Liputan6.com, Bandung - BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan TNI AU Lanud Husein Sastranegara dan BPBD Provinsi Jawa Barat melakukan kembali melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya cuaca ekstrem dan berpotensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi saat sebelum juga sesudah perayaan Hari Lebaran 2025 di Jawa Barat.
Direktur OMC BMKG, Endarwin mengatakan, terjadinya cuaca ekstrem dengan curah hujan intensitas tinggi telah diprediksi sejak tiga hari yang lalu. Oleh karenanya, BMKG, TNI AU, BPBD, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali melakukan OMC sebagai langkah mitigasi terjadinya potenai bencana.
"Kita upayakan mengurangi atau meminimalisir dampak yang ditimbul dari potensi tersebut. Secara tidak langsung ini juga membantu dari adanya aktivitas mudik di periode menjelang Idul Fitri ini," kata Endarwin di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, (30/3/2025).
Endarwin mengatakan, upaya yang dilakukan dalam OMC adalah dengan mencoba memindahkan hujan ke area yang lebih aman. Menurutnya, hujan yang terjadi nanti diperkirakan akan menimbulkan dampak buruk apabila terjadi di wilayah daratan Jawa Barat.
"Yang kita lakukan dengan modifikasi cuaca ini mempercepat turunnya hujan di area yang aman, jadi kita upayakan percepat turunnya hujan itu dilakukan di laut. Oleh karena itu selama 3 hari ini kalau tidak di Pantai Utara Jabar, kami jatuhkan di Pantai Selatan. Dan kami juga berupaya tidak menjatuhkan di darat untuk mengantisipasi dampak lain yang ditimbulkan," ucap dia.
Sehari 3 Kali Penebaran Garam (NACL)
Sementara itu, Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel PNB Alfian mengatakan, OMC telah dilakukan selama tiga hari untuk menindaklanjuti prediksi curah hujan tinggi oleh BMKG. Jumlah personel yang dilibatkan dalam OMC tersebut sebanyak 20 hingga 30 orang.
"Ini merupakan hari yang ke tiga, kita sudah melaksanakan di beberapa hari yang lalu, kita mendapatkan informasi dari BMKG terdapat pertumbuhan awan yang memungkinkan terjadinya curah hujan yang tinggi, sehingga kita koordinasikan dan kita laksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan," kata Alfian.
Alfian mengatakan, penerbangan dalam satu hari dilakukan sebanyak tiga kali untuk menyemai Natrium Klorida (NACL) atau garam di awan hujan. Sementara NACL yang disemai dalam satu kali penerbangan sebanyak 800 kg sampai 1 ton.
"Kita laksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan, dimana masyarakat banyak yang melaksanakan mudik. Sehingga harapannya dengan adanya hal ini masyarakat bisa melaksanakan Hari Raya Idul Fitri dengan nyaman," ucap dia.