Kronologi Kasus SMAN 1 Mempawah, Ratusan Siswa Terancam Gagal Ikut SNBP 2025

19 hours ago 12

Liputan6.com, Bandung - Ratusan siswa SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar aksi demo di lingkungan sekolah usai terancam tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Diketahui para siswa menggelar aksi demonstrasi tersebut untuk menuntut pihak sekolah bertanggung jawab atas dugaan kelalaian mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

Selain itu, aksi demo tidak hanya dilakukan oleh para siswa tetapi juga bersama orang tua. Salah satu siswa Muhammad Hafiz mengaku pihaknya merasa kecewa karena kesempatan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa biaya melalui jalur prestasi kini sirna.

“Kami sudah berusaha sejak semester satu hingga lima untuk bisa lolos SNBP. Tapi, semua sia-sia karena kelalaian oknum guru,” ucapnya.

Hafiz juga menceritakan jalur prestasi jadi salah satu harapan untuknya menempuh perguruan tinggi karena kondisinya yang berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah dan sudah tidak memiliki orangtua.

“Orangtua saya sudah meninggal dunia, hanya dengan cara inilah saya bisa kuliah,” ucapnya.

Sementara itu, salah satu wali murid menyebutkan ada sekitar 115 murid di SMAN 1 Mempawah yang terancam gagal mengikuti SNBP 2025 akibat kelalaian oknum guru dalam proses pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

“Tentu saja kami seluruh orangtua siswa merasa sedih, kecewa dan merasa dirugikan, pelajar yang berprestasi harus kehilangan masa depan, hanya karena oknum guru yang tak bertanggung jawab,” ucapnya.

Kronologi SMAN 1 Mempawah Terlambat Isi PDSS

Kepala SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi menuturkan ratusan siswa terancam tidak bisa ikut tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 karena keterlambatan pengisian data PDSS.

Pihaknya mengatakan alasan keterlambatan pengisian PDSS karena adanya masalah teknis dan kendala waktu yang menghambat proses finalisasi data para siswa. Kemudian kegagalan finalisasi tersebut membuat proses input data gagal karena waktu yang telah habis.

“Kronologis pertamanya pada waktu penginputan finalisasi ada keterlambatan untuk beberapa siswa. Jadi ketika difinalisasi, karena waktu sudah habis, sehingga tidak bisa,” ucapnya dalam audiensi orangtua siswa, Senin (3/2/2025).

Sementara itu, Endang mengungkapkan pihak sekolah telah berusaha keras mencarikan solusi agar siswa tetap bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur SNBP 2025 salah satunya dengan menghubungi pihak panitia pusat.

“Pada waktu itu kita menghubungi dari pihak panitia pusat itu ada perubahan tunggu dua hari. Jadi pada waktu itu memang dipenuhi dia hari tetapi bukan dibuka atau diperpanjang, akan tetapi pusat hanya membantu memfinalisasi bagi yang sudah lengkap mengisi,” ujarnya.

Namun, usaha tersebut tidak bisa memberikan hasil yang maksimal karena data siswa yang telah diajukan oleh sekolah tidak bisa difinalisasi. Kemudian pihaknya juga mencoba menghubungi beberapa relasi untuk membantu namun hasilnya juga nihil.

Pihaknya kemudian meminta maaf kepada siswa, orangtua, dan wali murid atas kelalaian yang dibuat oleh sekolah.

“Kami akui ini merupakan human error ataupun kelalaian dari kami,” katanya.

Siswa Demo di Sekolah

Kasus kelalaian SMAN 2 Mempawah menjadi sorotan usai para siswa menggelar aksi demo. Diketahui aksi demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sekolah.

Adapun siswa yang melakukan demo merupakan siswa kelas XII pada Senin (3/2/2025). Melalui video yang beredar siswa terlihat mengenakan pakaian kompak berwarna hitam dan membuat tulisan kritikan di sebuah kertas.

Beberapa siswa mengungkapkan rasa kecewa mereka karena kelalaian sekolah membuat perjuangan siswa untuk bisa masuk deretan siswa eligible demi melanjutkan kuliah di PTN dengan jalur prestasi harus gagal.

Kekecewaan juga disampaikan para orangtua dan wali murid yang hadir akibat keteledoran pihak sekolah telah memupuskan harapan dan berdampak pada ratusan siswa tersebut termasuk anaknya.

Tanggapan Dinas Pendidikan Kalbar

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita menyampaikan bahwa pihaknya telah memanggil dan melayangkan teguran tertulis terhadap Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Tim PDSS SMAN 1 Mempawah.

Kemudian sebelum kejadian tersebut pihak Dinas Pendidikan selalu mengingatkan terkait pengisian data siswa bahkan melalui grup sekolah. Selain itu, pihaknya juga menuturkan banyak sekolah lain yang telah tuntas tetapi SMAN 1 Mempawah yang tidak tuntas.

“Dinas sudah selalu mengingatkan untuk pengisian data siswa, karena sekolah lain selesai dan tuntas. Tapi SMAN 1 Mempawah ini saja yang tidak tuntas, dan sudah kita ingatkan berkali-kali, karena waktunya itu lama dari 9-31 Januari,” ucapnya.

Rita juga menyebutkan pengisian data siswa yang diisi melalui portal Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tidak terkoneksi ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar tetapi terkoneksi langsung ke Kemendikbud RI.

Pihaknya juga menyebutkan akan mendampingi langsung Kepala Sekolah dan Tim PDSS SMAN 1 Mempawah untuk berkoordinasi dengan admin pusat di Kemendikdasmen RI sebagai salah satu upaya bentuk tanggung jawab pihak sekolah.

Rita juga mengaku telah mendengar pihak sekolah menggelar mediasi dan memberikan dua pilihan solusi yang ditawarkan oleh pihak SMAN 1 Mempawah atas kelalaian tersebut.

“Saya sudah bertemu langsung tadi malam, dan mereka (Kepala Sekolah dan tim PDSS) telah menyampaikan juga hasil mediasi dan opsi yang diberikan kepada siswa dan orang tua atas kelalaian dalam penginputan data ini,” ucapnya.

Adapun dua pilihan tersebut adalah yang pertama melakukan koordinasi dengan admin pusat Kemendikdasmen terkait data siswa yang belum selesai diinput. Sementara solusi kedua jika opsi pertama gagal pihak sekolah akan mendatangkan layanan bimbingan belajar dalam mempersiapkan masuk ke perguruan tinggi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |