Dianggap Sepele Bisa Bikin Berabe, Ini Tanda Timing Belt Mobil Sudah Minta Diganti

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Bagi pemilik mobil yang masih menggunakan mesin dengan timing belt (bukan timing chain), komponen berbahan karet ini bisa dibilang sebagai “nyawa” mesin yang paling krusial. Sayangnya, timing belt juga menjadi salah satu bagian yang paling sering terlupakan perawatannya.

Timing belt merupakan sabuk bergerigi yang berfungsi menyinkronkan putaran camshaft (poros nok) dan crankshaft (poros engkol).

Sinkronisasi ini memastikan katup membuka dan menutup selaras dengan pergerakan piston. Jika timing belt bermasalah, maka dampaknya bisa sangat fatal bagi mesin.

Ketika timing belt putus, retak, atau melompat gigi, piston berpotensi menghantam katup. Benturan keras tersebut dapat merusak katup, piston, hingga kepala silinder secara permanen. Kondisi ini kerap disebut sebagai mesin kolaps atau jebol total.

Tak main-main, biaya perbaikan akibat kerusakan ini bisa mencapai puluhan juta rupiah, jauh lebih mahal dibanding biaya penggantian timing belt yang umumnya hanya ratusan ribu rupiah.

Oleh karena itu, pemilik kendaraan wajib mematuhi jadwal penggantian timing belt sesuai rekomendasi pabrikan, biasanya setiap 60.000–100.000 km, serta melakukan pemeriksaan rutin.

Deteksi Dini Jadi Kunci Keselamatan Mesin

Pergantian timing belt tidak melulu berdasarkan jarak tempuh, tetapi juga usia dan kondisi fisiknya. Seiring waktu, paparan panas tinggi dan tekanan konstan di ruang mesin membuat kualitas karet menurun.

Berikut beberapa tanda kritis timing belt yang perlu diwaspadai oleh pemilik mobil.

1. Muncul Retakan pada Permukaan Sabuk

Periksa bagian punggung dan sisi timing belt. Jika terlihat retakan halus hingga retakan yang lebih dalam, itu menandakan karet sudah getas dan kehilangan elastisitasnya. Kondisi ini sangat berisiko menyebabkan sabuk putus secara tiba-tiba.

2. Sabuk Terlihat Menipis atau Kendur

Timing belt yang sudah menua dapat mengalami penipisan atau kendur. Kondisi ini berbahaya karena sabuk tidak lagi mencengkeram pulley dengan sempurna, sehingga berisiko loncat gigi dan mengacaukan timing mesin.

3. Gerigi Aus atau Hilang

Periksa bagian gerigi timing belt. Jika terlihat tumpul, aus, atau bahkan ada gerigi yang hilang, ini merupakan tanda serius. Sabuk tidak lagi mampu menahan putaran camshaft dengan presisi dan wajib segera diganti.

4. Mesin Sulit Dinyalakan

Timing belt yang mulai melompat satu atau dua gigi dapat menyebabkan mesin sulit dihidupkan atau membutuhkan waktu lebih lama saat starter. Ini terjadi karena waktu pembukaan katup dan pengapian sudah tidak lagi presisi.

5. Muncul Bunyi Tak Normal dari Ruang Mesin

Suara berdecit, mendesis, atau ketukan dari bagian depan mesin, terutama di area penutup timing belt, bisa menjadi indikasi masalah pada belt, tensioner, atau idler pulley yang sudah aus.

Waspadai Kebocoran dan Serpihan Karet

Kerusakan timing belt sering kali diikuti masalah lain di area yang sama. Salah satunya adalah kebocoran oli dari seal crankshaft atau camshaft. Oli yang mengenai timing belt dapat mempercepat kerusakan karet dan meningkatkan risiko putus.

Selain itu, munculnya debu atau serpihan karet berwarna hitam di sekitar area timing belt juga patut dicurigai. Residu tersebut menandakan sabuk sedang terkikis atau bergesekan secara berlebihan dan berada di ambang kegagalan.

Mengganti timing belt sesuai rekomendasi pabrikan, baik dari sisi kilometer maupun usia, merupakan langkah pencegahan paling murah. Mengabaikan tanda-tanda kritis sama saja mempertaruhkan risiko kerusakan mesin total.

Jika mobil Anda menunjukkan salah satu gejala di atas, sebaiknya segera bawa kendaraan ke bengkel resmi atau bengkel tepercaya untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ingat, mencegah selalu jauh lebih murah daripada memperbaiki.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |