Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA akan membagikan dividen final Rp 250 per saham untuk tahun buku 2025. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BCA pada 12 Maret 2025.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (14/3/2025), PT Bank Central Asia Tbk akan membagikan dividen Rp 30,81 triliun. Dividen itu setara Rp 250 per saham.
Adapun pembagian dividen itu mempertimbangkan data keuangan per 31 Desember 2024 yakni laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 54,83 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 239,95 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 262,83 triliun.
Berikut jadwal pembagian dividen:
Tanggal efektif pada 14 Maret 2025
Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 Maret 2025
Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 Maret 2025
Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 24 Maret 2025
Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 25 Maret 2025
Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 24 Maret 2025
Tanggal pembayaran dividen pada 11 April 2025
Pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025 pukul 14.52 WIB, saham BBCA melemah 1,67 persen ke posisi Rp 8.825 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.925 dan level terendah Rp 8.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.185 kali dengan volume perdagangan 586.248 saham. Nilai transaksi Rp 518,5 miliar.
BCA Tebar Dividen Final Rp 250 per Saham
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau disebut BCA telah melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada hari ini, Rabu 12 Maret 2025.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham BBCA menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun, setara 67,4 persen dividend payout ratio dibandingkan tahun buku 2023 68,4 persen.
Jumlah tersebut mengindikasikan dividen final sebesar 250 per saham dan dividend yield 2,8 persen, berdasarkan harga penutupan saham BBCA pada Selasa 11 Maret 2025 di level Rp 8.925 per saham. Sebelumnya, BBCA telah membagikan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 50 per saham pada Desember 2024.
"Pemegang saham Bank Central Asia pada hari ini, Rabu (12/3), menyetujui pembagian dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 37 triliun. Setara 67,4 persen dividend payout ratio (vs. 2023: 68,4 persen)," mengutip hasil RUPST BCA, Rabu (12/3/2025).
Kredit Tumbuh 13,8 Persen, BCA Kantongi Laba Rp 54,8 T pada 2024
BCA dan entitas anak menutup tahun 2024 dengan pertumbuhan positif. Laba bersih BCA dan entitas anak pada periode tersebut naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Total Kredit
Bersamaan dengan itu, total kredit 13,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 922 triliun. Pertumbuhan kredit BCA diikuti terjaganya kualitas pembiayaan perseroan. Rasio loan at risk (LAR) BCA membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023.
“BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif. Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh, di tengah berbagai tantangan serta perubahan lanskap geopolitik global," ujar Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja dalam pemberitaan Liputan6.com sebelumnya.
Penyaluran pembiayaan per Desember 2024 ditopang kredit korporasi yang tumbuh 15,7 persen yoy mencapai Rp 426,8 triliun didorong oleh berbagai sektor. Kredit komersial naik 8,9 persen yoy mencapai Rp 137,9 triliun, dan kredit UKM tumbuh 14,8 persen mencapai Rp 123,8 triliun.
Total portofolio kredit konsumer naik 12,4 persen yoy menyentuh Rp 223,7 triliun, ditopang KKB yang meningkat 14,8 persen yoy mencapai Rp 65,3 triliun dan KPR sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp 135,5 triliun. Outstanding pinjaman konsumer lain (mayoritas kartu kredit) tumbuh 12,8 persen yoy menjadi Rp 22,9 triliun.
Kinerja Pendapatan dan DPK
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 9,5 persen yoy menjadi Rp 82,3 triliun pada 2024. Pendapatan selain bunga naik 10,2 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun, sehingga total pendapatan operasional sebesar Rp 107,4 triliun atau naik 9,7 persen yoy. Sementara itu, biaya provisi BCA tercatat sebesar Rp 2 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) BCA terjaga di angka 1,8 persen pada 2024. Laba bersih BCA dan entitas anak naik 12,7 persen mencapai Rp 54,8 triliun.
Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 4,4 persen mencapai Rp 924 triliun. Dengan ekspansi ekosistem transaksi perbankan terus-menerus, baik melalui kanal online maupun offline, total frekuensi transaksi BCA menyentuh rekor tertinggi, naik 21 persen yoy mencapai 36 miliar.
Khusus untuk mobile banking dan internet banking, frekuensi transaksi mencapai 31,6 miliar, tumbuh 24 persen yoy. Jumlah rekening nasabah BCA per Desember 2024 mencapai lebih dari 41 juta, tumbuh 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Peningkatan CASA, volume transaksi, dan jumlah nasabah terwujud seiring inovasi berkelanjutan yang berfokus pada kebutuhan nasabah.
Kredit Berkelanjutan Tumbuh Positif
Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 12,5 persen yoy menjadi Rp 229 triliun per Desember 2024, berkontribusi hingga 24,8 persen terhadap total portofolio pembiayaan. Capaian ini salah satunya ditopang kredit kendaraan bermotor listrik yang naik 84,2 persen secara tahunan mencapai Rp 2,3 triliun.
BCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (Sustainability Linked Loan/SLL) mencapai Rp 1 triliun, nilainya naik 3 kali lipat secara tahunan.
"Komitmen BCA menerapkan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG) terus diperkuat salah satunya melalui perhitungan jejak karbon yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional sepanjang tahun," kata Jahja.
Pada 2024, BCA diestimasikan mengurangi emisi sekitar 4.216 ton CO2 melalui pengolahan 593 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan. Komitmen BCA dalam mengimplementasikan gedung ramah lingkungan terbukti dari perolehan sertifikat Green Mark Super Low Energy oleh Wisma BCA Foresta, yang diberikan Building and Construction Authority Singapore.