Gula Gait, Jejak Manis Kalimantan Timur dalam Potongan Kayu yang Menggoda

1 day ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Gula Gait, sebuah gula tradisional khas Kalimantan Timur yang unik, tak hanya karena rasanya yang khas tetapi juga karena tampilannya yang menyerupai potongan kayu kecil.

Bentuk fisiknya yang memanjang, keras, dan menyerupai serpihan kayu kerap membuat orang luar mengira ini adalah sesuatu yang tidak bisa dimakan, padahal justru itulah kekhasan yang membedakannya. Gula Gait sejatinya merupakan hasil dari proses pengolahan gula aren dan gula putih yang dicampur dan dimasak hingga mengental, lalu ditarik atau dibentuk sedemikian rupa hingga mengeras dan menyerupai gulali padat.

Di beberapa daerah Kalimantan Timur, terutama di kawasan pedalaman atau perkampungan tradisional, Gula Gait bukan sekadar jajanan atau cemilan manis, tetapi juga bagian dari tradisi lokal yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Anak-anak di masa lalu biasa menikmati Gula Gait sebagai pengganti permen, dengan cara mengunyahnya perlahan hingga meleleh di mulut, atau mencelupkannya ke dalam teh hangat untuk menambah rasa manis alami. Keistimewaan Gula Gait tidak hanya terletak pada rasanya yang memadukan manis pekat khas gula aren dengan sensasi ringan dari gula putih, tetapi juga pada nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Di tengah gempuran makanan cepat saji dan permen buatan pabrik yang mudah ditemui di minimarket, Gula Gait tetap bertahan sebagai simbol kesederhanaan dan kekayaan rasa lokal yang autentik. Proses pembuatannya pun terbilang cukup rumit dan membutuhkan keterampilan khusus.

Gula aren harus dimasak dalam suhu tinggi, kemudian dicampur dengan gula pasir putih dalam proporsi tertentu, sambil terus diaduk agar tidak gosong. Setelah mencapai tingkat kekentalan yang tepat, campuran tersebut ditarik dan dibentuk secara manual menggunakan tangan yang sudah terbiasa dengan panasnya adonan.

Karena itu, tidak sembarang orang bisa membuat Gula Gait dengan sempurna. Ketelitian dan ketepatan rasa menjadi kunci utama dalam menghasilkan potongan-potongan kayu manis ini.

Simak Video Pilihan Ini:

Detik-Detik Kepanikan Warga Saat Gempa Bantul M6,4

Makanan Tradisional

Di beberapa daerah, pembuat Gula Gait bahkan dianggap sebagai penjaga tradisi yang harus dihormati, karena keterampilan mereka bukan hanya menciptakan makanan, tetapi juga menjaga warisan budaya agar tidak hilang ditelan zaman.

Meski kini eksistensinya mulai tergeser oleh produk-produk modern, Gula Gait masih dapat ditemukan di pasar tradisional atau dalam event kebudayaan daerah, biasanya dijajakan oleh pedagang kecil atau pembuat asli dari desa-desa sekitar Samarinda, Kutai Kartanegara, hingga Berau.

Beberapa komunitas pelestari makanan lokal bahkan mulai mengenalkan Gula Gait sebagai bagian dari identitas kuliner Kalimantan Timur yang patut dibanggakan. Dalam pameran budaya, Gula Gait seringkali menjadi daya tarik tersendiri karena bentuknya yang unik dan rasanya yang tidak bisa dibandingkan dengan permen buatan pabrik.

Bahkan beberapa wisatawan asing yang berkunjung ke Kalimantan menganggap Gula Gait sebagai cokelat tradisional Indonesia karena sensasi manis dan padatnya yang mengingatkan mereka pada toffee atau hard caramel. Dalam konteks pariwisata, Gula Gait berpotensi besar untuk diangkat sebagai produk unggulan daerah yang tidak hanya memperkenalkan rasa, tetapi juga kisah di balik pembuatannya.

Gula Gait juga menyimpan potensi besar untuk dikembangkan secara ekonomi jika dikelola dengan pendekatan yang tepat, termasuk pengemasan yang lebih menarik tanpa menghilangkan keaslian rasa dan bentuknya.

Dengan sedikit inovasi, seperti penggabungan dengan rasa-rasa lokal seperti durian, pandan, atau jahe, Gula Gait bisa menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk generasi muda yang haus akan hal-hal baru namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.

Di era ketika makanan tradisional mulai ditinggalkan karena dianggap kuno, upaya mengangkat kembali Gula Gait bukan sekadar tindakan nostalgia, melainkan juga langkah penting dalam menjaga identitas kuliner daerah.

Gula Gait adalah saksi bisu dari cara masyarakat Kalimantan Timur menikmati hidup dengan kesederhanaan, kehangatan keluarga, dan rasa syukur terhadap alam yang menyediakan bahan-bahan alami untuk kehidupan. Potongan-potongan manis ini bukan hanya suguhan rasa, melainkan juga serpihan sejarah yang menunggu untuk kembali dikenang dan dirayakan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |