Berpotensi Longsor Susulan, Badan Geologi Minta Warga Sekitar Arjasari Mengungsi

1 hour ago 1

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta warga yang berada dekat dengan lokasi bencana tanah longsor di Kampung Condong RT.06 dan RT 07 RW 09, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, untuk segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Bukan tanpa sebab, Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan, daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsor susulan.

"Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda yang lebih besar," ujar Lana dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).

Lana juga mengimbau kepada petugas gabungan pencarian dan pertolongan (SAR) korban longsor agar memperhatikan cuaca dan lereng terjal, agar tidak melakukan pencarian pada saat dan setelah hujan deras, karena daerah ini masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan yang bisa menimpa atau menimbun petugas.

Sementara untuk bangunan atau rumah warga yang terdampak gerakan tanah atau rusak akibat material tanah longsor, direkomendasikan direlokasi ke daerah yang aman dari bencana gerakan tanah atau tanah longsor.

"Perlu pemasangan rambu-rambu rawan gerakan tanah atau tanah longsor serta jalur evakuasi di sekitar lokasi bencana dan daerah yang berpotensi terjadinya gerakan tanah atau longsor susulan. Patuhi anjuran dan instruksi petugas yang berwenang," kata Lana.

Seluruh kelompok masyarakat dan petugas yang berwenang diharapkan pula melakukan pemantauan secara rutin agar bisa mendeteksi lebih dini terkait potensi gerakan tanah atau longsor susulan.

Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa dan informasi pendukung lainnya per 6 Desember 2025 pukul 13.00 WIB dampak gerakan tanah atau tanah longsor di Kawasan Arjasari, Kabupaten Bandung menyebabkan lima rumah rusak berat, 100 unit rumah terdampak, tiga orang tertimbun dan belum ditemukan, satu orang luka-luka dan 400 orang diungsikan.

Perkiraan Faktor Penyebab Longsor

Lana menerangkan bencana gerakan tanah atau tanah longsor yang terjadi diperkirakan berupa longsoran tanah tipe rotasional yang disebabkan oleh kondisi geologi dan kemiringan lereng yang curam dan dipicu oleh curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup lama.

Faktor penyebabnya diperkirakan karena kemiringan lereng yang curam dan kondisi tanah pelapukan yang bersifat gembur, sarang dan mudah luruh terkena air.

"Sistem penataan air permukaan (drainase) di sekitar lokasi bencana yang kurang baik dan terakumulasi di area lokasi gerakan tanah atau tanah longsor, dipicu oleh curah hujan yang tinggi dengan durasi yang cukup lama," ungkap Lana.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Jawa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992) batuan penyusun di di lokasi bencana termasuk kedalam satuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb) yang terdiri dari perselingan lava, breksi, tuf, bersusunan andesit dan hornblenda.

Sedangkan berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian ESDM 2016, daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah.

"Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Pada bulan Desember 2025 Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerain ESDM, Desember 2025), daerah bencana terletak pada Potensi Terjadi Gerakan Tanah Menengah, artinya Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah," ungkap Lana.

Lana menegaskan pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

3 Warga Masih Dalam Pencarian

Sebelumnya dilaporkan, longsor melanda Kampung Condong, Desa Wargaluyu, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, pada Jumat (5/12/2025). Akibat kejadian ini, empat rumah tertimbun dan tiga warga dilaporkan hilang.

Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat di Bandung, mengonfirmasi peristiwa tersebut dan menyebut pihaknya sedang melakukan asesmen.

"Betul (terjadi longsor), tapi data lengkapnya masih menunggu dari BPBD Kabupaten Bandung," kata Hadi lewat pesan singkat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menerima laporan bahwa korban tertimbun ketika lereng di belakang rumah runtuh akibat hujan deras.

Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan setempat masih melakukan pencarian hingga Jumat malam. Lokasi pencarian cukup sulit karena kondisi tanah yang labil dan potensi longsor susulan.

Sementara itu, Kapolsek Pameungpeuk Ajun Komisaris Asep Dedi membenarkan satu dari empat orang yang menjadi korban saat ini telah berhasil diselamatkan. Sementara tiga lainnya, yaitu Aisyah (70), Citra (19), dan Alfa (15) saat ini diduga masih tertimbun tanah longsor.

"Korban atas nama Ramdan (15) berhasil diselamatkan, namun mengalami luka di bagian kepala. Saat ini dirawat di RS Nambo," ujarnya.

Asep menjelaskan, longsor terjadi di lereng Gunung Sinapeul yang memiliki ketinggian sekitar 80 meter. Curah hujan tinggi di sekitar wilayah dinilai menjadi pemicu longsor dan menyebabkan empat rumah warga tertimpa material tanah.

Dia menambahkan, sekitar 100 kepala keluarga harus dievakuasi dari lokasi rawan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |