Liputan6.com, Tegal - Di Kabupaten Tegal, sebuah gerakan unik dan inspiratif muncul dari masyarakat. Relawan yang tergabung dalam Perjuangan Rakyat Kabupaten Tegal menginisiasi pengumpulan sampah plastik, khususnya botol bekas, untuk dijual.
Hasil penjualannya akan digunakan untuk mendukung kampanye pasangan calon bupati-wakil bupati, Bima Eka Sakti dan Muhammad Syaiful Mujab, yang dikenal sebagai paslon "nol rupiah."
Urip Haryanto, atau akrab disapa Uha, Ketua Umum Relawan Perjuangan Rakyat Kabupaten Tegal, menjelaskan bahwa gerakan ini murni diinisiasi oleh relawan.
Tujuannya adalah untuk membantu Bima-Mujab, yang memiliki keterbatasan finansial dalam kampanye mereka.
“Calon kami bukan orang yang punya banyak modal finansial untuk bertarung di pilkada. Sementara, lawan kami memiliki dukungan finansial yang kuat. Hanya dengan partisipasi publik seperti ini kita bisa melawan," ujar Uha, Selasa (22/10/2024).
Selain menjadi solusi finansial bagi kampanye, gerakan ini juga sejalan dengan visi-misi Bima-Mujab terkait kebersihan lingkungan.
Gerakan Terbuka Untuk Umum, Dana Untuk Kegiatan Positif
Paslon ini berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, dan gerakan pengumpulan sampah plastik merupakan langkah nyata yang mendukung visi tersebut.
Gerakan ini tidak hanya terbatas pada relawan, melainkan terbuka untuk seluruh masyarakat Tegal yang ingin berkontribusi. Setiap orang dapat ikut serta dengan menyumbangkan botol plastik dan sampah lainnya.
Relawan telah menyiapkan sistem yang terorganisir untuk mengumpulkan sampah dari berbagai titik.
Secara teknis, setiap desa atau kelurahan memiliki koordinator yang akan mengumpulkan sampah dari warga. Setelah terkumpul cukup banyak, koordinator desa akan menyerahkan sampah tersebut ke koordinator di tingkat kecamatan.
Kemudian, sampah-sampah tersebut akan dikirim ke posko utama di Pendapa Wiragati, Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah.
“Kami menargetkan sampai hari Minggu nanti bisa mengumpulkan dua ton sampah, terutama botol plastik,” ungkap Uha.
Menurutnya, harga jual botol plastik saat ini sekitar Rp2.000 per kilogram, dan mereka optimis target tersebut dapat tercapai dengan dukungan masyarakat yang semakin antusias.
Uha menambahkan, dana hasil penjualan sampah plastik ini nantinya akan digunakan untuk kebutuhan operasional kampanye paslon Bima-Mujab.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk membuat alat peraga kampanye, seperti stiker, baliho, dan spanduk, yang diperlukan untuk meningkatkan popularitas pasangan tersebut di tengah masyarakat. Tak hanya itu, dana juga akan digunakan untuk gerakan positif lainnya.
Sadar Lingkungan dan Solidaritas Politik yang Unik
Gerakan ini tidak hanya berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi bentuk solidaritas politik yang unik.
Masyarakat yang mendukung Bima-Mujab dengan cara ini tidak hanya menunjukkan dukungan politik, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Relawan Perjuangan Rakyat Kabupaten Tegal berharap gerakan ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat. Mereka melihat bahwa di tengah keterbatasan finansial, masyarakat masih bisa berpartisipasi dalam politik dengan cara yang positif dan bermanfaat.
Lebih jauh, Uha juga menekankan bahwa gerakan ini bukan hanya untuk memenangkan Bima-Mujab dalam pemilihan. Ini juga tentang membangun kesadaran kolektif akan pentingnya pengelolaan sampah dan lingkungan yang lebih bersih.
Dengan demikian, kemenangan yang mereka perjuangkan bukan hanya kemenangan politik, tetapi juga kemenangan bagi lingkungan Tegal.
Gerakan pengumpulan sampah ini juga menunjukkan bahwa politik bisa lebih dari sekadar kompetisi kekuasaan. Ini bisa menjadi alat untuk memberdayakan masyarakat dan mengajak mereka terlibat dalam perubahan positif, baik dalam skala kecil maupun besar.
Bima Eka Sakti dan Muhammad Syaiful Mujab, sebagai calon yang didukung oleh relawan ini, dipandang sebagai sosok yang mewakili kepentingan rakyat kecil.
Mereka terkenal dengan pendekatan kampanye yang merakyat, sehingga gerakan pengumpulan sampah ini dianggap sangat sesuai dengan karakter kampanye mereka.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam gerakan ini, harapan untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik semakin besar.
Target dua ton botol plastik diharapkan bisa dicapai dalam waktu dekat. Jika berhasil, gerakan ini tidak hanya membantu operasional kampanye, tetapi juga menjadi langkah kecil dalam mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Inisiatif ini juga mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Banyak yang melihat gerakan ini sebagai contoh nyata dari kreativitas politik yang berakar dari partisipasi publik.
Di saat yang sama, inisiatif ini menunjukkan bahwa meski dengan keterbatasan dana, perjuangan politik bisa tetap berjalan dengan dukungan masyarakat.
Pada akhirnya, relawan berharap bahwa gerakan ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain. Mereka yakin bahwa dengan kebersamaan dan semangat gotong-royong, masyarakat bisa menciptakan perubahan, tidak hanya di arena politik, tetapi juga dalam menjaga lingkungan untuk generasi yang akan datang.
Penulis: Nugroho Purbo