PT PP Tak Bagi Dividen, Laba Buat Cadangan Modal Garap Proyek

8 hours ago 10

Liputan6.com, Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari keuntungan tahun buku 2024. Perseroan menahan dividen sebagai modal kerja untuk menggarap proyek kedepannya.

Direktur Utama PT PP, Novel Arsyad menegaskan keputusan menahan dividen itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024.

"Tadi sebenarnya sudah dibahas dalam RUPS itu sebagai cadangan keuntungan yang ada," ungkap Novel di Kantor PTPP, di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menyampaikan alasan perusahaan menjadikan dividen itu sebagai cadangan modal. Menurutnya, ada kebutuhan modal yang tinggi baru perusahaan konstruksi.

"Karena pertama adalah di sektor konstruksi, khususnya BUMN Karya ini kan terkait dengan modal kerja ini cukup tight (ketat) banget," kata dia.

Agus juga melihat ada pengaruh dari pengetatan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah. Diketahui, pemerintah baru membuka sebagian blokir anggaran untuk sektor konstruksi.

"Apalagi sebagaimana kita ketahui di periode triwulan pertama ini kan baru beberapa (kementerian/lembaga) buka blokir anggaran," ucapnya.

Dia mencontohkan, anggaran bagi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru dibuka. Serta, sebagian anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang juga dikucurkan bertahap.

"Itu kan baru beberapa, khususnya yang di IKN ini sudah dan di Kementerian PU ini juga bertahap. Nah tentunya cadangan ini kita gunakan untuk memperkuat struktur permodalan kita," tegas dia.

Kinerja Keuangan PTPP

Sebagai informasi, PTPP meraup pendapatan Rp 19,81 triliun pada 2024. Angka ini naik 7,3 persen dari Rp 18,46 triliun pada 2023.

Kemudian, laba bersih perusahaan juga mengalami kenaikan 1,85 persen, dari Rp 127 miliar di 2023 menjadi Rp 129 miliar pada 2024. Aset perusahaan juga naik 0,11 persen dari Rp 56,52 triliun di 2023 menjadi Rp 56,59 triliun pada 2024. Lalu, ekuitas perusahaan yang naik 0,74 persen dari Rp 15,14 triliun di 2023 jadi Rp 15.25 triliun pada 2024.

Sementara itu, perolehan kontrak baru PTPP mengalami penurunan 14,45 persen dari Rp 31,67 triliun di 2023 menjadi Rp 27,09 triliun di 2024. Tingkat liabilitas perusahaan juga turun tipis 0,11 persen dari Rp 41,38 triliun jadi Rp 41,33 triliun.

PTPP Raih Kontrak Rp 6,2 Triliun per Maret 2025

Diberitakan sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk, perusahaan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi dan investasi, mencatat kinerja positif selama triwulan pertama tahun 2025.

Dikutip dari laporan tertulisnya, Kamis (17/4/2025), hingga akhir Maret, perusahaan berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 6,275 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 32% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (Year-on-Year).

Capaian ini juga melampaui target kuartalan sebesar 151% dan telah memenuhi 21% dari total target kontrak baru yang dicanangkan untuk tahun 2025.

Poyek BUMN dan Swasta Dominasi Portofolio Kontrak Baru

Sebagian besar kontrak baru yang diperoleh PT PP bersumber dari proyek-proyek BUMN, yakni sebesar 52,1%. Disusul oleh proyek dari sektor swasta sebesar 28,6%, dan sisanya berasal dari proyek pemerintah sebesar 19,3%.

Jika dilihat berdasarkan sektor, proyek pelabuhan menjadi kontributor terbesar dengan porsi 37,2%, diikuti oleh sektor gedung 32,9%, jalan dan jembatan 22,6%, bendungan 4,3%, irigasi 2,8%, serta migas sebesar 0,3%.

Proyek Strategis Dongkrak Nilai Kontrak di Maret 2025

Pada Maret 2025, PT PP mengamankan beberapa proyek besar yang mendorong lonjakan signifikan dalam nilai kontraknya. Dua proyek terbesar yang berhasil diraih adalah Proyek New Priok East Access (NPEA) Seksi II senilai Rp2,33 triliun serta Proyek Mandiri Financial Center di kawasan PIK yang bernilai Rp878,3 miliar.

Corporate Secretary PT PP, Joko Raharjo, mengungkapkan bahwa proyek NPEA menjadi pendorong utama kenaikan nilai kontrak sebesar 116% dibandingkan Februari 2025.

"Ini juga menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi dasar optimisme perusahaan untuk terus mengejar target pemasaran hingga akhir tahun," katanya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |