Liputan6.com, Jakarta - Jika ada satu jenis kue yang mampu merangkum kenangan, budaya, serta kehangatan khas Tanah Toraja dalam satu gigitan, maka Deppa Tori adalah jawabannya.
Kue tradisional Toraja ini tidak hanya sekadar kudapan manis, tetapi juga merupakan simbol dari keramahan dan kekayaan kuliner yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Toraja.
Dalam setiap bentuk lonjong dan balutan gula merah yang legit, tersimpan kisah tentang tradisi, perayaan, dan hubungan erat antarwarga yang saling berbagi. Tidak heran bila Deppa Tori menjadi pilihan utama sebagai oleh-oleh, karena selain menggoda selera, ia juga membawa pulang sepotong kisah dari dataran tinggi Sulawesi Selatan yang begitu khas dan penuh warna.
Proses pembuatan Deppa Tori sebenarnya cukup sederhana, namun di balik kesederhanaan bahan-bahannya, tersembunyi filosofi dan kearifan lokal yang mengagumkan.
Campuran antara tepung beras dan tepung ketan memberi tekstur yang kenyal namun tetap ringan, sementara gula merah cair yang menjadi bahan utama pemanisnya memberikan cita rasa manis yang tidak menyengat, melainkan hangat dan dalam seolah mencerminkan karakter masyarakat Toraja yang bersahaja namun penuh makna.
Taburan wijen di atasnya bukan hanya sekadar pemanis tampilan, tetapi juga memberikan aroma khas serta tekstur renyah yang memperkaya pengalaman mengunyah. Proses memasaknya yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menjadi cerminan bagaimana masyarakat Toraja memaknai setiap proses kehidupan dengan ketulusan dan kesungguhan.
Popularitas Deppa Tori sebagai oleh-oleh bukan tanpa alasan. Selain bentuknya yang praktis dan daya tahannya yang cukup lama, rasa manis dan legit yang dimilikinya sangat cocok dengan lidah siapa pun, baik masyarakat lokal maupun wisatawan.
Simak Video Pilihan Ini:
Upaya Evakuasi 8 Pekerja Terjebak di Lubang Tambang, ESDM Turunkan Alat Canggih
Kue Tradisional
Kue ini juga sangat serasi dinikmati bersama secangkir teh atau kopi Toraja yang terkenal dengan aroma kuat dan cita rasa yang khas. Kombinasi antara Deppa Tori yang lembut dan manis dengan minuman hangat menciptakan sensasi bersantai yang sempurna di sore hari, terutama saat kabut mulai turun menyelimuti perbukitan Toraja.
Banyak pengunjung yang akhirnya kembali membeli kue ini bukan hanya karena rasanya, tetapi karena kenangan yang melekat dalam suasana ketika pertama kali mereka mencicipinya sebuah pengalaman yang membawa nostalgia dan kehangatan.
Lebih dari sekadar jajanan, Deppa Tori merupakan bentuk representasi dari budaya kuliner yang masih sangat dijaga eksistensinya oleh masyarakat Toraja. Di tengah gempuran makanan modern dan globalisasi kuliner, kue ini tetap bertahan sebagai salah satu warisan rasa yang tidak tergantikan.
Bahkan dalam berbagai upacara adat maupun perayaan tradisional, Deppa Tori kerap hadir sebagai pelengkap sajian, membuktikan betapa melekatnya makanan ini dalam struktur sosial dan budaya Toraja.
Keberadaannya menjadi pengingat bahwa makanan bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga tentang bagaimana kita terhubung dengan akar, sejarah, dan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Maka dari itu, mencicipi Deppa Tori bukan hanya soal menikmati manisnya kue tradisional, tetapi juga tentang meresapi kekayaan budaya dan keindahan jiwa masyarakat Toraja yang begitu dalam.
Penulis: Belvana Fasya Saad