Liputan6.com, Bukuttinggi - Bukittinggi, sebuah kota madya di Sumatera Barat, menyimpan khazanah kuliner yang tak sekadar deretan hidangan, melainkan sebuah perjalanan sejarah dan budaya yang terukir dalam setiap cita rasa. Setiap sudut kota ini menawarkan narasi kuliner yang membentang dari tradisi dapur rumahan hingga warung-warung pinggir jalan, menghadirkan kompleksitas cita rasa yang merefleksikan keberagaman etnis dan karakteristik alam Minangkabau.
Di balik setiap hidangan tersaji kisah tentang perjalanan bahan, metode memasak, dan filosofi kuliner yang telah diwariskan secara turun-temurun. Makanan di Bukittinggi tidak sekadar komoditas yang mengenyangkan, melainkan medium komunikasi budaya yang menceritakan relasi manusia dengan lingkungan, sejarah perpindahan, dan adaptasi sosial yang terbentuk selama berabad-abad.
Kuliner Bukittinggi memperlihatkan bagaimana geografi, iklim, dan tradisi berinteraksi membentuk ekosistem pangan yang unik. Dari dataran tinggi yang subur hingga pengaruh perdagangan lintas zaman, setiap hidangan membawa jejak perjalanan panjang yang melampaui sekadar soal rasa.
Mereka menghadirkan narasi kompleks tentang identitas, ketahanan, dan kreativitas masyarakat Minangkabau dalam menjalani dinamika kehidupan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima kuliner Bukittinggi yang wajib kamu coba:
1. Nasi Kapau
Di Pasa Ateh, Los Lambuang, Bukittinggi, tersimpan warisan kuliner Minangkabau yang kaya dan beragam, menghadirkan perjalanan rasa melalui deretan hidangan yang mewakili kekayaan tradisi masakan daerah. Los Lambuang, yang terletak tidak jauh dari landmark kota Jam Gadang, menjadi saksi bisu perjalanan selera masyarakat Minangkabau yang telah berkembang selama berabad-abad.
Nasi putih yang hangat menjadi fondasi setiap hidangan, disertai beragam lauk-pauk yang memperlihatkan keahlian memasak masyarakat setempat. Gulai tunjang, hidangan berbahan jeroan sapi yang diolah dengan bumbu khas Minang, hadir dengan cita rasa pedas dan kaya rempah.
Dadar, sejenis telur dadar dengan sentuhan bumbu lokal, melengkapi komposisi hidangan dengan tekstur dan rasa yang memukau. Deretan lauk tambahan semakin memperkaya pengalaman kuliner.
Telur balado dengan lapisan sambal merah, usus dan babat yang diolah dengan teknik khusus, serta dendeng balado dengan lapisan cabai yang renyah menjadi bukti kompleksitas citarasa Minangkabau. Gulai cancang, hidangan berkuah pedas yang umumnya menggunakan potongan daging atau jeroan, turut melengkapi ragam pilihan hidangan yang tersedia di Los Lambuang.
2. Pisang Kapik
Pisang kapik merupakan salah satu kreasi kuliner khas Bukittinggi yang mencerminkan kekhasan pengolahan pisang dalam tradisi masakan Minangkabau. Metode pengolahannya dimulai dengan membakar pisang dan kemudian mengapiknya, yakni menjepit pisang dengan alat khusus untuk menghasilkan tekstur yang khas dan merata.
Proses pembuatan pisang kapik melibatkan pemilihan pisang yang matang dengan kematangan sempurna, biasanya jenis pisang yang memiliki tekstur lembut dan manis. Setelah dibakar, pisang akan dijepit atau dikapik, yang memberikan karakteristik tersendiri pada permukaan buah yang akan menerima taburan sarikayo, campuran kelapa parut dan gula aren yang memberikan sentuhan manis dan gurih.
Lokasi penjualan pisang kapik tersebar di area sekitar Jam Gadang, dengan konsentrasi utama di wilayah Pasar Ateh. Penjual pisang kapik umumnya menempati area strategis di atas Jenjang Empat Puluh dan Jenjang Gudang.
3. Ampiang Dadiah
Ampiang dadiah merupakan salah satu manifestasi kuliner khas Minangkabau yang mencerminkan kreativitas dan kekayaan tradisi pengolahan pangan lokal. Hidangan unik ini dihasilkan melalui proses pengolahan yang memadukan beragam bahan dengan metode fermentasi tradisional, menghasilkan sajian yang memiliki kompleksitas rasa dan tekstur yang khas.
Komposisi dasar ampiang dadiah terdiri dari campuran ketan putih dan ketan merah yang disebut ampiang, yang kemudian dipadukan dengan susu kerbau melalui proses fermentasi. Fermentasi ini mengubah susu menjadi tekstur padat menyerupai keju, dengan karakteristik rasa asam dan kaya nutrisi yang dihasilkan dari proses alamiah pengolahan bahan pangan.
Gula merah turut memberikan sentuhan manis yang melengkapi profil rasa keseluruhan hidangan. Pasar Lereng di Tanah Minang menjadi lokasi paling terkenal untuk menemukan ampiang dadiah, sebuah titik distribusi yang hampir eksklusif bagi hidangan ini.
Keunikan ampiang dadiah terletak pada ketidakmungkinan untuk menemukan hidangan serupa di wilayah lain, menjadikannya semacam warisan kuliner yang hanya dapat dialami di tanah asalnya. Setiap sajian ampiang dadiah tidak sekadar soal pemenuhan selera, melainkan representasi perjalanan budaya pengolahan pangan masyarakat Minangkabau.
Melalui proses fermentasi tradisional, masyarakat setempat telah berhasil menciptakan hidangan yang tidak hanya memiliki nilai kuliner tinggi, namun juga menyimpan kisah tentang hubungan manusia dengan alam dan tradisi pengolahan bahan pangan yang telah diwariskan secara turun-temurun.