Liputan6.com, Jakarta - Mercedes-Benz telah membuka pabrik daur ulang baterai pertamanya. Fasilitas tersebut, berlokasi di Kuppenheim, Jerman Selatan dan akan beroperasi dengan tingkat pemulihan yang diharapkan lebih dari 96 persen.
Disitat dari Arena EV, pabrik daur ulang baterai Mercedes-Benz ini sudah dilengkapi dengan proses mekanis-hidrometalurgi.
Selain itu, pabrik ini juga menghasilkan netra CO2, berkat atapnya yang dilengkapi dengan sistem fotovoltaik dan menjadikan Mercedes-Benz sebagai produsen mobil pertama di dunia yang menutup siklus daur ulang baterai dengan fasilitasnya sendiri, yang menalan biaya puluhan juta euro.
Rencananya, pabrik ini akan menghasilkan cukup bahan daur ulang untuk memproduksi lebih dari 50 ribu modul baterai baru setiap tahun.
Material seperti litium, nikel dan kobalt dapat didaur ulang untuk digunakan dalam baterai baru bagi mobil Mercedes-Benz di masa mendatang.
Sementara itu, mitra Mercedes-Benz untuk pabrik ini adalah Primobius, perusahaan patungan antara grup teknik Jerman SMS, dan pengembang teknologi proses Australia Neometals.
Mercedes-Benz Recall 2 Mobil GLE Bersamaan Gara-Gara Masalah Airbag
Mercedes-Benz harus menarik sejumlah kendaraan model GLE yang diproduksi pada 2021 dan 2022 karena masalah pada airbag.
Produsen mobil Jerman itu menerangkan, airbag tidak berfungsi dengan baik karena kabel penghubung tidak terpasang dengan benar. Akibat masalah ini, Mercedes-Benz diperkirakan akan me-recall 10.655 unit kendaraan di pasar Amerika Serikat.
Terkait masalah ini, Mercedes-Benz telah melaporkan ke NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration).
Menurut hasil pengujian yang dilakukan pada Oktober 2021 hingga Maret 2023, Mercedes-Benz seri GLE 167 mengalami pengembangan airbag ke tahap dua, padahal seharusnya airbag hanya mengembang di tahap satu. Artinya airbag yang dipasang tidak sesuai desain yang sudah diperintahkan.
Setelah melalui proses pengujian yang intens, akhirnya pemicu kerusakan ditemukan. Kesalahan airbag yang tidak dapat berfungsi dengan baik diakibatkan oleh kabel penghubung yang tidak terpasang dengan benar.
Atas hal ini, Mercedes-Benz mengambil tindakan dengan melakukan pelatihan ulang sumber daya manusia di pabrik mobil asal Jerman itu.