Saham KOKA Masuk Pantauan Bursa Setelah Naik Tak Wajar

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Koka Indonesia Tbk (KOKA). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham KOKA di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Pada perdagangan hari ini, Selasa 4 Februari 2025, saham KOKA terpantau melaju di zona merah setelah mengalami kenaikan signifikan. Saham KOKA turun 9,09 persen ke posisi 100 saat berita ditulis. Meski begitu, saham KOKA telah naik 51,52 persen sepekan, dan naik 53,85 persen sejak awal tahun atau year to date (YTD).

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham KOKA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2/2025).

Saham KOKA terpantau mulai alami kenaikan signifikan pada penutupan 30 Januari 2024. Sebelumnya, saham KOKA berada di kisaran 60-70an. Pada 24 Januari 2025, KOKA ditutup pada posisi 67. Namun, pada hari perdagangan berikutnya, KOKA ditutup pada posisi 74. Kenaikan berlanjut.

Pada Jumat 31 Januari 2025 KOKA mencapai posisi 82. Saham kOKA melanjutkan laju di zona hijau dan berhasil mencatatkan posisi tertingginya di 101, sebelum turun pada hari ini.

Catatan saja, pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham KOKA, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Imbauan kepada Investor

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi. PT Koka Indonesia didirikan di Jakarta, Indonesia pada 2011.

Perusahaan bergerak di bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior, furniture, dan lain-lain.

Perusahaan ini memiliki kualifikasi yang tinggi untuk konstruksi bangunan, konstruksi industri pabrik, serta jembatan dan terowongan. PT Koka Indonesia telah melakukan serangkaian proyek rekayasa investasi dan konstruksi di Indonesia untuk publik. Perusahaan meningkatkan sistem manajemen mutu, kesehatan kerja, sistem manajemen keselamatan berdasarkan standar ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001

Koka Indonesia Incar Laba Bersih Rp 40 Miliar Usai IPO

Sebelumnya, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengincar pertumbuhan laba bersih dan pendapatan usai menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Direktur Keuangan Koka Indonesia Michael Albert menuturkan, pihaknya membidik pertumbuhan laba bersih hingga Rp 40 miliar pada 2023. Sedangkan, untuk pendapatan diharapkan bisa meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya. 

"Kalau net income-nya target kami sampai Rp 40 miliar," kata Michael saat ditemui di BEI, Rabu (11/11/2023). 

Di samping itu, ia menjelaskan, Perseroan bakal memperluas pasar usai menggelar IPO. Jadi, Koka Indonesia tidak hanya mengejar pangsa pasar China dan Indonesia saja. Perseroan pun optimistis pasar Indonesia masih cerah. 

"Kami juga mau ekspansi untuk investasi di material yang panjang, itu kami sudah bangun pabriknya juga di Semarang dengan nama PT Cahaya Mega Beton. Itu juga agar PT Koka Indonesia Tbk bisa selalu berkontribusi, bukan hanya di jasanya saja, tapi juga bisa di segi material untuk membangun infrastruktur di Indonesia," kata dia. 

Ia mengatakan, untuk pabrik di Semarang tersebut bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp 300 miliar per tahunnya. Perseroan juga akan terus melakukan penjajakan untuk membangun pabrik di luar Semarang agar bisa ekspansi lebih luas.

Di sisi lain, Perseroan juga telah menyuplai kebutuhan untuk proyek kereta cepat (KCIC). Bahkan, Perseroan juga sedang menyasar ke pembangunan jalan tol dan infrastruktur lainnya.  

Michael bilang, pihaknya mengincar proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan berharap agar nilai kontrak tahun depan bisa lebih tinggi dari tahun ini. Sebagai catatan, hingga saat ini nilai kontrak yang telah dikantongi sebesar Rp 200 miliar. 

IPO Koka Indonesia

Melansir keterangan resminya, PT Koka Indonesia Tbk, perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior dan furniture, pada hari ini telah resmi mencatatkan sahamnya dengan kode saham KOKA.

Jumlah saham yang dilepas dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak 715.333.000 lembar saham baru yang mewakili 25 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp 128 per lembar saham. Dengan demikian Koka akan memperoleh dana sebesar Rp 91,5 Miliar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 366 Miliar. 

Dana yang dihimpun dari hasil IPO akan digunakan sekitar 17 persen untuk belanja modal meliputi pengadaan alat berat baru, dan sisanya sekitar 83 persen akan digunakan untuk modal kerja meliputi pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek. 

PT Koka Indonesia Tbk telah menunjuk UOB Kay Hian Sekuritas dan KGI Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi.

Kinerja Perseroan setelah pandemi Covid-19 secara konsisten bertumbuh. Pada 2022, Perseroan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 183 miliar atau naik sekitar 131 persen dari pencapaian 2021 sebesar Rp 140 miliar. Perseroan juga mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 19 miliar selama 2022, tumbuh 75 persen dari pencapaian 2021.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |