Liputan6.com, Gorontalo - Di tengah semangat membangun generasi muda yang melek ekonomi syariah dan adaptif terhadap digitalisasi keuangan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo meluncurkan tiga program edukatif yang menyasar lingkungan sekolah.
Program tersebut meliputi Ekonomi dan Keuangan Syariah Masuk Sekolah (POSKO), Cinta Bangga Paham Rupiah (CBP Rupiah), serta Belajar Bersama Kami Mengenal QRIS (BERSINAR).
Peluncuran yang berlangsung di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Gorontalo ini tidak sekadar seremoni. Ia menjadi penanda awal dari ikhtiar panjang membumikan literasi ekonomi dan keuangan berbasis syariah serta memperkenalkan sistem pembayaran digital kepada pelajar sejak dini.
Tak kurang dari 500 siswa dan guru dari berbagai madrasah aliyah hadir, menunjukkan antusiasme yang besar terhadap tema yang selama ini kerap dianggap "berat" untuk usia sekolah.
“Program ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menanamkan fondasi ekonomi syariah di kalangan pelajar, memperkuat kecintaan terhadap Rupiah, dan memperluas pemahaman tentang transaksi digital melalui QRIS,” kata Kepala Perwakilan BI Gorontalo, Bambang Satya Permana Kepada Liputan6.com
Menurut Bambang, POSKO secara khusus dirancang untuk menyisipkan materi ekonomi dan keuangan syariah dalam pelajaran ekonomi dan fiqih di Madrasah Aliyah.
Sementara CBP Rupiah ditujukan untuk pelajar MI, MTs, hingga MA, guna menumbuhkan kebanggaan dan pemahaman terhadap mata uang nasional.
Di sisi lain, program BERSINAR menjadi jembatan pengenalan transaksi digital lewat teknologi QRIS — sistem pembayaran berbasis QR code yang kini semakin dibutuhkan di era tanpa uang tunai.
Namun, upaya ini tidak lahir dalam ruang hampa. Sejak Maret 2025, BI bersama tim Kelompok Kerja Guru Ekonomi MA telah menyusun bahan ajar melalui workshop yang kemudian dilanjutkan dengan pelatihan khusus bagi para guru dalam bentuk Training of Trainers (ToT).
Proses ini menjadi fondasi penting agar penyampaian materi tidak hanya tepat sasaran, tetapi juga kontekstual dengan kebutuhan siswa madrasah.
“Bukan sekadar peluncuran, ini adalah perjalanan literasi jangka panjang. Kami rancang hingga Februari 2026, dengan roadshow, implementasi di kelas, dan evaluasi berkala,” ujar Bambang.
Simak juga video pilihan berikut:
Warganet Protes: Relief Jenderal Soedirman di Underpass Purwokerto Tak Mirip dan Tak Layak
Membekali Generasi Muda
Implementasi tahap pertama program POSKO telah dimulai sejak April 2025, dengan evaluasi awal pada akhir Mei. Tahap kedua akan digelar sepanjang Juli hingga September, sementara CBP Rupiah dan BERSINAR menyusul pada semester berikutnya.
Targetnya jelas, membekali generasi muda tidak hanya dengan pengetahuan, tapi juga kesadaran untuk menjadi bagian dari sistem keuangan yang sehat, beretika, dan inklusif.
“Dengan semangat mencari berkah, mari kita istiqomah menebarkan literasi ekonomi syariah, cinta dan bangga pada Rupiah, serta kemudahan transaksi digital di Provinsi Gorontalo,” tutup Bambang.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, M. Muflih B. Fattah yang turut hadir, menyambut inisiatif ini sebagai langkah strategis yang bersinergi dengan kurikulum madrasah.
“Kita ingin siswa madrasah tidak hanya paham agama, tapi juga siap menjadi pelaku ekonomi syariah masa depan,” ujarnya.
Program ini juga menjadi ruang kolaborasi antara lembaga negara, pendidik, dan siswa, dengan harapan dapat melahirkan ekosistem pembelajaran yang adaptif terhadap perkembangan zaman — tanpa kehilangan nilai-nilai spiritual dan kebangsaan.
Bank Indonesia turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru ekonomi dan fiqih, tim pengembang bahan ajar, serta dukungan penuh dari Kemenag Provinsi Gorontalo. Dalam kolaborasi seperti inilah, mimpi besar tentang ekonomi syariah yang membumi dapat tumbuh dari ruang-ruang kelas madrasah.