Liputan6.com, Gorontalo - Polda Gorontalo melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) meningatkan upaya pemberantasan terhadap tindak pidana perjudian dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Langkah ini menjadi bagian dari program 100 hari Asta Cita yang berfokus menciptakan situasi aman, tertib, dan menekan angka kriminalitas di Gorontalo.
Kepala Ditreskrimum Polda Gorontalo, Kombes Pol. Nur Santiko, menyatakan pihaknya terus melakukan operasi di titik rawan kriminalitas, khususnya yang berkaitan dengan perjudian dan TPPO.
“Dalam beberapa minggu terakhir, Ditreskrimum Polda Gorontalo berhasil mengungkap tiga kasus tindak pidana perjudian dan lima kasus TPPO,” ungkapnya.
Sebagai wujud komitmen, Polda Gorontalo secara konsisten menindaklanjuti arahan Kapolri dalam program Asta Cita. Fokus utama adalah penanganan kasus yang mengancam ketentraman masyarakat.
“Kami berupaya penuh untuk memberantas segala bentuk perjudian dan perdagangan orang di wilayah Gorontalo,” ujar Kombes Pol. Nur Santiko.
Operasi ini mencakup pemantauan dan penindakan intensif, di mana Ditreskrimum juga berupaya memberikan edukasi bagi masyarakat tentang risiko perjudian dan dampak buruk TPPO bagi korban dan keluarganya. Tim khusus telah ditempatkan di titik-titik yang diduga menjadi tempat praktik perjudian, baik online maupun konvensional.
Selain upaya penindakan, Ditreskrimum Polda Gorontalo juga memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi setempat.
Sosialisasi mengenai bahaya TPPO terus digencarkan, mengingat korban sering kali adalah kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak.
Komitmen ini ditegaskan Ditreskrimum Polda Gorontalo sebagai bagian dari program Asta Cita. Harapannya, langkah strategis ini dapat menciptakan lingkungan Gorontalo yang lebih aman dan nyaman bagi masyarakat serta mampu menurunkan potensi tindak kriminalitas yang meresahkan.
Simak juga video pilihan berikut:
Prabowo Subianto telah melantik para menteri, dan wakil menteri dalam kabinetnya yang bernama "Kabinet Merah Putih". Setelah dilantik, selanjutnya para pembantu presiden ini akan diberi pengarahan pada 24 Oktober 2024 di Akademi Militer (Akmil) Magel...
Program 100
Sebelumnya, tepat pada 21 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto telah resmi memulai babak baru roda pemerintahannya dengan melantik para menteri, dan wakil menteri dalam kabinetnya yang bernama "Kabinet Merah Putih" di Istana Merdeka, Jakarta.
Sebanyak 109 orang telah menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, yang terdiri dari 48 menteri, lima kepala lembaga negara setingkat menteri, serta 55 wakil menteri dan satu wakil kepala staf kepresidenan.Kabinet Merah Putih ini diisi oleh campuran tokoh mulai dari politisi, profesional, dan 16 mantan menteri dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Beberapa dari mereka kembali ditempatkan di posisi yang sama, sementara yang lainnya diberi tanggung jawab baru.
Setelah dilantik, selanjutnya para pembantu presiden ini akan diberi pengarahan di Akademi Militer (Akmil) Magelang selama tiga hari sejak 24 Oktober 2024, untuk menyamakan visi pemerintahan. "Yang saya tahu tanggal 24 (Oktober) itu ada penyamaan visi yang akan dilakukan di Akmil selama 3 hari. Setelah itu, (menteri) mulai bekerja," kata Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Dasco menjelaskan agenda ini dibuat untuk menjaga kekompakan para menteri Kabinet Merah Putih, khususnya saat bekerja. "Ya antara lain begitu (agar menteri kompak)," ujarnya.
Dasco menuturkan, Prabowo akan menyampaikan langkah-langkah yang akan dilakukan selama lima tahun mendatang, khususnya dalam 100 hari pemerintahan. Prabowo ingin semua menteri memahami program-programnya. "Pak Prabowo akan disana lebih menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan terutama mungkin dalam 100 hari ke depan dalam program-program yang menterinya harus paham, dan juga harus sangat mengerti mengenai apa-apa yang harus dilakukan," tutur Dasco.
Kini, publik pun tengah menantikan langkah awal dari para menteri Kabinet Merah Putih untuk membuktikan kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai masalah, terutama dalam 100 hari kerja pertamanya tersebut. Periode ini dianggap sebagai ujian awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam merealisasikan janji kampanye selama lima tahun mendatang.