Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Nissan tengah mengalami masa sulit dalam penjualannya. Produsen asal Jepang itu memutuskan untuk melakukan pemangkasan biaya, termasuk pengurangan pekerja dan kapasitas produksinya.
Disitat Carscoops, Minggu (9/11/2024), CEO Nissan, Makoto Uchida, baru-baru ini mengumumkan perubahan besar dengan mengambil langkah-langkah krusial.
Keputusan ini diambil bertujuan demi keberlangsungan perusahaan dan bisa keluar dari masa-masa sulit.
“Kami tidak punya pilihan selain merevisi sebagian rencana tersebut. Saya sangat menyesal menghadapi situasi menantang ini di tahun pertama,” ujar Uchida.
Produsen itu bakal melakukan pemangkasan 9.000 pekerjaan, mengurangi produksi, dan melepas sebagian besar sahamnya di Mitsubishi.
Selain itu, Uchida dan beberapa eksekutif lainnya akan mendapatkan pemotongan gaji demi mengurangi biaya pengeluaran.
Nissan tampaknya dalam keadaan darurat, bisa berujung pada perombakan total dan pembenahan signifikan.
Dari 9.000 karyawan di-PHK, mewakili sekitar 6,7 persen tenaga kerja global Nissan dan mempengaruhi posisi di berbagai wilayah.
Hal sama juga berlaku pada kapasitas produksinya. Nissan bakal mengurangi produksi global sebesar 20 persen sebagai bagian dari perubahan ini. Selain itu, perusahaan ini juga menjual 149.028.300 saham Mitsubishi.
Langkah ini akan mengurangi kepemilikan saham Nissan di Mitsubishi dari 34,07 persen, yang mungkin menjadi tanda akan terjadi pengurangan pada aliansi antara Renault-Nissan-Mitsubishi.
Langkah Nissan Hadapi Penjualan Lesu
Demi mengurangi biaya operasional, Nissan memperkirakan akan ada pengurangan karyawan yang dilakukan melalui program pengunduran diri sukarela.
Kendati demikian, perusahaan ini masih berencana untuk meluncurkan 30 model barunya, tetapi jadwalnya kemungkinan akan mundur.
Sejumlah keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kondisi penjualan yang sedang menurun. Berarti, untuk keuntungan atau laba otomatis juga ikut menurun.
Pada kuartal ketiga 2024, Nissan mengalami kerugian sebesar Rp 1,28 triliun. Sedangkan di periode yang sama pada tahun lalu, Nissan mendapat keuntungan sebesar 26,36 triliun rupiah.
Akibatnya, produsen negeri matahari terbit ini menurunkan target pendapatan tahunannya menjadi Rp 1.752,6 triliun dan memperkirakan penjualan mobilnya berkurang dari 3,7 juta menjadi 3,4 juta unit tahun ini.
“Saya berencana untuk membawa perusahaan kami menuju pertumbuhan di masa depan. Kehidupan 130.000 karyawan Nissan dan keluarga mereka di seluruh dunia berada di pundak saya. Saya merasa bertanggung jawab besar sebagai pemimpin perusahaan,” kata Makoto.
Uchida menyebut bahwa Nissan tertinggal dalam produksi mobil hybrid, terutama di pasar AS, yang di mana permintaan untuk kendaraan tersebut sangat tinggi.
Perusahaan tersebut tengah berupaya memperbaiki hal ini dan mempersingkat waktu pengembangan mobil menjadi 30 bulan, agar bisa lebih cepat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Nissan kini memperkirakan laba tahunannya turun 70 persen, dengan target terbaru sebesar 20,7 triliun rupiah.