Mengawal Suara Rakyat di Tengah Kepungan Banjir

2 weeks ago 17

Liputan6.com, Pekanbaru - Gumpalan awan kelabu mulai menyelimuti langit Dusun Planduk dan Sei Kuti Jaya, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau. Bergelayut di atmosfer bersiap memuntahkan butiran air pada Selasa petang, 26 November 2024. Banjir pun tak terelakkan.

Hari itu, 2 sampan sepanjang 6 meter lebih dan lebar 1 meter beriringan menembus genangan air di perkebunan sawit. Buritannya terdapat mesin penggerak mini dengan besi kendali agar jalannya stabil melawan arus.

Kecepatannya tidak kencang, tak pula pelan. Di atas alat transportasi dari kayu itu berjejer sejumlah kotak putih bertuliskan "KPU PEMILIHAN 2024" dibalut plastik.

Di sampan ada personel Polres Rohul, TNI, panitia pemilihan kecamatan hingga sekretaris camat, setia memegangi kotak agar tidak terjatuh. Maklum, di sekitar sampan merupakan "sungai dadakan" setelah hujan berintensitas tinggi turun beberapa hari sebelumnya.

"Agak cepat ya bang, tapi hati-hati melewati banjir ini. Jangan sampai oleng sampannya, jatuh semua nanti ke air," seru Ajun Komisaris Polisi (AKP) Buyung Kardinal kepada pengemudi sampan.

AKP Buyung merupakan Kapolsek Kunto Darussalam, jajaran Polda Riau di Polres Rohul. Permintaannya kepada pengemudi sangat beralasan karena bawaannya sangat vital untuk dipergunakan pada 27 November 2024.

Kotak-kotak itu berisi logistik pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Semuanya akan dipergunakan dalam pemilihan 3 pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur Provinsi Riau serta 5 Paslon bupati dan wakil bupati Rohul.

Sebelumnya, rombongan pengawalan tersebut berangkat dari gudang logistik kecamatan sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka menuju 4 tempat pemungutan suara (TPS) di Dusun Sei Planduk dan Sei Kuti Jaya.

Pada kondisi normal, perjalanan ke TPS tujuan tak butuh waktu lama via jalur darat. Namun beberapa jam sebelum berangkat, rombongan mendapat kabar debit terus naik dan membuat 4 TPS dipindahkan ke lokasi lain.

"TPS dipindahkan ke depan rumah RT setempat yang belum terjangkau banjir. Lokasi TPS awal terendam sehingga tidak mungkin dipakai," ujar Buyung.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sampai Malam

Bencana alam ini membuat sampan menjadi alternatif satu-satunya menjangkau 2 dusun tersebut. Kewaspadaan jadi kewajiban karena perjalanan menempuh luapan Sungai Rokan.

"Selama perjalanan tidak tampak lagi daratan, kecuali pohon sawit. Salah kemudi melewati arus bisa terbalik sampannya," cerita Buyung.

Dalam perjalanan, ketegangan sempat menghiasi raut wajah rombongan. Hembusan angin kencang diiringi rintik-rintik hujan perlahan turun dari awan mendung yang menelan birunya langit.

Beruntung, kondisi seperti demikian tak berlangsung lama. Rombongan pengawalan logistik Pilkada Rohul menepi ke lokasi yang tidak terjangkau air ketika matahari ditelan upuk barat.

"Logistik akhirnya sampai jam 9 malam. Langsung dikerahkan ke 4 TPS setelah disambut kelompok penyelenggara pemilihan suara," Buyung bernapas lega.

Mewakili Kapolres Rohul Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Budi Setiyono, Buyung berterimakasih kepada RW dan RT setempat karena setia menunggu logistik lalu mendistribusikan ke TPS pengganti. Begitu juga kepada prajurit TNI yang ikut berpartisipasi sehingga logistik Pilkada tetap kering.

"Tanpa sinergitas TNI-Polri, distribusi tidak akan lancar. Kepada personel Polsek yang ikut serta Panwascam, Sekretaris Camat dan lainnya, saya berterimakasih," imbuh Buyung.

Esok harinya, Buyung mendapat laporan pemungutan suara di TPS 9 dan TPS 26 Dusun Sei Kuti Jaya serta TPS 13 dan TPS 23 Dusun Planduk, Kelurahan Kota Lama, berjalan kondusif. Pemilih juga silih berganti datang ke TPS pengganti tersebut.

Menurut Buyung, antusiasme masyarakat di tengah bencana alam menjadi energi tambahan melaksanakan Operasi Mantap Praja Lancang Kuning 2024. Ini sekaligus sebagai motivasi mengawal tahapan demi tahapan Pilkada hingga tuntas.

"Banjir tidak menyurutkan semangat kami mengawal Pilkada. Polri bekerja sama dengan semua pihak memastikan hak suara masyarakat tetap terpenuhi," tegas Buyung.

Rawan Banjir

Dari awal, ancaman bencana hidrometeorologi mendapatkan perhatian dari Polda Riau, khususnya wilayah hukum Polres Rohul, karena berkategori rawan banjir. Luapan sungai sering terjadi sejak tahapan kampanye bermula kemudian surut lagi.

Berdasarkan data, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rohul menyiapkan 1.151 TPS meskipun banjir mengintai. Pada hari pelaksanaan, ada sejumlah TPS terlambat buka karena tergenang air sehingga harus direlokasi mendadak.

Ketua KPU Rohul Cepi Abdul Husen menjelaskan, relokasi TPS membuat pemungutan suara dimulai pukul 09.00 WIB. Keadaan ini ternyata tak menjadi penghambat warga memilih pemimpin 5 tahun ke depan.

Dari aspek hukum, kondisi ini bukanlah pelanggaran karena waktunya diperpanjang sesuai jam keterlambatan pembukaan TPS. Surat Edaran KPU Nomor 2734 menjadi dasar acuan.

"Surat edaran ini mengatur pemungutan suara tetap berjalan dengan pemindahan TPS ke tempat lebih tinggi ketika banjir," tegas Cepi.

Cepi menerangkan, ada 34 TPS terendam banjir. TPS itu terdapat di Kecamatan Rokan Koto sebanyak 3 TPS, Bonai Darussalam 7 TPS, Kunto Darussalam 4 TPS, Kepenuhan 4 TPS, Pagaran Tapah, Kabun 8 TPS, Kepenuhan Hulu 1 TPS terendam, Rambah Hilir 4 TPS dan Rambah Samo 1 TPS.

Sebagai solusi, lokasi puluhan TPS itu dipindah sehari sebelum pemungutan, beberapa jam sebelum pemilihan dan ada pula yang bertahan. Distribusi logistik juga tak mengalami kendala berarti.

"Kekurangan bisa teratasi cepat sehingga menjadi bukti bencana alam tidak menyurutkan semangat demokrasi," katanya.

Kalahkan Golput

Semangat pantang surut berdemokrasi saat banjir ini diamini Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono. Dia menyatakan angka golongan putih atau Golput kalah telak dibanding partisipasi masyarakat.

Budi menguraikan, daftar pemilih tetap di Rohul ada 389.669. Pada rapat pleno terbuka rekapitulasi suara KPU, sebanyak 267.158 warga menggunakan hak pilih dengan rincian suara sah sebanyak 254.326 dan suara tidak sah 12.832.

"Itu untuk pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur. Sementara untuk bupati dan wakil bupati Rohul ada 273.509 pemilih dengan rincian suara sah 266.757 dan suara tidak sah 6.752." kata Budi pada 10 Desember 2024.

Mengacu pada angka itu, Budi menyatakan partisipasi atau warga datang ke TPS sangat tinggi dengan persentase 70 persen lebih.

"Hal ini menunjukkan kesadaran tinggi dan kedewasaan masyarakat berdemokrasi, ini kemenangan warga di Kabupaten Rohul," ujar Budi.

Budi menjelaskan, kunci kesuksesan Pilkada Rohul tak lepas dari tunjuk ajar Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi H.Mohammad Iqbal S.I.K., M.H. Arahan anggota bersinergi dengan semua pihak mensosialisasikan Pilkada damai berjalan baik.

Saban hari, jajaran Polres Rohul menjalankan program cooling system inisiasi mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu. Perwira hingga bintara rajin menyambangi pelosok desa mengajak masyarakat berpartisipasi dalam Pilkada.

Tidak hanya di aula kecamatan, kelurahan dan desa, lembaga pendidikan tak luput didatangi polisi untuk mengajak pemilih pemula memeriahkan pesta demokrasi. Warung, pasar tradisional hingga pos ronda menjadi tempat polisi menjalin silaturahmi serta berbaur dengan masyarakat.

"Ajakan utama adalah jangan Golput, selanjutnya mengajak masyarakat memilih pemimpin untuk Riau dan Rohul lebih baik ke depannya," terang Budi.

Gandeng Semua Pihak

Sebagai daerah dengan sebutan Negeri Seribu Suluk, kepolisian menggandeng tokoh tasawuf dan tarekat serta tokoh agama lainnya mewujudkan Pilkada damai. Harmonisasi ke tokoh lintas agama dirawat dengan mendatangi gereja.

Pun begitu tokoh adat. Mereka diajak menjadi filter menangkal kabar hoaks di media sosial yang bisa memecah persatuan di tengah perbedaan pilihan, khususnya menjauhi isu-isu provokatif dan sensitif berbau suku, agama, ras dan antar golongan.

Polres Rohul dalam beberapa bulan terakhir membombardir media sosial, media mainstream seperti cetak, online dan televisi dengan berita-berita penuh kesejukan. Masyarakat dibekali cara-cara mengindentifikasi kabar hoaks lalu menangkalnya.

"Setiap Polsek gelar doa bersama. Terakhir doa lintas tokoh agama di Polres beberapa hari sebelum pencoblosan, yang mana pastor, pendeta dan ustaz gantian berdoa agar Pilkada damai di Rohul dan Riau terwujud," ulas Budi.

Selama tahapan Pilkada berlangsung, khususnya masa kampanye, tensi politik antar pendukung berhasil diminimalisir. Polisi tidak menemukan konflik sosial meski ada 5 Paslon bupati dan wakil bupati berkontestasi.

Khusus mendinginkan tensi 5 Paslon, Polres menyelenggarakan deklarasi Pilkada aman, damai dan kondusif. Bahkan Paslon diajak mengikuti lomba memasak menjaga kekompakan.

Membuat masakan diibaratkan memadukan ragam bumbu-bumbu. Racikannya harus sesuai takaran dan tidak ada yang melewati batas sehingga menghasilkan hidangan nan lezat.

"Begitu juga dalam pesta demokrasi, harus saling melengkapi untuk kemajuan daerah," katanya.

Gugatan ke MK

Di sisi lain, hasil Pilkada Rohul masuk salah satu daftar perkara di Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini dianggap wajar karena merupakan salah satu tahapan Pilkada yang harus dilalui.

Budi berharap siapapun nanti yang ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Rohul oleh KPU, setelah putusan perkara di MK, itulah pemimpin hasil pesta demokrasi. Masyarakat diajak kembali bersatu membangun daerah lebih baik.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah menjaga ketertiban selama tahapan Pilkada berlangsung," ujar Budi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |