Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau pada penutupan perdagangan Jumat, (9/5/2025). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham memerah.
Mengutip data RTI, IHSG hari ini ditutup naik 0,07% ke posisi 6.832,80. Indeks saham LQ45 bertambah 0,21% ke posisi 765,37. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.882,31 dan level terendah 6.811,77. Sebanyak 341 saham melemah sehingga bebani IHSG. 247 saham menguat dan 217 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.110.731 kali dengan volume perdagangan 19,2 miliar saham. Nilai transaksi harian hanya Rp 9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.510.
Mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham consumer siklikal dan transportasi memimpin koreksi dengan turun 0,80%. Sektor saham basic susut 0,46%, sektor saham industri terpangkas 0,53%, sektor saham consumer nonsiklikal turun 0,10%. Sektor saham infrastruktur melemah 0,06%.
Sementara itu, sektor sektor saham kesehatan bertambah 1,63%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham properti menguat 0,33%, sektor saham teknologi menanjak 0,08%, sektor saham keuangan naik 0,07%, sektor saham energi naik 0,01%.
Pada Jumat pekan ini, saham DKHH turun 14,61% ke posisi Rp 152 per saham. Harga saham DKHH dibuka naik ke posisi Rp 240 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 178 per saham. Harga saham DKHH berada di level tertinggi Rp 240 dan level terendah Rp 152 per saham. Total frekuensi perdagangan 61.456 kali dengan volume perdagangan 3.980.048 saham. Nilai transaksi Rp 73,3 miliar.
Gerak Saham dan Sentimen IHSG
Harga saham ASII ditutup stagnan di posisi Rp 4.780 per saham. Saham ASII dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 4.790 per saham dari penutupan sebelumnya di posisi Rp 4.780 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 4.830 dan level terendah Rp 4.780 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.940 kali dengan volume perdagangan 415.447 saham. Nilai transaksi Rp 199,3 miliar.
Harga saham BBTN ditutup melemah 0,86% ke posisi Rp 1.150 per saham. Saham BBTN dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.165 per saham. Saham BBTN berada di level tertinggi Rp 1.175 dan level terendah Rp 1.130 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.358 kali dengan volume perdagangan 284.974 saham. Nilai transaksi Rp 32,7 miliar.
Sentimen IHSG
Mengutip Antara, riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, Investor berspekulasi AS akan mencapai lebih banyak kesepakatan perdagangan dengan negara lain, sehingga bank sentral AS The Fed tidak perlu memangkas suku bunga secara tajam untuk menopang perekonomian.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Inggris, yang mana bea masuk (tarif) impor sebesar 10 persen tetap berlaku namun AS akan memangkas tarif atas impor mobil dan baja.
Data Ekonomi Jepang
Trump mengatakan kesepakatan dagang dengan Inggris ini akan membuka akses pasar senilai miliaran dolar untuk ekspor AS.
“Trump mengindikasikan negara mitra dagang AS lain juga tidak sabar ingin membuat kesepakatan, terlihat dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang akan segera melakukan perjalanan ke Swiss untuk berbicara dengan pejabat China,” demikian seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, bank sentral AS The Fed dalam Federal Open Market Committee (FOMC) telah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 sampai 4,5 persen, atau sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dari kawasan Asia, data ekonomi terkini Jepang memperlihatkan upah riil turun selama tiga bulan beruntun, atau tertekan oleh inflasi pada saat belanja konsumen naik melampaui ekspektasi.
Upah nominal di Jepang naik 2,1 persen year on year (yoy) pada Maret 2025, atau melambat 2,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya dan lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 2,3 persen (yoy).
Sementara itu, upah riil, setelah disesuaikan dengan inflasi dan indikator utama daya beli konsumen, turun 2,1 persen (yoy) menandai penurunan selama tiga bulan beruntun.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham TAYS melonjak 34,62%
- Saham MPOW melonjak 34,23%
- Saham SKBM melonjak 24,84%
- Saham JATI melonjak 20%
- Saham UVCR melonjak 19,64%
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BTEK merosot 16,67%
- Saham PPRI merosot 14,78%
- Saham DKHH merosot 14,61%
- Saham PNLF merosot 14,44%
- Saham TGUK merosot 13,33%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 783,9 miliar
- Saham ANTM senilai Rp 587,6 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 562 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 425 miliar
- Saham PNLF senilai Rp 271 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham DKHH tercatat 61.456 kali
- Saham PNLF tercatat 50.741 kali
- Saham ANTM tercatat 28.059 kali
- Saham BMRI tercatat 22.971 kali
- Saham BBRI tercatat 22.644 kali
Bursa Saham Asia Pasifik Bervariasi
Pasar Asia Pasifik bergerak beragam pada Jumat karena investor mencermati data ekspor-impor Tiongkok untuk April. Selain itu, investor juga fokus pada pembicaraan perdagangan yang akan datang antara Beijing dan Washington.
Ekspor China melonjak karena pengiriman ke negara-negara Asia Tenggara melonjak, mengimbangi penurunan tajam barang-barang keluar ke AS karena tarif yang sangat tinggi mulai berlaku.
Ekspor naik 8,1% dalam dolar AS pada April dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, data resmi menunjukkan, secara signifikan mengungguli perkiraan kenaikan 1,9% dalam jajak pendapat Reuters. Pengiriman ke AS anjlok lebih dari 21%.
Namun, saham China tidak mendapat dorongan dari data yang kuat karena kekhawatiran tarif membebani sentimen investor. CSI 300 Tiongkok Daratan turun 0,17% menjadi ditutup pada 3.846,16, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,4% sehingga ditutup pada 22.867,74.
Indeks acuan Nikkei 225 Jepang naik 1,56% dan ditutup pada level 37.503,33, sedangkan indeks Topix naik 1,29% dan mengakhiri perdagangan pada level 2.733,49.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,09% dan ditutup pada level 2.577,27, sedangkan indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,97% dan ditutup pada level 722,52. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,48% dan ditutup pada level 8.231,2. Indeks Nifty 50 India turun hampir 1% karena ketegangan antara India dan Pakistan meningkat.