Liputan6.com, Kendari - Hardiknas 2025, puluhan warga binaan di Lapas Kelas IIA Kendari Sulawesi Tenggara, memiliki harapan yang sama dengan pelajar lainnya di sekolah umum. Saat ini, Lapas tengah mengusung sebuah program jitu agar tahanan bisa ikut belajar, ujian sekolah hingga ujian skripsi dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan.
Program ini, oleh Lapas Kelas IIA Kendari dinamakan kesetaraan kurikulum. Harapannya, narapidana yang masih usia sekolah atau mahasiswa, serta yang ingin belajar paket A, B dan C bisa mendapatkan kesempatan yang sama. Sehingga, mereka memiliki ilmu pengetahuan yang sama saat selesai menjalankan pidana.
Saat mulai diluncurkan tepat pada momen Hardiknas 2025 Jumat (2/5/2025), puluhan narapidana antusias ikut program. Sebanyak 88 warga binaan ikut program pendidikan.
Mereka terdiri dari 25 orang Paket B, 40 orang Paket C, dan sisanya napi lama yang sudah mengikuti kesetaraan kurikulum selama beberapa bulan.
Kegiatan ini, berkolaborasi dengan Sanggar Kegiatan Belajar atau SKB Dinas Pendidikan Kendari, pada Jumat (2/5/2025).
Salah seorang tim pengajar SKB Dinas Pendidikan Kota Kendari, Sarjan mengatakan, program berjalan agar para warga Lapas Kendari bisa mendapat hak pendidikan. Sehingga, saat keluar mereka memiliki ilmu pengetahuan luas dan sama.
“Kita mengacu kurikulum dari Kementerian Pendidikan yang sama dengan sekolah umum, muatan-muatan pembelajarannya sama," ujar Sarjan.
Yang berbeda, kata dia, karateristik mengajar berbeda. Sebab, pembelajaran non-formal. Sehingga, mereka menggunakan pendekatan yang sangat persuasif sekali terhadap warga binaan.
Sarjan melanjutkan, kegiatan ini sudah berlangsung lama. Bahkan, ada beberapa warga binaan sudah menyelesaikan proses pendidikan selama satu semester.
“Setelah kita melaksanakan proses pembelajaran selama satu semester kemudian ini kita akan melakukan ujian akhir semester, dan Alhamdulillah sekarang ini kita sudah berada di semester genap yang akan berakhir pada Juni 2025,” ia menjelaskan.
Pihaknya mengakui, masih ada warga binaan yang sangat tertinggal dari segi pendidikan. Mereka, masuk dalam kelas-kelas khusus. Harapannya, bisa menikmati suasana belajar sama seperti di sekolah umum.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Kendari, Herman Mulawarman menjelaskan, program ini mewadahi warga binaan untuk peningkatan taraf pengetahuan umum. Kata Mulawarman, jika mereka bersungguh-sungguh, bisa melatih kemampuan dan wawasan lebih luas.
“Kami melihat, masih ada warga kami yang buta huruf dan buta aksara, karena memang mereka belum tahu. Ada juga karena beberapa warga binaan yang memang tidak sama sekali tahu bahasa Indonesia, itulah salah satu kendala dalam program pendidikan kesetaraan ini,” ungkapnya.
Herman menjelaskan, selain kerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota, pihaknya juga bekerjasama dengan PKBM. Niat dan aksi mulia ini, sudah berjalan selama empat bulan. Alhamdulillah pengajar dari SKB dan warga binaan ikut berperan aktif di dalamnya.
“Kita juga menerima warga binaan yang mau ikut melanjutkan pendidikan S1 bagi yang mau ujian skripsi dalam lapas," ujarnya.
Dia mengungkapkan, beberapa bulan lalu ada warga binaan dari perguruan tinggi melaksanakan ujian skripsi di Lapas Kelas IIA Kendari. Penyebabnya, ia putus kuliah saat tersandung kasus dan menjalani pidana di Lapas.
Dia memastikan, proses belajar mengajar di Lapas Kelas IIA Kendari, akan dituntaskan sesuai kurikulum yang berlaku untuk tiap jenjang. Hal ini, meliputi ujian sekolah biasa hingga ujian akhir atau skripsi sehingga mereka bisa mendapatkan ijazah sesuai dengan tahap pendidikan yang dijalani.
Mengintip Sel Spesial untuk Napi Teroris Wanita di Lapas Batu Nusakambangan. (Penjelasan Dirjen PAS)