Soroti Jalan Rusak dan Kemiskinan di Asahan, Edy Rahmayadi: Tunggu Saya, Kita Tuntaskan

3 weeks ago 14

Liputan6.com, Asahan - Kondisi jalan rusak di Kabupaten Asahan menjadi sorotan Calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) nomor urut 2, Edy Rahmayadi. Edy yang berpasangan dengan Hasan Basri Sagala merespons permintaan warga agar ruas-ruas jalan rusak diperbaiki.

Seperti yang dikatakan tokoh masyarakat di Silau Laut Asahan, Ahmad Nis, yang mengharapkan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri untuk memerhatikan infrastruktur di kabupatennya.

"Kami mohon, bangun jalan ini. Kami tidak minta uang, pak. Tapi, bangun jalan ini, pak. Kami rindu jalan bagus, jalan yang lancar. Tolong perhatikan kami, pak," sebut Ahmad, saat tatap muka dengan Edy Rahmayadi, Rabu, 23 Oktober 2024.

Merespons itu, Edy Rahmayadi meminta masyarakat Asahan tenang. "Tunggu saya, akan kita tuntaskan," ucapnya saat kampanye tatap muka dengan warga di Pekan Minggu, Desa Bangun Sari, Kecamatan Silau Laut, Asahan, Sumut.

"Saya tahu jalan-jalan di luar kewenangan provinsi di Asahan, masih banyak yang rusak. Saya tadi rasakan itu ketika lewat masuk sini," sambungnya.

Edy tidak akan mengurusi jalan di luar kewenangan. Fokusnya untuk penuntasan jalan kewenangan provinsi, sebagaimana yang dia programkan saat menjabat Gubernur Sumut 2018-2023. Di Asahan, sudah diprogramkannya penanganan jalan rusak dalam 5 tahun kepemimpinan yang lalu.

"Karena apa, karena Asahan ini butuhkan jalan mantap," ujarnya.

Program Proyek Jalan

Dalam program proyek jalan multiyears Rp 2,7 triliun, diungkapkan Edy Rahmayadi, Asahan kebagian sekitar 17,6 Kilometer.

"Inilah dikerjakan, dengan multiyears atau tahun jamak Rp 2,7 triliun. Siapa mendukung saya mengerjakan jalan ini, PDIP. Yang penting Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting (pada zaman itu) menandatangani," jelas Edy Rahmayadi.

Dari panjang jalan itu, masih hanya 7,6 Kilometer yang terbangun. Sementara sisanya 10 Kilometer lagi belum tersentuh akibat program proyek jalan Rp 2,7 triliun itu dihentikan Penjabat Gubernur Sumut pengganti dirinya.

"Berjalan, tapi disetop, hentikan. Kalau enggak dihentikan, Edy karpet merah jadi Gubernur Sumut," ungkapnya.

"Kenapa belum selesai? Karena, masa jabatan sudah selesai. Saya selesai 5 September 2023. Saya menjabat jadi Gubernur Sumut, saya ditinggalkan hutang Rp 2 triliun sekian. Kata guru ngaji saya itu, duluan bayar utang. Besok-besok mati, kita tidak boleh meninggalkan utang," bebernya lagi.

Janji Lanjutkan Pembangunan

Edy Rahmayadi berjanji kalau kembali terpilih jadi Gubernur Sumut bersama Hasan Basri Sagala sebagai Wakil Gubernur Sumut periode 2025-2030, akan melanjutkan pembangunan jalan rusak di Asahan.

Selain infrastruktur, Edy Rahmayadi juga menegaskan komitmennya untuk pembangunan Asahan lewat pendidikan, kesehatan, pertanian, dan pariwisata.

Di kesehatan misalnya, diprogramkan meningkatkan fasilitas kesehatan yang baik hingga berobat gratis kepada masyarakat, di antaranya memprogramkan pemerataan dokter hingga ke pelosok daerah.

