Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak signifikan pada perdagangan 14-17 April 2025. Penguatan IHSG didorong data makro ekonomi seperti cadangan devisa Indonesia sebesar USD 157 miliar.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (18/4/2025), IHSG melonjak 2,81% ke posisi 6.483,26 dari pekan lalu di posisi 6.262,22.
Kenaikan IHSG juga diikuti kapitalisasi pasar BEI pada pekan ini. Kapitalisasi pasar BEI naik 3,98% menjadi Rp 11.120 triliun dari pekan lalu Rp Rp 10.695 triliun.
Lonjakan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang naik 19,22% menjadi 22,54 miliar saham dari 18,90 miliar saham pada pekan lalu.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 2,81% di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. "Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut dikarenakan terjadinya eskalasi perang dagang, di mana Amerika Serikat (AS) kembali memberikan tarif sebesar 245% kepada China,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, terdapat rilis data cadangan devisa Indonesia sebesar USD 157 miliar dan Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia yang terkontraksi ke level 121.
Selain itu, selama sepekan, investor asing mencatat aksi jual saham Rp 13,68 triliun. Aksi jual selama sepekan ini lebih besar dari pekan lalu yang mencapai Rp 5,93 triliun. Dengan demikian sepanjang 2025, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 49,55 triliun.
“Beberapa hal yang menyebabkan outflow kami perkirakan karena ketidakpastian global atas adanya eskalasi perang dagang, kemudian adanya profit taking dan kemudian switching aset ke instrumen yang minim risiko,” kata dia.
Prediksi IHSG Pekan Depan
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih berpeluang menguat meski ada koreksi dalam jangka pendek terlebih dahulu. IHSG akan bergerak di level support 6.086 dan level resistance 6.510. Untuk pekan depan, sentimen yang akan bayangi IHSG antara lain rilis suku bunga Bank Indonesia (BI) dan neraca dagang Indonesia. Selain itu, menurut Herditya, investor masih mencermati perkembangan perang dagang.
Di tengah penguatan IHSG, rata-rata frekuensi transaksi harian melemah 1,01% menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,17 juta kali transaksi pada pekan lalu.
“Perubahan turut terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan yaitu sebesar 1,7% menjadi Rp 14,56 triliun dari Rp 14,81 triliun pada pekan sebelumnya,” tutur dia.
Pencatatan Saham
BEI juga mencatat pada pekan ini, periode 14-17 April 2025, terdapat dua pencatatan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengawali pekan ini, pada Senin, 14 April 2025, perdagangan dibuka oleh PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dalam rangka pencatatan perdana sahamnya. FORE yang tercatat di Papan Pengembangan BEI, bergerak dalam bidang bisnis kedai kopi. FORE menjadi perusahaan ke-12 yang tercatat di BEI pada tahun 2025 dengan total fundraised sebesar Rp353,44 miliar.
Kemudian pada Selasa, 15 April 2025, perdagangan BEI dibuka oleh PT Medela Potentia Tbk (MDLA) dalam rangka pencatatan perdana sahamnya. MDLA yang tercatat di Papan Utama BEI, bergerak pada sektor Kesehatan dengan sub industri Farmasi. MDLA menjadi perusahaan ke-13 yang tercatat di BEI pada 2025 dengan total fundraised sebesar Rp658 miliar.
Penutupan IHSG pada 8-11 April 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok usai libur panjang Lebaran tepatnya pada 8-11 April 2025. Sentimen perang dagang membayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG merosot 3,82 persen ke posisi 6.262,22 selama sepekan. Kondisi ini berbeda dari sebelum libur panjang Lebaran 2025. IHSG naik 4,03 persen pada 24-27 Maret 2025.
Selain itu, kapitalisasi pasar BEI terpangkas 3,88 persen menjadi Rp 10.695 triliun dari pekan lalu Rp 11.126 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG turun 3,82 persen didorong perang dagang. Pada 2 April 2025, AS telah menetapkan tarif resiprokal atau timbal balik bagi beberapa negara termasuk China.
“Hal tersebut berdampak negatif bagi pelaku pasar, sehingga cukup banyak outflow dari pasar saham ke instrument investasi yang lebih minim risiko seperti emas,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya mengatakan, pergerakan pasar saham juga cenderung volatile akibat adanya “tarik ulur” dari tarif impor ini yang saat ini sedang mengalami penundaan selama 90 hari bagi beberapa negara kecuali China.
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG masih lesu. IHSG akan bergerak di level support 6.090 dan level resistance 6.320.
"(IHSG-red) yang akan dipengaruhi oleh masih dari perang dagang, kemudian akan ada rilis data cadangan devisa Indonesia dan GDP China serta penjualan ritel AS,” kata dia.
Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian BEI anjlok 20,38 persen menjadi Rp 14,81 triliun dari Rp 18,60 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian melompat 16,16 persen menjadi 1,18 juta kali transaksi dari 1,02 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Peningkatan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 0,71 persen menjadi 18,90 miliar saham dari 18,88 miliar saham pada pekan lalu.
Aksi Jual Investor Asing
Selama sepekan sesudah libur panjang Lebaran, investor asing lepas saham Rp 5,93 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan sebelumnya terjadi aksi beli oleh investor asing yang mencapai Rp 3,25 triliun. Sepanjang 2025, investor asing lepas saham Rp 35,86 triliun.
Seluruh sektor saham kompak tertekan. Sektor saham teknologi catat koreksi terbesar dengan merosot 7,08%. Sektor saham consumer siklikal terpangkas 6,05% dan sektor saham industri melemah 4,68%.
Sementara itu, sektor saham energi susut 3,82% sektor saham basc material melemah 4,2%, sektor saham consumer nonsiklikal terperosok 2,06%. Lalu sektor saham perawatan kesehatan susut 1,46%, sektor saham keuangan tergelincir 2,18%, dan sektor saham properti melemah 3,88%. Selanjutnya sektor saham infrastruktur susut 2,76% dan sektor saham transportasi dan logistic terpangkas 2,31%.