Liputan6.com, Jakarta - Produsen otomotif Malaysia, Perodua, berencana akan memproduksi kendaraan listrik pertama di Malaysia dengan harga di bawah Rp 361 juta pada akhir 2025. Rencana tersebut akan didukung oleh Ministry of Investment, Trade, and Industry (MITI) Malaysia.
Menurut Menteri MITI, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, pemerintah Malaysia akan membantu memfasilitasi Perodua karena memiliki visi yang sejalan, yaitu untuk membuat EV dengan harga terjangkau.
Ia mengatakan kementerian optimistis bahwa produsen mobil nasional itu akan mencapai target produksi massal kendaraan listrik pada akhir tahun depan.
Dirinya menyebut bahwa pemerintah Malaysia optimistis bahwa produsen lokal itu bisa mencapai target produksi massal kendaraan listrik pada akhir tahun depan.
"Perodua telah berdiskusi dengan MITI, dan kami optimistis dengan rencananya untuk mencapai target pada akhir tahun 2025," kata Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz.
Sejauh ini, Zafrul belum membeberkan rincian dari pengembangan proyek tersebut. Hingga kini, informasi yang dibagikan tentang program elektrifikasi yang akan dibangun, di luar model yang ditawarkan Electric Motion Online (EMO).
Selain itu, hadirnya prototipe EMO-1 yang dipamerkan pada Mei lalu menjadi bukti nyata bahwa konsep tersebut akan terwujud.
Spekulasi Mobil listrik Pertama Malaysia, EMO-1
Konsep EMO-1 yang sudah diperkenalkan menggunakan dasar D51A Myvi. Hal itu memberikan sedikit gambaran mengenai bagaimana bentuk dasar atau sasis kendaraan listrik tersebut akan dibangun.
Soal tenaga penggerak, mobil ini menggunakan drivetrain FWD atau penggerak roda depan yang dapat menghasilkan tenaga 68 PS (50 kW) dan torsi 220 Nm. Kecepatan akselerasinya mencapai 0-100 km/jam dalam waktu sekitar 7-9 detik.
Sumber tenaganya menggunakan baterai nikel mangan kobalt (NMC), yang memiliki kapasitas antara 55,7 kWh dan 57,6 kWh, dengan jarak tempuh 350 hingga 400 km.
Pengisian dayanya sudah dibekali pengisian cepat DC hingga 50 kWh, yang memerlukan waktu lebih dari satu jam. Sementara pengisian AC berdaya 11 kWh membutuhkan waktu sekitar lima jam.
EV akan menjadi perubahan besar bagi perusahaan, karena alih-alih mengambil teknologi dari mitranya Daihatsu, Perodua mengembangkan EV-nya sendiri dengan bantuan mitra Australia yang belum disebutkan namanya.
Kendaraan ramah lingkungan ini merupakan sebuah terobosan besar, karena alih-alih mengambil teknologi dari mitranya Daihatsu, Perodua justru akan mengembangkan EV-nya sendiri. Kabarnya, Perodua akan menggandeng mitranya dari Australia, meski belum diketahui namanya.
Di sisi lain, Zafrul menyebut hingga September, hampir 16.000 kendaraan listrik bertenaga listrik murni baru terdaftar di Malaysia tahun ini.
Hal ini melebihi pendaftaran tahun lalu yang sekitar 13.000 BEV. Ia mengatakan bahwa momentum positif ini mengantarkan Malaysia lebih dekat ke target total volume kendaraan listrik pada 2030 sebesar 20 persen.