Kemudian untuk sektor pertanian, termasuk perkebunan dan peternakan, akan disiapkan program yang mendorong kesejahteraan petani di Sumut dan menjaga kestabilan harga pupuk hingga produksi.

Prihatin Masih Banyak Orang Miskin di Asahan

Sementara, saat kampanye dialogis Pilgub Sumut 2024 yang berlangsung di Kelurahan Siumbut Baru, Kecamatan Asahan Timur, Kabupaten Asahan, Kamis, 24 Oktober 2024, Edy Rahmayadi hadir langsung menemui ratusan masyarakat.

Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu, mengatakan, Kabupaten Asahan adalah tempatnya orang-orang untuk berkarya di berbagai bidang pekerjaan. Namun dia menyayangkan masih banyaknya orang miskin di Asahan.

"Jadi Asahan ini adalah tempat orang berkarya, tapi saya sayangkan Asahan ini masih begitu banyak orang miskin di tempat ini," ujarnya.

Mendengar pernyataan Edy Rahmayadi, spontan beberapa di antara masyarakat yang hadir memberi respons. "Betul, betul," sebut mereka.

Lalu Edy Rahmayadi membalas mereka dengan mengingatkan agar jangan senang dengan kemiskinan itu. "Jangan bangga jadi orang miskin," tegas Edy Rahmayadi menimpali.

Menurut mantan Pangkostrad tersebut, kemiskinan masyarakat disebabkan beberapa faktor, di antaranya kesalahan dalam menentukan jalan hidup. Selain itu, kemiskinan terjadi karena seseorang bersifat malas.

"Tempat ini subur, tempat ini begini seperti ini, tapi dia pemalas dan paling dibenci Tuhan orang pemalas itu," Edy Rahmayadi menegaskan.

Harus Keluar dari Kemiskinan

Tak hanya itu, lanjut Edy, kemiskinan juga terjadi karena pada dasarnya seseorang itu miskin sedari awal. Sehingga pemerintah harus hadir dalam membantu masyarakat keluar dari kemiskinan.

"Nah dasarnya kemiskinan itulah kehadiran penguasa untuk memberikan kehidupan," jelas Edy Rahmayadi.

Dikatakan Edy Rahmayadi lagi, seseorang tidak boleh pasrah menghadapi kemiskinan. "Pak kami tak punya apa-apa, kami susah. Eh emakku itu tukang jual kue, bapakku adalah sersan pangkatnya," ujarnya.

"Tapi jangan diketawai emakku jual kue, bapakku sersan, anaknya jenderal. Emakku jual kue anaknya gubernur," terang Edy Rahmayadi yang disambut tepuk tangan meriah masyarakat yang hadir.

Harapan Masyarakat

Harapan agar masyarakat terangkat dari garis kemiskinan disampaikan sejumlah warga, di antaranya Zakaria Tambunan, Irfansyah Gultom, Rahmah Nasution dan Sufinem.

"Kalau bisa bikin gratislah pendidikan. Kami payah sekali menyekolahkan anak, mohon lah, pak," ujar Sufinem mencontohkan sulitnya kehidupan ekonomi masyarakat.

Menanggapi hal itu, Edy Rahmayadi telah menyiapkan program mendongkrak kesejahteraan warga melalui bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, ekonomi dan pariwisata.

Data yang dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk miskin di Asahan baik secara absolut maupun secara persentase pada tahun 2023, mencapai sekitar 61,69 ribu jiwa atau sekitar 8,21% dari total jumlah penduduk 802.563.

Sebelumnya pada tahun 2019 jumlahnya 70,53 ribu jiwa (9,68%), tahun 2020 sebanyak 66,32 ribu jiwa (9,04%), tahun 2021 sebanyak 69,29 ribu jiwa (9,35%) dan tahun 2022 sebanyak 64,49 ribu jiwa (8,64%).

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |