Liputan6.com, Gunungkidul - Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispusip) Kabupaten Gunungkidul menghadapi berbagai tantangan sepanjang tahun 2024. Upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) serta kesadaran pentingnya pengelolaan arsip menjadi fokus utama dinas ini.
Menurut kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul, Kurworo menyebut salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan IPLM yang mencerminkan kemampuan masyarakat dalam mengakses dan memanfaatkan informasi atau rendahnya minat baca menjadi kendala utama. “Untuk itu kami melalui berbagai program inovatif, seperti layanan Wi-Fi gratis, perpustakaan keliling, dan program Sajisaka (Satu Jiwa Satu Pustaka) yang menggalang hibah buku jadi terobosan untuk antisipasi kendala tersebut,” kata dia.
Selain itu, kendala keterbatasan sumber daya manusia menjadi tantangan besar, terutama dalam optimalisasi layanan bus Lajang Cakap (Layanan Antar Jemput Anak Gunungkidul Calon Pemustaka) untuk akses Perpustakaan ke Wilayah terpencil. “Meskipun aplikasi Srikandi (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi) telah diterapkan untuk pengelolaan arsip, tantangan muncul dari ketergantungan pada server pusat yang membatasi pengendalian lokal,” ungkapnya.
Tantangan berikutnya, Kusworo menyampaikan terkait keterbatasan Anggaran dan Tenaga Profesional. Dalam hal ini, dengan anggaran lebih dari dua pertiga dialokasikan untuk gaji pegawai, pengembangan program literasi dan arsip sangat terbatas. Sementara itu, kekurangan tenaga pustakawan dan arsiparis diatasi dengan usulan perekrutan PPPK dan optimalisasi tenaga harian lepas. Ditambah lagi minimnya kesadaran akan pentingnya arsip masih rendah. “Dinas terus melakukan sosialisasi dan melibatkan Forum Komunikasi Arsiparis (FKA) untuk mendorong pengelolaan arsip yang lebih baik hingga tingkat Kalurahan dan BUMD,” jelasnya.
Meski demikian, DPAD sepanjang tahun 2024 ini mengalami kenaikan indeks dan digitalisasi, dimana IPLM meningkat signifikan dari 55,02 menjadi 73,39. Sedangkan tingkat digitalisasi arsip mencapai 86,59% dengan nilai kategori "Memuaskan". “Sebanyak 1.200 arsip berhasil diunggah ke Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN). Serta, berkat program inovatif seperti perpustakaan keliling dan Duta Baca untuk siswa SMP jumlah kunjungan melonjak dari 3.486 ke 8.275 pengunjung, ,” paparnya.
Kini lanjut Kusworo hibah buku dari berbagai pihak, termasuk CSR Sahid J Walk dan UGM, menambah koleksi hingga 5.920 eksemplar. Ditambahkan lagi dengan program SAJISAKA berhasil mendistribusikan 2.831 buku ke 95 penerima, termasuk sekolah dan taman bacaan.
Penghargaan dan Pengakuan
Sementara itu, berbagai penghargaan dan pengakuan antara lain Anugerah Nasional Sandya Pradiya dari GPMB Nasional, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) menjadi percontohan untuk 12 negara anggota Colombo Plan. “DPAD juga menjadi Juara I Gunungkidul Digital Talent dan penghargaan Best Collaboration Stakeholder Category dari Rumah BUMN,” jelasnya.
Implementasi perpustakaan digital melalui aplikasi ePusdaGunungkidul mempermudah akses masyarakat, sementara aplikasi SIKN JIKN memungkinkan arsip diakses secara online juga diraih. Bahkan perpustakaan kini menjadi pusat kegiatan masyarakat dengan pelatihan dan pemberdayaan berbasis inklusi sosial. “Hingga tahun 2024, sebanyak 60 perpustakaan kalurahan telah direplikasi menjadi pusat inklusi sosial,” tuturnya.
Kusworo berharap,Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul terus berkomitmen meningkatkan literasi masyarakat dan kesadaran pentingnya arsip. Dengan kolaborasi berbagai pihak, termasuk komunitas, sekolah, dan institusi, diharapkan literasi dan pengelolaan arsip semakin terintegrasi dan membawa manfaat yang lebih luas.