Ketahui Batas Aman Ketinggian Air pada Motor Listrik Saat Terabas Banjir

Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan ekstrem yang sering melanda kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta dan sekitarnya, selalu menghadirkan tantangan besar bagi para pengguna jalan. Khususnya bagi pemilik motor listrik, hingga muncul pertanyaan besar: seberapa aman motor listrik untuk menerjang genangan air atau bahkan banjir?

Motor listrik dianggap lebih tahan untuk menerjang banjir karena motor listrik tidak memiliki komponen mesin pembakaran seperti busi, knalpot, atau karburator, yang rentan ketika kemasukan air, sehingga risiko mogok akibat water hammer (air masuk ruang bakar) menjadi nol.

Meskipun demikian, bukan berarti motor listrik kebal terhadap air. Komponen vital seperti baterai, kontroler (controller), dan dinamo motor penggerak sangat mengandalkan sistem kelistrikan yang harus dilindungi. 

Batas aman rata-rata yang disarankan oleh pakar dan produsen adalah ketinggian air sekitar 20 hingga 30 cm dari permukaan jalan. Batas ini biasanya setara dengan batas bawah dek kaki atau maksimal setinggi as roda. 

Batas ini didasarkan pada standar ketahanan air (Ingress Protection/IP Rating) yang disematkan pada komponen utamanya, seperti IP67 pada baterai.

Ketika ketinggian air mulai melebihi batas aman tersebut disarankan untuk tidak terus menerobosnya, terutama jika mencapai bagian baterai atau kontroler di bawah jok. 

Letak bahaya yang terbesar ada di sambungan kabel yang rentan korsleting jika terendam dalam waktu lama.

Jika terpaksa untuk terobos banjir, para pemilik motor listrik harus lakukan dengan kecepatan sangat rendah dan stabil. 

Menerjang air terlalu cepat justru akan menciptakan gelombang air yang berpotensi mendorong air masuk ke sela-sela kompartemen, memicu korsleting, dan berpotensi merusak sel baterai atau kontroler secara permanen.

Seperti diketahui, ketahanan motor listrik terhadap air sudah ditentukan oleh standar Ingress Protection (IP Rating) pada komponen krusialnya.

Standar IP67 (yang umum dipakai) berarti komponen tersebut kedap debu (angka 6) dan tahan perendaman air hingga kedalaman 1 meter selama 30 menit (angka 7).

Standar ini menjamin bahwa baterai, controller, dan dinamo (motor) tidak akan langsung rusak jika terkena cipratan atau genangan pendek.

Pakar otomotif menyarankan, terlepas dari standar IP67, jangan pernah biarkan air mencapai setengah tinggi roda.

Meskipun baterai terlindungi, air yang masuk ke area bearing (bantalan) roda, rem, dan seal motor listrik dapat menyebabkan karat dan kerusakan jangka panjang.

Dan perlu dipastikan, kontroler dan sambungan kabel jika tidak terisolasi sempurna, bisa menjadi titik masuk air.

Menerobos batas aman 30 cm memiliki risiko yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan motor bensin yang mogok.

Pasalnya, meskipun baterai sudah terlindungi casing IP67, air yang merembes melalui celah seal dapat memicu korsleting pada sel baterai atau konektor internal.

Akibatnya baterai bisa rusak total dan biaya penggantiannya sangat mahal, bisa mencapai 40-50 persen harga motor.

Kemudian, kontroler yang mengatur aliran listrik dari baterai ke motor merupakan komponen elektronik sensitif.

Jika air masuk, dapat terjadi malfungsi yang membuat motor tidak bisa berjalan sama sekali.

Oleh karena itu, selalu utamakan keselamatan dan pencegahan. Jika Anda terpaksa menerobos banjir, ada langkah-langkah yang harus dilakukan:

Menerobos dengan Stabil

Pertahankan kecepatan yang sangat rendah dan stabil. Hindari menaikkan putaran gas secara tiba-tiba, karena ini dapat menciptakan gelombang air tinggi yang membahayakan.

Pengecekan Pasca-Banjir

Setelah berhasil melewati genangan, segera lakukan pengecekan visual. Bawa motor ke bengkel resmi untuk memastikan bearing roda, sistem pengereman, dan area seal pada motor listrik tidak kemasukan air atau lumpur.

Hindari Mengecas Langsung

Jika motor terendam air cukup tinggi, jangan pernah mencoba mengecas baterai segera setelah itu. Jika ada rembesan air di casing baterai, proses pengisian daya dapat memicu korsleting yang berbahaya.