Liputan6.com, Jakarta - Induk usaha Ikea menyebutkan, penerapan tarif akan sulit untuk menjaga harga tetap rendah. Hal ini seiring rencana presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif impor.
"Secara umum, kita tidak percaya tarif akan mendukung perusahaan internasional dan perdagangan global. Pada akhirnya akan berisiko terhadap tagihan konsumen,” ujar CEO Grup Ingka Jesper Brodin seperti dikutip dari CNN, Kamis (28/11/2024).
Ia menuturkan, penerapan tarif impor akan mendorong pihaknya sulit menjaga harga tetap rendah dan harga dapat dijangkau masyarakat.
“Kita tidak pernah memiliki pengalaman yang menguntungkan saat menerapkan tarif tinggi,” ujar dia.
Ia menyampaikan hal itu dengan mencontohkan Ikea dan ekonomi global. “Ini di luar kontrol kami. Kami akan berupaya mengerti dan mengadaptasi,” kata Brodin.
Pada Senin, 25 November 2024, Presiden Terpilih AS Donald Trump berjanji akan terapkan tarif tinggi dari Meksiko, Kanada dan China. Pejabat dari negara tersebut memperingatkan kalau penerapan tarif akan berisiko terhadap ekonomi termasuk Amerika Serikat.
“Satu tarif akan diikuti lainnya sebagai respons, dan ini menaruh risiko,” ujar Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum.
Grup bisnis untuk industri ritel dan barang konsumen Amerika Serikat (AS) juga telah memberikan peringatan. Vice President of Campaigns and Special Projects Consumer Brands Association, Tom Madrecki menuturkan, tarif merupakan hal yang bahaya dan nyata bagi anggotanya. Adapun kelompok itu mewakili Coca-Cola, General Mills, Molson Coors dan puluhan perusahaan barang kemasan lainnya.
Sebagian besar barang Ikea sekitar 70 persen diproduksi di Eropa, sedangkan sisanya 30 persen dibuat di Asia, sebagian besar di China.
Donald Trump Bakal Kenakan Tarif Impor
Pada Senin, 25 November 2024, Donald Trump menuturkan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen untuk barang-barang dari China hingga negara itu mencegah obat-obatan terlarang ke AS.
Brodin dari Ikea tidak secara langsung menjawab pertanyaan tentang apakah grup Ingka yang mengelola sebagian besar gerai Ikea berencana merelokasi sebagian produksinya mengingat tarif Donald Trump, tetapi menekankan mereka memiliki hubungan jangka panjang dengan pemasok rata-rata lebih dari 10 tahun.
“Kami berpegang teguh pada hubungan jangka panjang, baik atau buruk,” ujar dia.
Tahun lalu, Ikea memangkas harga sekitar 2.000 produk dengan biaya lebih dari USD 2,1 miliar untuk memberi kelonggaran bagi konsumen yang lelah dengan inflasi. Akibatnya perusahaan membukukan penurunan pendapatan tahunan dalam hal valuasi meski menjual lebih banyak barang.
Minyak Tak Dikecualikan dari Tarif Impor Donald Trump, Pengusaha AS Cemas
Sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan tidak berencana mengecualikan minyak mentah dari rencana tarif impor 25% terhadap Kanada dan Meksiko.
Mengutip Investing.com, Kamis (28/11/2024) dua sumber yang mengetahui kebijakan tarif impor Trump mengatakan bahwa minyak tidak akan dikecualikan dari rencana tersebut.
Sementara itu, kelompok perdagangan minyak terkemuka di Amerika mengatakan penerapan tarif impor akan cukup memberatkan.
"Kebijakan perdagangan menyeluruh yang dapat meningkatkan biaya impor, mengurangi pasokan bahan baku dan produk minyak yang dapat diakses, atau memicu tarif pembalasan, berpotensi memengaruhi konsumen dan melemahkan keunggulan kami sebagai produsen bahan bakar cair terkemuka di dunia," kata juru bicara American Fuel and Petrochemical Manufacturers, yang mewakili perusahaan penyulingan minyak di AS.
AFPM menambahkan, industrinya akan terus mendesak para pejabat untuk menjauhi kebijakan apa pun yang dapat mengganggu keunggulan energi Amerika."
Adapun juru bicara American Petroleum Institute (API), Scott Lauermann mengatakan, Kanada dan Meksiko adalah mitra dagang energi utama.
"Menjaga arus bebas produk energi melintasi perbatasan kami sangat penting bagi keamanan energi Amerika Utara dan konsumen AS," ujar dia.
Analis dan pedagang industri minyak juga memperingatkan tarif tersebut kemungkinan akan menaikkan harga minyak untuk penyuling AS, menekan margin dan menaikkan biaya bahan bakar.
Sebagai informasi, Kanada dan Meksiko adalah sumber utama impor minyak mentah AS, bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari minyak yang diolah penyuling AS menjadi bahan bakar seperti bensin dan minyak pemanas, menurut catatan Departemen Energi negara itu.
Wilayah Midwest Berisiko Terkena Kenaikan Harga Tertinggi
AS mengimpor sekitar 5,2 juta barel minyak mentah dan produk minyak bumi per hari (bpd) dari Kanada dan Meksiko pada tahun 2024, dengan lebih dari 4 juta di antaranya berasal dari Kanada, menurut data dari badan statistik pemerintah AS.
Dampak terbesar akan datang dari pungutan atas minyak mentah Kanada, yang merupakan sumber pasokan penting bagi kilang-kilang minyak di Midwest AS.
"Midwest harus menghadapi harga bensin yang lebih tinggi karena akan sulit untuk mengganti minyak mentah Kanada yang mereka gunakan saat ini," kata analis perusahaan pelacakan kapal Vortexa,Rohit Rathod.
"Menerapkan tarif pada lebih dari 4 juta barel minyak mentah per hari dari pemasok utama Anda tampaknya merusak diri sendiri," ujat Matt Smith, seorang analis di layanan pelacakan kapal Kpler.
Tim Trump Pastikan Tarif Impor Tidak Naikkan Inflasi
Sementara itu, ketika ditanya tentang penyertaan impor minyak, tim transisi Trump menyebutkan bahwa tarif impor terhadap China menciptakan lapangan kerja, memacu investasi, dan tidak mengakibatkan inflasi.
"Presiden Trump akan bekerja cepat untuk memperbaiki dan memulihkan ekonomi yang mengutamakan pekerja Amerika dengan cara memindahkan lapangan kerja Amerika, menurunkan inflasi, menaikkan upah riil, menurunkan pajak, memangkas regulasi, dan melonggarkan energi Amerika," kata juru bicara transisi Trump, Karoline Leavitt.