesat 0,21 persen.

Sementara itu, sektor saham industri terpangkas 0,96 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic susut 0,34 persen, sektor saham consumer siklikal tergelincir 0,74 persen, sektor saham properti turun 0,01 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,19 persen.

Sentimen IHSG

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, Bursa regional Asia cenderung bergerak mixed (variatif), di mana pasar merespons data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang memberikan indikasi perbaikan, yang dilatarbelakangi oleh data pertumbuhan ekonomi (GDP annualized qoq) yang naik dari sebelumnya 2,8 persen menjadi 3,1 persen.

"Pada sisi lain, sinyal hawkish Bank Sentral AS The Fed yang mengisyaratkan pemangkasan suku bunga acuan hanya dua kali pada tahun depan masih menjadi perhatian pelaku pasar, dimana pasar memiliki pandangan ancaman inflasi masih membayangi,” demikian seperti dikutip.

The Fed mengisyaratkan akan melakukan lebih sedikit pemangkasan pada 2025 karena inflasi yang tetap tinggi.

Sementara itu, pasar juga bereaksi terhadap kebijakan bank sentral China, yaitu People's Bank of China (PBOC), yang mempertahankan suku bunga acuan pinjaman satu tahun (LPR) pada 3,1 persen dan suku bunga lima tahun, yang menjadi acuan untuk hipotek properti, tetap tidak berubah di level 3,6 persen.

Kebijakan ini merupakan upaya untuk memacu pemulihan ekonomi dan merangsang konsumsi, mengingat ekonomi China masih belum menunjukkan perbaikan yang signifikan meskipun pemerintah terus meluncurkan berbagai stimulus.

Dari dalam negeri, rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen pada tahun depan diperkirakan akan mendorong inflasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap ketidakpastian suku bunga acuan.

Di sisi lain, pasar dikejutkan oleh penggeledahan dan pemeriksaan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bank Indonesia (BI), yang memberikan sentimen negatif yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan terhadap lembaga pembuat kebijakan moneter.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |