Tari Tide-Tide, Gerak Mistis tentang Kesuburan dan Kehidupan dalam Upacara Sakral

20 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gemuruh kemajuan zaman yang perlahan menggeser nilai tradisional, masih terdapat ruang sakral yang tetap dijaga dengan teguh oleh masyarakat adat di Maluku Utara.

Salah satunya adalah Tari Tide Tide, sebuah warisan budaya Halmahera Utara yang tak hanya mengandalkan keindahan gerak dan irama, melainkan menyimpan makna yang sangat dalam tentang kehidupan, kesuburan, dan kekuatan mistik yang dipercayai menjadi bagian dari alam semesta.

Tari Tide-Tide sering kali menjadi sajian utama dalam berbagai upacara penting, terutama dalam pernikahan dan hajatan besar lainnya, di mana kehadirannya dianggap bukan sekadar hiburan semata, melainkan sebagai bagian dari ritus pemanggilan restu semesta.

Dengan gerakan yang lemah gemulai namun penuh kekuatan spiritual, tarian ini menjadi simbol keberlanjutan kehidupan, doa untuk keturunan, serta penyeimbang antara dunia kasat mata dan yang tak terlihat. Tak heran bila sebelum tarian ini ditampilkan, seringkali dilakukan ritual pembuka oleh tetua adat untuk membuka jalan agar energi yang disalurkan sampai kepada para leluhur dan roh penjaga alam.

Tari Tide-Tide memiliki struktur koreografi yang unik karena tidak hanya dirancang sebagai pertunjukan estetika, tetapi juga menyatu erat dengan struktur sosial dan kepercayaan masyarakat setempat.

Setiap gerakan dalam tarian ini memiliki arti tersendiri—mulai dari mengayunkan tangan ke atas sebagai simbol permohonan pada langit untuk menyiramkan hujan, gerakan memutar sebagai bentuk harmonisasi antara manusia dan bumi, hingga langkah-langkah kecil nan teratur yang melambangkan perjalanan hidup yang penuh tantangan namun tetap dijalani dengan kesabaran.

Penari Tide-Tide biasanya adalah perempuan, sebagai simbol utama kesuburan dan kekuatan penciptaan, namun dalam beberapa varian tarian, laki-laki juga dapat terlibat sebagai penyeimbang energi maskulin dan feminin.

Musik pengiring yang digunakan pun bukan sembarang musik, melainkan alat-alat tradisional seperti gendang, gong kecil, dan suling bambu yang diyakini memiliki frekuensi suara khusus untuk memanggil harmoni alam.

Bahkan, busana para penari sering kali dihiasi dengan motif-motif tertentu yang dianggap sakral, seperti pola bunga atau simbol matahari, yang merupakan lambang dari kehidupan dan siklus alam.

Pesan Mendalam

Salah satu daya tarik dari Tari Tide-Tide adalah keberadaannya yang sangat kontekstual, karena tidak bisa dipisahkan dari momen-momen penting dalam kehidupan masyarakat, terutama saat prosesi pernikahan berlangsung.

Dalam tradisi pernikahan adat, Tari Tide-Tide menjadi pengantar doa agar pasangan pengantin mendapatkan keberkahan hidup, memiliki keturunan yang sehat, dan dijauhkan dari berbagai mara bahaya. Tarian ini biasanya dibawakan setelah sesi upacara adat atau sebelum jamuan makan dimulai, sebagai bentuk penyambutan dan pemberian restu kepada kedua mempelai.

Bahkan di beberapa daerah, penampilan Tari Tide-Tide dipercaya mampu menetralisasi energi negatif yang mungkin terbawa oleh tamu dari luar kampung, menjadikan upacara pernikahan tidak hanya sebagai perayaan cinta dua insan, tetapi juga sebagai peristiwa spiritual yang mempertemukan berbagai kekuatan alam dalam harmoni.

Ketika para penari mulai mengisi ruang dengan lenggak-lenggok mereka yang perlahan namun menghipnotis, seluruh tamu akan diam, menyaksikan dengan takzim karena mereka tahu bahwa di balik keindahan tarian tersebut sedang terjadi percakapan rahasia antara manusia dan kekuatan alam yang lebih besar.

Dalam konteks yang lebih luas, Tari Tide-Tide juga menjadi simbol perlawanan terhadap pelupaan budaya dan penetrasi budaya luar yang semakin deras. Masyarakat adat menjadikan tari ini sebagai identitas mereka, sebagai pernyataan bahwa mereka masih ada, masih menjaga dan merawat nilai-nilai leluhur yang diwariskan dengan penuh cinta dan kehati-hatian.

Bahkan, beberapa komunitas kini mulai memasukkan Tari Tide-Tide dalam festival budaya dan kegiatan pelestarian budaya daerah agar generasi muda tidak terputus dari akar tradisinya. Di sekolah-sekolah lokal, tarian ini mulai diajarkan sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal, dengan harapan agar anak-anak sejak dini mengenal dan bangga terhadap kekayaan budaya sendiri.

Meski ada kekhawatiran bahwa esensi mistik dan spiritual dari tarian ini bisa berkurang ketika dimodifikasi untuk panggung modern, namun para tetua adat tetap berupaya menjaga jiwa tarian agar tidak hilang dalam adaptasi tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa Tari Tide-Tide bukan hanya sekadar bentuk tarian, melainkan sistem nilai dan cara pandang hidup yang kompleks tentang hubungan manusia dengan alam, leluhur, dan keberlangsungan kehidupan itu sendiri. Tari Tide-Tide dengan demikian adalah salah satu pusaka budaya yang menjadi jembatan antara masa lalu yang sakral dengan masa kini yang dinamis.

Keindahan tarian ini tidak hanya terletak pada gerak dan musiknya, tetapi pada pesan mendalam yang dikandungnya, tentang kesuburan yang menjadi awal kehidupan, tentang kekuatan mistik yang melindungi dan membimbing, dan tentang bagaimana manusia semestinya hidup selaras dengan alam serta menghormati warisan leluhur.

Dalam setiap putaran tubuh penari, dalam setiap ketukan alat musik tradisional, masyarakat tidak hanya menonton pertunjukan, tetapi menyaksikan upacara spiritual yang membungkus harapan-harapan mereka akan masa depan yang makmur dan harmonis.

Maka selama Tari Tide-Tide masih ditarikan, selama langkah-langkah mistis itu masih menyentuh tanah leluhur, budaya dan identitas suatu bangsa akan tetap menyala dalam denyut kehidupan yang tak pernah padam.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |