Liputan6.com, Kudus - Jelantah atau limbah minyak goreng yang biasanya dibuang begitu saja oleh masyarakat, kini dilirik perusahaan rokok terbesar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah sebagai peluang yang prospektif.
Melalui inovasi bertajuk UCollect, ribuan buruh pabrik rokok di Kudus yang mayoritas perempuan ini mengampanyekan untuk peduli lingkungan.
Langkah kongkret yang dilakukan para karyawan pabrik rokok tersebut, dengan cara menyetorkan minyak jelantah ke masing-masing unit pabrik yang memiliki mesin UCollect.
Tak hanya sekadar menyetor minyak jelantah, karyawan juga mendapat imbal balik berupa uang tunai dari hasil limbah cair tersebut. Program ini diinisiasi Bakti Lingkungan Djarum Foundation bekerja sama dengan Noovoleum.
Pengoperasian mesin UCollect pertama dilakukan di area pabrik SKT Karangbener Kudus pada Kamis (3/7/2025). Seremonialnya dilakukan Bupati Kudus, Samani Intakoris disaksikan sejumlah pejabat teras pabrik rokok terbesar di Kudus ini.
Dalam kesempatan itu, sejumlah karyawan perempuan diberikan akses menukar minyak jelantah yang dibawa dari rumah mereka. Selanjutnya mereka menuangkan jelantah ke dalam mesin penyimpanan yang aman dan efisien.
Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Purwono Nugroho mengatakan, kehadiran UCollect menjadi solusi pengolahan limbah. Selain itu, sebagai upaya konkret pelibatan karyawan perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Kami ingin mengubah kebiasaan membuang jelantah sembarangan menjadi aktivitas yang berdampak positif. Per liter dihargai minimal Rp6.000, dan bisa lebih sesuai harga pasar dunia,” ujar Purwono.
Simak Video Pilihan Ini:
Viral Benda Asing Mirip UFO Melintas di Langit Sumatera dan Kalimantan dan Jatuh di Samudra Hindia
Teknologi Ramah Lingkungan
Tahap selanjutnya, ribuan liter minyak jelantah yang dikumpulkan dari masing-masing mesin UCollect yang tersedia, kata Purwono, diolah oleh pihak Noovoleum menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan atau bioavtur.
“Ini bukan sekadar pengumpulan limbah (minyak jelantah), namun bagian dari transisi energi bersih,” ucap Purwono.
Kehadiran mesin UCollect itu telah dilengkapi teknologi untuk mendeteksi kualitas minyak. Selain itu juga dilengkapi teknologi membedakan kandungan air atau kontaminasi oli.
“Pengguna cukup scan QRIS di mesin melalui aplikasi UCollect, lalu saldo (Rupiah) akan otomatis bertambah setelah minyak jelantah dimasukkan,” ujar Development Manager Noovoleum, Maudy Dwi Lestari.
Maudy menjelaskan, update harga per liter minyak jelantah yang disetor tertanggal 3 Juli 2025 yakni Rp 6.049. Seluruh transaksi penyetoran minyak jelantah tercatat secara digital dan transparan melalui aplikasi yang telah dikembangkan.
Ke depan, pihak Djarum Foundation berencana memperluas jangkauan mesin UCollet ke semua unit produksi rokok linting tangan (SKT) yang ada di Kabupaten Kudus.
Selain menciptakan dampak lingkungan positif, kolaborasi ini juga membuka ruang partisipasi aktif karyawan dalam isu lingkungan keberlanjutan.
“Ini langkah kecil dengan dampak besar, terutama jika dilakukan bersama. Kami berharap kerja sama ini membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan menjadikan Kudus sebagai pelopor kota peduli lingkungan,” pungkas Maudy.
Arief Pramono