Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Senin (17/3/2025). IHSG akan bergerak naik ke posisi 6.756-6.850.
IHSG anjlok 1,98 persen ke posisi 6.515 dan masih didominasi oleh tekanan jual pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, saat ini posisi IHSG diperkirakan masih rawan koreksi ke rentang area 6.413-6.464 untuk membentuk bagian dari wave (b) dari wave B. "Setelahnya, IHSG berpeluang menguat ke rentang 6.756-6.850 pada skenario hitam," ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.361,6.246 dan level resistance 6.698,6.818 pada perdagangan awal pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di 6.520-6.750.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), dan PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT PP London Sumatera Tbk (LSIP), dan PT Timah Tbk (TINS).
Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Astra International Tbk (ASII) - Buy on Weakness
Saham ASII terkoreksi 2,23% ke 4.620 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya memperkirakan, posisi ASII saat ini berada pada bagian dari wave [y] dari wave 2, sehingga ASII masih rawan melanjutkan koreksinya.
Buy on Weakness: 4.500-4.600
Target Price: 4.800, 4.970
Stoploss: below 4,.470
2.PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) - Spec Buy
Saham CBDK terkoreksi 2,81% ke 6.050 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi CBDK saat ini berada di akhir wave [iii] dari wave 3, sehingga koreksinya akan relatif terbatas dan berpeluang menguat," ujar dia.
Spec Buy: 5.650-5.775
Target Price: 6.200, 6.375
Stoploss: below 5.425
3. PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) - Buy on Weakness
Saham LSIP terkoreksi ke 1.120 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi LSIP saat ini berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [c], sehingga LSIP masih rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.
Buy on Weakness: 1.075-1.105
Target Price: 1.160, 1.195
Stoploss: below 1.020
4. PT Timah Tbk (TINS) - Buy on Weakness
Saham TINS menguat 6,19% ke 1.030 disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA200. "Kami perkirakan, posisi TINS sedang berada di akhir wave (a) dari wave [b], sehingga TINS rawan terkoreksi untuk membentuk wave (b)," kata Herditya.
Buy on Weakness: 955-1.000
Target Price: 1.110, 1.150
Stoploss: below 880
IHSG Terperosok 1,98 Persen Hari Ini 14 Maret 2025, Apa Penyebabnya?
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Jumat (14/3/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,98 persen ke posisi 6.515,63. Indeks saham LQ45 merosot 1,53 persen ke posisi 726,97. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.653,32 dan level terendah 6.514,69. Sebanyak 384 saham melemah sehingga menekan IHSG. 205 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.034.117 kali dengan volume perdagangan 15, 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.344.
Harga saham NISP terpangkas 0,77 persen ke posisi Rp 1.285 per saham. Harga saham NISP dibuka turun lima poin ke posisi Rp 1.290 per saham. Saham NISP berada di level tertinggi Rp 1.300 dan level terendah Rp 1.280 per saham. Total frekuensi perdagangan 543 kali dengan volume perdagangan 31.060 saham. Nilai transaksi Rp 3,7 miliar.
Saham HGII terpangkas 1,69 persen ke posisi Rp 174 per saham. Harga saham HGII dibuka stagnan di posisi Rp 177 per saham. Harga saham HGII berada di level tertinggi Rp 177 dan terendah Rp 171 per saham. Total frekuensi perdagangan 732 kali dengan volume perdagangan 172.085 saham. Nilai transaksi Rp 3,2 miliar.
Saham ACES terpangkas 6,98 persen ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham ACES dibuka stagnan di posisi Rp 645 per saham. Saham ACES berada di level tertinggi Rp 645 dan level terendah Rp 590 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.653 kali dengan volume perdagangan 410.419 saham. Nilai transaksi Rp 25 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham consumer naik 0,67 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 12,71 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi melemah 1,04 persen, sektor saham basic susut 1,05 persen, sektor saham industri susut 0,38 persen.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 1,13 persen, sektor saham kesehatan merosot 1,16 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,90 persen, sektor saham properti terperosok 0,91 persen.
Lalu sektor saham infrastruktur terpangkas 0,95 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,70 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG diprediksi seiring meningkatnya kekhawatiran investor akan perang dagang yang terjadi ditambah dengan ada potensi resesi.
“Kemudian investor juga akan menanti ada rilis data suku bunga the Federal Reserve (the Fed),” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com
Ia menambahkan, dari domestik, ada defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengindikasikan ada perlambatan ekonomi domestik. “Pergerakan IHSG dibebani koreksi DCII hingga menyentuh ARB,” kata dia.