Bursa Saham Asia-Pasifik Bergerak Beragam Hari Ini

10 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada hari Kamis karena investor menunggu rincian tentang perjanjian perdagangan AS-Vietnam yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Rabu.

Dikutip dari CNBC, Kamis (3/7/2025), indeks saham Jepang Nikkei 225 turun 0,15% dan indeks saham Topix turun 0,21%. Sedangkan indeks saham Kospi Korea Selatan naik 0,77% dan indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 0,5%.

S&P/ASX 200 Australia naik 0,13%. Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 24.174, lebih rendah dari penutupan terakhirnya di level 24.221,41. 

AS mengenakan tarif sebesar 20% pada barang-barang yang diimpor dari negara Asia Tenggara tersebut, sementara negara yang terakhir akan mengenakan “Tarif NOL,” kata Trump di Truth Social.

Hal ini terjadi saat batas waktu penangguhan tarif 90 hari Trump semakin dekat.

Kontrak berjangka saham AS sedikit berubah karena para pedagang bersiap untuk laporan pekerjaan besar bulan Juni di bursa berjangka S&P 500 ASdan kontrak berjangka Nasdaq 100sedikit lebih tinggi. Kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Averagenaik 21 poin, atau kurang dari 0,1%.

Sepanjang malam di Amerika Serikat, tiga indeks utama ditutup beragam.  S&P 500  mencetak rekor tertinggi intraday baru  dan ditutup pada rekor lainnya.  Nasdaq Composite  naik 0,94% dan membukukan rekor penutupan 20.393,13.  Dow Jones Industrial Average  turun 10,52 poin, atau 0,02%, dan berakhir pada 44.484,42. 

IHSG Diprediksi Melesat, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 3 Juli 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang naik pada perdagangan Rabu, (3/7/2025). IHSG hari ini akan bergerak di kisaran 6.992-7.050.

IHSG kembali melemah 0,49% ke posisi 6.881 dan masih disertai oleh tekanan jual pada perdagangan Rabu, 2 Juli 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya prediksi posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave (b) sehingga IHSG masih berpeluang menguat ke rentang 6.992-7.050.

“Namun, waspadai akan label merah di mana IHSG akan menguji 6.582-6.721,” kata Herditya.

Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.824,6.752 dan level resistance 6.994,7.085 pada perdagangan Kamis pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan resistance 6.810-6.960.

Rekomendasi SahamUntuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi Saham

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) - Buy on Weakness

Saham BBNI menguat 0,25% ke 4.020 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BBNI saat ini berada pada bagian dari wave (c) dari wave [b], sehingga BBNI masih rawan untuk melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 3.810-3.980

Target Price: 4.210, 4.390

Stoploss: below 3.770

2.PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) - Buy on Weakness

Saham BFIN terkoreksi 1,23% ke 800 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Saat ini, posisi BFIN berada pada bagian dari wave [ii] dari wave C, sehingga BFIN masih rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.

Buy on Weakness: 770-785

Target Price: 825, 860

Stoploss: below 750

3.PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) - Buy on Weakness

Saham ENRG terkoreksi 1,20% ke 330 dan disertai oleh tekanan jual. Herditya mengatakan, pihaknya memperkirakan, posisi ENRG sedang berada pada bagian dari wave (4) sehingga ENRG masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu.

Buy on Weakness: 302-322

Target Price: 360, 394

Stoploss: below 288

4.PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) - Spec Buy

Saham PGEO terkoreksi 1,81% ke 1.360 dan masih didominasi tekanan jual. "Selama masih mampu berada di atas 1,265 sebagai stoplossnya,  posisi PGEO sedang berada di awal wave 5 dari wave (1)," ujar Herditya.

Spec Buy: 1.300-1.350

Target Price: 1.460, 1.505

Stoploss: below 1.265

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kementerian Keuangan menetapkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 di kisaran 4,7%-5% yang lebih rendah dibandingkan target dalam APBN 2025 sebesar 5,2%.

Penyesuaian ini dilakukan seiring dengan proyeksi lembaga internasional yakni Bank Dunia dan IMF yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7% pada 2025.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga pertumbuhan ekonomi mendekati 5% dengan mengandalkan berbagai stimulus dan percepatan belanja negara, terutama untuk program-program prioritas yang berdampak besar terhadap ekonomi.

Di tengah ketidakpastian global, pemerintah akan memanfaatkan instrument fiskal untuk menjalankan kebijakan counter-cylical melalui program unggulan antara lain makan bergizi gratis (MBG), subsidi FLPP perumahan, sekolah rakyat dan inisiatif lain yang memiliki efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Menkeu Sri Mulyani juga prediksi pertumbuhan ekonomi semester I 2025 masih dapat mencapai sekitar 5%, meskipun proyeksi dari lembaga internasional prediksi lebih rendah.

Untuk kuartal II, kinerja ekonomi diharapkan dapat melanjutkan tren positif dari kuartal I 2025 dengan dukungan stimulus yang bertujuan menjaga daya beli masyarakat dan memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga sepanjang tahun.

“Kami menilai proyeksi pertumbuhan perekonomian Indonesia masih cukup baik disbanding dengan negara lain, penurunan proyeksi ini juga wajar karena sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian perekonomian dan geopolitik global,” demikian seperti dikutip.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |