Unilever Lepas Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun, Bagaimana Prospeknya?

4 weeks ago 20

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan penandatanganan perjanjian penjualan bisnis es krim pada 22 November 2024 dengan PT Magnum Ice Cream Indonesia.

Divestasi bisnis es krim tersebut merupakan bagian dari rencana grup Unilever untuk memisahkan bisnis es krim globalnya. Penjualan tersebut memungkinkan UNVR merealisasikan nilai investasinya dalam bisnis es krim di Indonesia dan mengembalikan nilai tersebut kepada para pemegang sahamnya dalam jangka pendek, serta berfokus kembali pada bisnis intinya yang tersisa untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dalam jangka panjang.

Perjanjian penjualan ini merupakan realisasi dari rencana yang telah disinggung oleh manajemen UNVR pada pertengahan tahun ini. Merujuk keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi dari penjualan itu adalan Rp 7 triliun rupiah. Nilai transaksi tersebut mencakup nilai pasar aset tetap sebesar Rp 2,55 triliun. Kemudian, nilai buku bersih per September 2024 sebesar 1,99 triliun, dan nilai persediaan per September 2024 sebesar Rp 172,8 miliar.

Pada tanggal penandatanganan perjanjian, pihak pembeli memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan karena perusahaan induk akhir dari keduanya adalah Unilever plc. Namun, pada saat pelaksanaan dan penyelesaian transaksi, pembeli tidak lagi memiliki hubungan afiliasi dengan perseroan.

"Kami cenderung menilai divestasi ini sebagai hal yang positif. Dari sisi valuasi, nilai divestasi tersebut mencerminkan valuasi yang cukup premium dengan P/BV 3,2x, jauh di atas valuasi P/BV Campina Ice Cream (CAMP) di level 1,75x," ulas Tim Riset Stockbit Sekuritas, dikutip Kamis (28/11/2024).

Valuasi Divestasi

Secara P/E, valuasi divestasi berdasarkan perhitungan Tim RIset Stockbit Sekuritas adalah sekitar 22–35x, di atas valuasi UNVR secara keseluruhan (15x FY23 P/E dan 18,2x annualized 9M24 P/E). Dari aspek positif lain, divestasi ini dapat membuat UNVR menjadi lebih fokus menjalankan bisnisnya dan berpotensi terdapat ruang efisiensi, terutama mengingat tren kinerja perseroan yang kurang baik belakangan ini.

"UNVR juga berpotensi memberikan dividen spesial dari hasil keuntungan sekitar Rp 4,8 triliun dari penjualan bisnis ini kepada investor," tulis riset Stockbit. 

Di sisi lain, UNVR berisiko kehilangan bisnis yang menawarkan potensi pertumbuhan yang baik ke depannya. Namun, hal ini belum dapat dikomentari lebih jauh karena terbatasnya informasi mengenai track record kinerja bisnis es krim UNVR.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Unilever Indonesia Kantongi Laba Rp 3 Triliun hingga September 2024

Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, penjualan bersih perseroan tercatat sebesar Rp 27,4 triliun, turun 10,1 persen yoy.

Pendapatan domestik menurun sebesar 9,9 persen yoy disebabkan Underlying Price Growth (UPG) negatif 4,1% dan Underlying Volume Growth (UVG) negatif 5,8%. Penurunan dalam UVG karena ada  ketidakstabilan harga dan adanya penurunan stok pelanggan pada kuartal III 2024.

"Dari hasil kinerja tahun berjalan ini terlihat bahwa kami sedang menavigasi situasi penuh tantangan, dan kami memahami dengan jelas langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya. Sembari terus beradaptasi pada lanskap pasar yang terus berkembang pesat, kami tetap fokus menghasilkan inovasi yang berkualitas dan konsisten untuk konsumen kami," kata Direktur Utama Unilever Indonesia, Benjie Yap dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (23/10/2024).

Sejalan dengan susutnya pendapatan, perseroan membukukan laba Rp 3 triliun, turun 28,1 persen yoy. Meskipun menghadapi tantangan, Perseroan masih terus mempertahankan pangsa pasar yang cukup kuat dengan tetap menjadi market leader di 13 kategori, menunjukan bahwa produknya tetap menjadi pilihan konsumen.

Pangsa pasar relatif stabil pada tahun 2024, tetapi masih di bawah level YTD Oktober 2023. Perseroan saat ini sedang dalam tahap melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Mulai dari menyempurnakan ragam produk untuk konsumen, hingga memperkuat efisiensi operasional dengan menggunakan perspektif jangka panjang sebagai panduan.

"Meskipun diperlukan waktu untuk melihat dampak dari penyesuaian ini, saya yakin dengan kemampuan yang kami miliki untuk memulihkan dan menumbuhkan kinerja. Perseroan berkomitmen untuk bangkit lebih kuat, lebih tangguh, dan siap untuk meraih peluang masa depan," kata Benjie.

Strategi Perseroan

Beberapa aksi utama yang ditempuh perseroan untuk sisa tahun ini, antara lain, memperkuat merek dan portofolio utama Unilever dengan meluncurkan produk dengan format yang baru. Misalnya Tresemme Serum, Ponds Sun Serum dan Royco Saus Tiram yang sejak diluncurkan mendapatkan respon positif dari konsumen. Melakukan transformasi pada distributive trade (DT) dan manajemen stok yang efektif.

Mengoptimalkan promosi agar tetap kompetitif saat berinvestasi di merek dan portofolio. Serta memperkuat kehadiran dan kinerja di media sosial karena merupakan tempat belanja yang disukai oleh semakin banyak konsumen.

"Dari sisi biaya, perseroan akan menelaah kembali dan mengatur ulang biaya, memperbaiki alokasi sumber daya, dan memfokuskan investasi pada prioritas strategis yang akan mendorong pertumbuhan kinerja dan inovasi," beber Benjie.

Bersamaan dengan itu, perseroan akan terus memperkuat organisasi agar lebih efisien dan akuntabel melalui transformasi berkelanjutan, termasuk perubahan di tingkat kepemimpinan.

Perseroan percaya bahwa transformasi organisasi akan membawa energi baru, budaya perbaikan berkelanjutan, dan inovasi. Dengan demikian, bisnis selalu siap untuk tantangan dan peluang di masa depan.

"Kami sedang menjalankan transformasi menyeluruh dan mendorong perbaikan operasional yang akan membutuhkan waktu setidaknya hingga paruh pertama tahun depan. Kami sepenuhnya percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk dilakukan. Kami juga percaya akan kemampuan kami untuk membalikkan kinerja. Sekali lagi, kami berkomitmen untuk bangkit lebih kuat, tangguh, dan sigap untuk meraih peluang di masa depan," pungkas Benjie.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |