Liputan6.com, Surabaya Koperasi Konsumen Kana yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, telah menjadi contoh nyata koperasi modern yang berorientasi pada ekspor. Berbeda dengan koperasi tradisional yang lebih fokus pada simpan pinjam, Kana mengedepankan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan memasarkan produk lokal ke pasar internasional. Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang diadakan di Yogyakarta pada 30 April 2025, Koperasi Kana mencuri perhatian berkat pertumbuhannya yang pesat dan kontribusinya terhadap ketahanan pangan nasional.
Henra Saragih, Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi, menegaskan pentingnya peran koperasi dalam perekonomian Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, ia menyatakan, "Pemerintah akan selalu mendukung koperasi yang berfokus pada ekspor, karena ini tidak hanya menunjukkan potensi perkembangan koperasi, tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat secara luas." Meskipun masih sedikit koperasi yang fokus pada ekspor, Henra yakin bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk berkembang.
Koperasi Kana telah berhasil mengembangkan bisnis gula mereka dan menikmati hasil ekspor ke negara-negara seperti Hongkong, Thailand, dan Malaysia. Namun, keberhasilan terbesar mereka tidak hanya terletak pada volume ekspor yang meningkat, tetapi juga dalam pengelolaan koperasi yang dilakukan secara profesional.
Fokus Bisnis Koperasi Kana
Koperasi Kana memiliki fokus utama dalam mengekspor produk-produk UMKM Indonesia, seperti gula merah premium, sarang burung walet, dan minuman kesehatan Sano. Mereka bekerja sama dengan produsen dan pelaku usaha kecil untuk mengembangkan pasar ekspor produk-produk lokal. Dengan jaringan ekspor yang kuat, terutama di Hong Kong, Filipina, dan Malaysia, Kana berkomitmen untuk memperkenalkan produk berkualitas Indonesia ke pasar global.
Jonathan Danang Wardhana, Ketua Koperasi Kana, menyatakan, "Kebutuhan gula domestik yang mencapai 7 juta ton per tahun, dengan hampir 5 juta ton di antaranya harus diimpor, memberikan peluang pasar yang besar bagi kami." Hal ini menunjukkan bahwa Koperasi Kana tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga berusaha untuk mengurangi ketergantungan impor gula.
Selain itu, Koperasi Kana juga memberikan pelatihan dan pengembangan kepada anggota untuk meningkatkan kualitas produk dan daya saing di pasar global. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota melalui perluasan pasar ekspor dan peningkatan pendapatan.
Inovasi dan Kolaborasi untuk Kesuksesan
Inovasi menjadi kunci keberhasilan Koperasi Kana dalam menghadapi tantangan pasar global. Kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penelitian pertanian telah meningkatkan hasil produksi tebu mereka dari 120 ton per hektar menjadi 200 ton per hektar. "Kami berinvestasi dalam teknologi dan mesin yang lebih modern untuk mendukung peningkatan produksi ini," tambah Danang. Inovasi ini tidak hanya menguntungkan Koperasi Kana, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar yang bergantung pada industri gula.
Koperasi Kana juga telah merencanakan ekspansi dengan membuka pabrik baru di Agam, Sumatera Barat, dan Banyuwangi. Danang berharap langkah ini dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat setempat dan semakin memperkuat posisi koperasi di masa depan. "Kami berharap dengan ekspansi ini, Koperasi Kana bisa memberikan lebih banyak kontribusi bagi ekonomi lokal," ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan semangat Koperasi Merah Putih yang bertujuan untuk menggerakkan koperasi di seluruh Indonesia, terutama di desa-desa, untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan memperkuat ketahanan pangan.
Pengakuan Internasional dan Rencana Ke Depan
Produk Sano, salah satu produk unggulan Koperasi Kana, telah mendapatkan pengakuan internasional, terbukti dengan keberhasilannya di ajang Foodex 2024 di Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk lokal Indonesia tidak kalah saing di pasar global. Koperasi Kana berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk lokal lainnya untuk memenuhi permintaan pasar internasional.
Henra Saragih juga menekankan harapannya terhadap Koperasi Merah Putih, dan Danang menyatakan bahwa Koperasi Kana siap untuk berkolaborasi. "Kami sudah melakukan pembicaraan dengan Kementerian Koperasi dan sangat mendukung program ini, terutama untuk para petani tebu di Kediri," tutup Danang dengan optimisme untuk masa depan koperasi.
Koperasi Kana yang berfokus pada ekspor produk UMKM merupakan contoh nyata bahwa koperasi dapat berperan penting dalam meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global. Dengan dukungan pemerintah dan inovasi yang terus dilakukan, diharapkan Koperasi Kana dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.