Viral ABG Blora Diduga Korban Salah Tangkap Kasus Buang Bayi, Begini Duduk Perkaranya versi Polisi

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembuangan bayi di kawasan hutan pinggir Jalan Blora - Randublatung, Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora menyisakan tanda tanya. Upaya kepolisian mengungkap siapa ibu kandung bayi justru berujung masalah baru.

AT (16), anak petani asal Blora membuat laporan ke Propam Polda Jateng. Pelaporan itu buntut pemeriksaan dan dugaan salah tangkap yang dialaminya.

Peristiwa bermula pada Jumat (4/4/2025). Warga menemukan bayi laki-laki berusia sekitar satu hari dalam kondisi masih hidup di semak-semak pinggir hutan. Bayi tersebut segera dievakuasi dan mendapatkan perawatan medis di RSUD Blora.

Menindaklanjuti temuan itu, Polsek Jepon bersama Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Blora melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembuangan bayi. Informasi warga mengarah pada AT sebagai ibu kandung bayi tersebut.

Kasatreskrim Polres Blora, AKP Zaenul Arifin, menjelaskan bahwa pemeriksaan terhadap AT dilakukan murni sebagai langkah penyelidikan, bukan penangkapan ataupun penetapan tersangka.

"Bayi ditemukan dalam keadaan hidup dan langsung dibawa ke rumah sakit. Dari keterangan warga, muncul dugaan mengarah ke AT, sehingga dilakukan pemeriksaan medis sebagai bagian dari penyelidikan," ujar Zaenul Arifin, ditulis Minggu (14/12/2025).

Menurut Arifin, pemeriksaan awal dilakukan oleh bidan, kemudian dilanjutkan oleh dokter spesialis kandungan di RSUD Blora. Tujuannnya mencocokkan dugaan dengan hasil medis.

Belakangan, proses pemeriksaan inilah yang kemudian dipersoalkan keluarga AT. Mereka menilai tindakan terhadap AT berlebihan dan sensitif hingga berdampak pada psikologis remaja perempuan tersebut dan berujung pelaporan ke Propam Polda Jateng.

Ia menegaskan, dari sisi kepolisian, seluruh tindakan telah dilakukan sesuai prosedur hukum. Sementara soal pemeriksaan fisik yang dinilai keluarga melampaui batas, karena aspek teknis pemeriksaan oleh bidan desa maka akan dijelaskan Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora.

“Tidak ada penangkapan, tidak ada penetapan tersangka. Kami bekerja berdasarkan surat perintah penyelidikan dari Polsek Jepon,” tegasnya yang juga didengar langsung oleh Kapolres Blora dan jajarannya, Kepala Dinkesda Blora dan Wakil Bupati Blora.

Terkait legalitas penanganan perkara, Zaenul memastikan adanya surat perintah penyelidikan. Dokumen tersebut dibuat dan ditandatangani oleh Kapolsek Jepon. Meski demikian, dokumen itu hanya diperlihatkan sekilas kepada awak media.

Saat ini, kasus pembuangan bayi di Semanggi masih berstatus penyelidikan dan belum ditingkatkan ke tahap penyidikan. Polisi mengaku masih melengkapi alat bukti, termasuk hasil pemeriksaan medis yang baru diterima.

“Kami sudah menerima hasil dari tim medis, dan itu menjadi bagian penting dalam pembuktian,” ujarnya.

Di sisi lain, laporan keluarga AT kini tengah diproses oleh Bidang Propam Polda Jawa Tengah. Hasil pemeriksaan Propam akan menentukan ada atau tidaknya pelanggaran prosedur oleh anggota kepolisian dalam menangani kasus tersebut.

Perkara ini berjalan di dua jalur sekaligus, yakni penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembuangan bayi, serta pemeriksaan etik oleh Propam Polda Jateng terkait dugaan penyalahgunaan wewenang dalam pemeriksaan terhadap seorang remaja perempuan. Benang kusut kasus ini pun masih menunggu ujungnya.