Liputan6.com, Cilacap - Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Manajemen dan Komputer (STMIK) Komputama, Cilacap, Jawa Tengah menggelar wisuda angkatan ketiga, Selasa (23/12/2024).
Sebanyak 75 mahasiswa mengikuti wisuda jenjang pendidikan Strata 1 (S1) atau sarjana.
Ketua STMIK Komputama, Nana Kusnana M.Kom mengatakan, ke-75 wisudawan tersebut dari dua jurusan, yakni Sistem Informatika (SI) dan Teknik Informatika (TI).
"Alhamdulillah hari ini kami mewisuda sebanyak 75 wisudawan. Ini adalah wisuda ketiga yang digelar STMIK Komputama," kata Nana, panggilan akrabnya.
Dia menjelaskan, di momen tersebut, pihaknya juga memilih sejumlah mahasiswa terbaik di berbagai bidang. Salah satu hal yang mencuri perhatian dalam wisuda kali ini adalah suami istri yang wisuda bersamaan.
Lain hal, STMIK Komputama mengundang Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Cilacap, Bambang Sri Wahono untuk menjadi keynote speaker dalam general stadium usai wisuda digelar.
Bambang menekankan kemandirian di zaman yang serba cepat dengan persaingan begitu ketat di era ini. Menurut dia, seorang sarjana mesti membuka wawasan seluas mungkin.
Kata dia, alih-alih jadi pekerja atau pegawai, potensi yang lebih menantang justru membuka lapangan pekerjaan baru. Salah satunya dengan menjadi pengusaha.
"Menjadi pengusaha akan memungkinan mengembangkan dan berinovasi dengan keilmuannya. Terus berinovasi," kata dia.
Simak Video Pilihan Ini:
STMIK Komputama Cilacap: Kuliah Dekat, Hemat, Berkualitas
Sekilas STMIK Komputama
Akses pendidikan menjadi persoalan bagi masyarakat pedesaan. Terlebih, perguruan tinggi (PT). Akibatnya, banyak remaja yang hanya sanggup menggapai pendidikan menengah tanpa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Itu bukan berarti masyarakat pedesaan di Cilacap enggan menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Persoalannya adalah jarak dan biaya variabel pendidikan yang sangat besar. Sementara, biaya pendidikan justru mengambil porsi lebih rendah.
Biaya variabel itu antara lain untuk transportasi, indekos, hingga makan tiap hari. Bagi masyarakat pedesaan, yang sebagian besarnya adalah kalangan menengah ke bawah, biaya itu di luar jangkauan. Ini menjadi perhatian serius Yayasan El Bayan, Majenang, Cilacap.
El Bayan kemudian bertekad untuk mendekatkan pendidikan tinggi kepada masyarakat. Tak main-main, El Bayan mendirikan sekolah berbasis teknologi, yakni Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Komputama, di Cimanggu, Cilacap, yang memang berada di pedesaan. STMIK Komputama berdiri dan mulai operasional sejak 2018.
Tekad mendekatkan pendidikan ke masyarakat pedesaan juga diwujudkan dengan pendirian perguruan tinggi berbiaya murah dan berkualitas. Di STMIK Komputama, biaya kuliah lebih rendah dibanding di SMK dengan konsentrasi IT. Selain di Cimanggu, kampus STMIK juga terdapat di Gandrungmangu dan Sampang, Cilacap, yang sama-sama berada di pedesaan.
Selain itu, mahasiswa juga tak perlu mengeluarkan biaya lain, misalnya untuk indekos dan makan atau akomodasi. Pilihan pertama adalah berangkat dari rumahnya yang relatif dekat. Pilihan lainnya, mondok di pesantren sehingga biaya variabel bisa ditekan.
Respons Positif Masyarakat
Pucuk dicinta ulam pun tiba, masyarakat menyambut baik kehadiran STMIK Komputama. Ratusan mahasiswa mendaftar. Kualitas dan biaya yang terjangkau menjadi alasan masyarakat untuk mengkuliahkan anaknya di perguruan tinggi yang memiliki dua jurusan, yakni Program S1 Sistem Informasi dan Program S1 Teknik Informatika.
Program studi Sistem Informasi mengajarkan landasan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi informasi dalam suatu organisasi. Kurikulum program studi sistem informasi bersifat khas, karena dibangun di atas tiga bidang, yaitu komputer, manajemen dan bisnis.
Adapun Program Studi Teknik Informatika merupakan disiplin ilmu, yang pada dasarnya merupakan kumpulan disiplin ilmu dan teknik yang secara khusus menangani masalah transformasi atau pengolahan fakta-fakta simbolik (data) dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi komputer.
STMIK juga melakukan pendampingan untuk masyarakat di sekitarnya. Salah satunya yakni pengenalan IT dan pemanfaatan medsos untuk hal produktif (internet positif). Masyarakat juga disediakan rintisan startup market place, untuk produk-produk lokal.