Nostalgia Romansa Pesan Pager, Si Kecil Mungil yang Penuh Kenangan

2 weeks ago 19

Starko (PT Motorollain Corporation)

PT Motorollain bisa dibilang sebagai pionir dari sistem penyeranta di Indonesia. Berdiri pada 1976, PT Motorollain awalnya hanya beroperasi di Jakarta saja secara lokal, namun seiring waktu pemerintah memberikan izin untuk meluaskan wilayah operasinya secara nasional, mencakup 18 kota, antara lain Jakarta, Medan, Batam, Palembang, Lampung, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, dan Makassar.

Selain menjadi operator pager, PT Motorollain juga menjadi agen tunggal dari perangkat penyeranta merek Motorola yang populer di Indonesia pada saat itu. Operasi dari Starko awalnya cukup terbatas karena hanya populer di kalangan tenaga medis, dan baru pada 1992 perusahaan ini mendapatkan keuntungan. Memasuki pertengahan 1990-an operasional Starko terus meningkat, mencapai 115.000 pengguna. Bukan tanpa sebab, selain sebagai penyerenta, Starko juga menawarkan layanan berita dan informasi valuta asing dan harga emas.

Starpage (PT Duta Pertiwi Sentosa)

Starpage berdiri pada pertengahan 1985, dan baru benar-benar mendapat pengguna yang masif pada 1990-an sehingga bisa meluaskan operasionalnya. Dalam masa kejayaan pager, PT Duta bisa meraih 150 pelanggan baru per bulan, memiliki 65.000 pelanggan dan memiliki operasional di beberapa kota besar Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Denpasar, Batam, Lampung, Cirebon, Makassar, Jakarta, dan Bogor.

Namun seiring dengan krisis ekonomi dan mulai meningkatnya popularitas telepon genggam, pengguna jasa Starpage semakin melorot, dari 80.000 pengguna pada 1997, menjadi 16.000 pada 2001, serta pendapatannya menurun dari Rp2 Miliar (1997) menjadi hanya Rp500 juta (2001). Untuk mengatasi hal ini, pihak Starpage terpaksa melakukan PHK karyawannya pada 2001. 

Berdiri pada 1994, perusahaan operator pager ini langsung meraup 40.000 pengguna layanannya pada 1996. Pasar utamanya berada di Pulau Jawa, antara lain Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung, ditambah kota Samarinda. Pada tahun itu juga, Indolink diakuisisi oleh pengelola Starpage, PT Duta Pertiwi Santosa. Walaupun demikian, seiring waktu, pengguna Indolink pun makin menyusut.

SkyTel (PT Skytelindo Services)

SkyTel menjadi salah satu perusahaan operator pager di Indonepsia yang berbentuk perusahaan patungan dengan perusahaan asing. Antara lain Kedaung Group (lewat PT Infokom Primanusa) sebesar 51% saham, Singapore Telecom 30%,  dan Mobile Telecommunication International AS 19%. Sistem penyerentanya diberi nama SkyTel dan diluncurkan pada 28 Juli 1993. Modal yang disiapkan adalah US$ 8,1 juta, dan pada 1997 sudah berada di posisi kedua dengan 86.000 pelanggan terbanyak, serta beroperasi di banyak kota besar di Jawa ditambah Batam dan Medan.

Sisi menarik Skytel adalah layanan berita dari sejumlah surat kabar yang dikirim dengan penyeranta, layanan mengirim pesan ke 6 kota di Indonesia secara gratis bernama SkyZone, dan layanan VSAT yang membuat pemakainnya bisa mengirim pesan dari luar negeri dengan gratis. Pada 2001, akhirnya SkyTel diakuisisi Starpage.

EasyCall (PT Telematrixindo)

Operator pager EasyCall merupakan yang pertama mendapatkan lisensi beroperasi nasional. Didirikan pada April 1992 dengan modal Rp1,2 miliar, merek EasyCall diluncurkan di Indonesia pada akhir 1993. Nama EasyCall bukan berasal dari Indonesia, melainkan awalnya dikenalkan pertama kali di Filipina pada 1988, dan selanjutnya di beberapa negara seperti Polandia, Malaysia, dan Finlandia. Mayoritas saham perusahaan ini dimiliki oleh Telstra Australia, lewat PT Finasindo Griyartha sebesar 75%, berpatungan dengan Koppostel. Pada 1997, tercatat perusahaan ini memiliki 55.000 pelanggan, menjadikannya operator terbesar keempat di Indonesia.

NusaPage (PT Persada Komindo)

Didirikan pada 1993, NusaPage beroperasi pada 1997 di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya, dan mencatat 24.000 pelanggan. Pihak NusaPage menawarkan teknologi baru yang bernama "Flex" yang diklaim membuat baterai awet serta pesan lebih baik. NusaPage juga menjalin kerjasama dengan Garuda Indonesia sebagai penyelenggara sistem pager-nya.Pada 1997, perusahaan ini mengambilalih perusahaan saudaranya, yaitu NusaLink.

Telepage (PT Buana Bintang Bayu)

Berdiri dan mulai beroperasi pada 1995, awalnya perusahaan operator pager ini menargetkan pengguna 3.000 orang. Namun pada 1997, operator ini mencatat 14.000 pengguna dan operasionalnya ada di Yogyakarta, Jabodetabek, Medan, Bandung, Surabaya, Semarang dan Malang. Sebagian saham perusahaan ini dimiliki oleh operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom dan perusahaan Rajawali Corporation, Telekomindo Primabhakti.

Metrotel (PT Selarasindo Mulia)

Baru diluncurkan pada 1996, setahun kemudian penggunanya sudah mencapai 12.000 orang, dan sudah beroperasi di beberapa kota besar di Pulau Jawa ditambah Dumai dan Pekanbaru. Di awal beroperasinya, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan Bitnet Komunikasindo (perusahaan milik Elang Mahkota Teknologi), yang memungkinkan pengguna internet langsung mengirim pesan mereka menggunakan pager Metrotel tanpa bantuan operator, ditambah dengan fitur cek email otomatis yang membuat pengguna Metrotel tidak harus membuka komputer mereka beberapa kali. Fitur lain yang ditawarkan adalah "Cellular Link" yang membuat SMS dapat diterima di pager Metrotel. Metrotel menargetkan mereka akan menasional pada 1999. Perusahaan yang dimiliki oleh Centralindo Panca Sakti ini kemudian berhenti beroperasi pada 2002.

Personal (PT Hutchison Sewu)

Perusahaan ini didirikan pada awal 1996, sebagai patungan antara konglomerasi agrobisnis Gunung Sewu (42,5%) dan raksasa telekomunikasi Hong Kong, Hutchison Telecommunications (57,5%) yang pada saat itu merupakan operator pager terbesar di sana. Modal yang digelontorkan adalah US$ 8,6 juta. Target awal pasarnya adalah Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan target pelanggan 20.000 pada akhir 1996. Produknya dikenal dengan nama Personal ini pada tahun 1997, penggunanya mencapai 10.800 orang dan beroperasi di Jabodetabek, Bandung, Jember dan Surabaya. Selanjutnya, perusahaan ini kemudian beralih tangan ke pemilik Starpage, PT Duta Pertiwi Sentosa. Penggunanya bersama dengan Starpage dan Indolink pada 2001 tercatat sebesar 16.000.

Multipage (PT Raya Pertiwi Semesta)

Operasi perusahaan ini hanya terbatas di Jabodetabek saja. Didirikan pada 1993, perusahaaan ini dimiliki oleh Grup Lyman (milik pengusaha Susanta Lyman). Pada tahun 1997, perusahaan ini menjalin kerjasama dengan MBf Multifinance dan PT Investindo Nusa Permata dalam menyediakan kartu kredit bagi para penggunanya yang ditargetkan sebesar 8.000. Pada 1998 penggunanya sudah mencapai 55.000.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |