Saham ASML Langsung Melonjak Dampak AS Sanksi Industri Semikonduktor China

2 months ago 67

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan semikonduktor ternama dunia ASML Holding N.V. melonjak menyusul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri semikonduktor China.

Melansir CNBC International, Minggu (1/12/2024) saham ASML naik sekitar 2,9% pada perdagangan Jumat sore 29 November 2024 di Eropa.

Saham Tokyo Electron juga ditutup naik 6,7% di Jepang tempat perusahaan itu diperdagangkan.

Analis di Jefferies mengatakan ASML sebelumnya telah mengarahkan penurunan pendapatannya sebesar 30% dari China tahun depan.

Pengecualian perusahaan tersebut dapat berarti bahwa penjualan ASML di China menurun lebih sedikit dari yang diharapkan tahun depan, kata Jefferies.

Laporan Bloomberg menyebutkan bahwa AS sedang mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk membatasi penjualan peralatan semikonduktor dan chip memori AI ke China, tetapi aturan baru itu belum termasuk proposal sebelumnya yang dianggap lebih ketat.

Biro Industri Departemen Perdagangan AS juga enggan mengomentari laporan Bloomberg.

AS sekarang mempertimbangkan untuk menambahkan lebih sedikit pemasok ke raksasa teknologi China Huawei ke daftar hitam ekspor yang dikenal sebagai Daftar Entitas. Menurut laporan itu, satu perusahaan China utama yang tidak akan ditambahkan adalah ChangXin Memory Technologies, sebuah perusahaan memori dan pesaing potensial bagi perusahaan seperti SK Hynix dan Samsung.

Diketahui, ASML telah terperangkap dalam bidikan persaingan teknologi AS dan China atas semikonduktor karena posisi kritis perusahaan asal Belanda tersebut dalam rantai pasokan chip.

ASML memproduksi mesin yang dibutuhkan oleh pembuat chip untuk memproduksi semikonduktor paling canggih. Mesin-mesin tersebut belum diekspor ke China karena berbagai kontrol ekspor. Baru-baru ini, pemerintah Belanda dan AS telah memberlakukan pembatasan yang mempersulit ASML untuk mengekspor beberapa mesinnya yang kurang canggih ke China.

Wall Street Perkasa, Dow Jones Melonjak 200 Poin dan S&P 500 Cetak Rekor

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau biasa disebut Wall Street bergerak menguat pada penutupan perdagangan pekan ini. Indeks acuan Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 naik ke level tertinggi baru pada perdagangan Jumat dan menutup perdagangan di bulan November dengan kuat.

Mengutip CNBC, Sabtu (30/11/2024), indeks saham S&P 500 naik 0,56% menjadi 6.032,38, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,83% menjadi 19.218,17. Dow Jones naik 188,59 poin atau 0,42%, hingga berakhir pada 44.910,65.

Baik Dow Jones maupun S&P 500 mencatat level tertinggi intraday dan penutupan baru.

Sebagian momentum kenaikan berasal dari saham-saham perusahaan chip, yang melonjak setelah Bloomberg melaporkan bahwa pemerintahan Joe Biden tidak akan terlalu memberikan hambatan tambahan pada penjualan peralatan semikonduktor ke China.

Lam Research naik lebih dari 3%, sementara Nvidia melonjak lebih dari 2%. ETF iShares Semiconductor (SOXX) naik 1,3%.

Pergerakan tersebut terjadi saat para pedagang menanti akhir minggu dan bulan yang menguntungkan. Perdagangan November sebagian besar berpusat pada reli pascapemilu yang terlihat di balik kemenangan Presiden terpilih Donald Trump.

Dow naik 1,4% minggu ini, sehingga kenaikannya untuk November menjadi 7,5%. S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 1,1% pada minggu ini, mengakhiri bulan kedua terakhir tahun 2024 lebih tinggi masing-masing lebih dari 5% dan 6%.

Dengan kenaikan tersebut, Dow dan S&P 500 mencatat bulan terbaik mereka di tahun 2024.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |