Liputan6.com, Batam - Batam, Provinsi Kepulauan Riau merupakan kawasan perbatasan yang sentuhan langsung dengan beberapa negeri tetangga, Singapura, Malaysia dan negara tetangga lainya di Asia Tenggara tentunya menjadi pintu keluar dan masuk orang baik dari luar maupun dalam negeri. Hal ini menjadi atensi khusus Keimigrasian RI seiring rawannya kasus tindak pidana penjualan orang (TPPO), dan juga meningkatkan pelayanan.
Direktur Jenderal Intelijen Imigrasi Irjen Pol Anom Wibowo mengatakan kegiatan ini merupakan inisiatif KANIMSUS Batam untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat. Salah satu layanan yang diberikan adalah pembuatan paspor elektronik, yang dilakukan langsung di lokasi acara.
“Hari ini sekitar 70-75 orang mendapatkan pelayanan pembuatan paspor elektronik secara on the spot,” ujar Anom Wibowo di Ponpes Abdu Dhohir, Patam Lestari, Sekupang, Batam, Minggu (1/12/24).
Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi terkait pencegahan tindak pidana perdagangan orang dan penyelundupan manusia. "Kami ingin masyarakat, khususnya para santri, santri wati dan mampu bekerjasama untuk memberikan informasi jika ada hal-hal mencurigakan. Informasi tersebut bisa dilaporkan kepada petugas imigrasi untuk dilakukan tindakan bersama aparat penegak hukum lainnya,” ucap Anom.
Anom menegaskan pentingnya memahami tugas dan fungsi imigrasi dalam menjaga kedaulatan negara. Hal ini sejalan dengan rumusan hasil Musyawarah Nasional (Munas) LDII tahun lalu yang menekankan delapan sasaran pembangunan kebangsaan. “Nilai-nilai kebangsaan itu artinya kita cinta negeri, saling melindungi sesama orang Indonesia, dan aktif mendukung program-program pemerintah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti risiko besar yang dihadapi masyarakat jika bekerja di luar negeri tanpa dokumen resmi. “Mereka bisa menjadi korban perdagangan manusia, tidak digaji, dianiaya, bahkan diperkosa. Oleh karena itu, kami wajib memastikan bahwa masyarakat mematuhi aturan keimigrasian untuk melindungi mereka dari bahaya tersebut,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen keimigrasian dapat meningkat, sekaligus mempererat sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kedaulatan negara.
Kantor Imigrasi (Kanim) Batam terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui program Jemput Bola dan Paspor Simpatik. Program ini dirancang untuk mempermudah masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu saat hari kerja, dengan menyediakan pelayanan di hari libur.
“Kami melaksanakan program ini untuk mendukung masyarakat Batam yang tidak ingin terganggu waktu kerjanya. Dengan layanan ini, masyarakat tetap bisa mengurus paspor di waktu luang mereka,” ujar Hajar Aswad Kepala Kantor Imigrasi (Kanim) Batam.
Namun, program ini dilaksanakan dengan batas kuota tertentu. "Petugas kami juga butuh waktu istirahat, jadi pelayanan di hari libur hanya untuk kuantitas tertentu. Biasanya kami memprioritaskan jumlah pemohon di atas 50 orang," ucapnya.
Untuk memanfaatkan program ini, instansi, komunitas, organisasi masyarakat (ormas), maupun sekolah dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Kantor Imigrasi Batam. Setelah itu, Kanim Batam akan mengoordinasikan jadwal pelayanan berdasarkan jumlah peserta yang diajukan.
Hingga saat ini, beberapa organisasi seperti Muhammadiyah, NU, Lembaga Adat Melayu, dan LDI telah memberikan respons positif terhadap program ini.
Program Paspor Simpatik ini juga menjadi solusi efektif bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan paspor tanpa harus mengorbankan waktu kerja mereka. Dengan adanya inovasi seperti ini, diharapkan pelayanan publik di Kota Batam semakin mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Simak Video Pilihan Ini:
Modus Penipuan Bagi Untung Jual Beli HP, Pria Pemalang Ditangkap Polisi