IHSG Tinggalkan Posisi 6.700, Saham BREN dan GOTO Kompak Memerah

1 month ago 37

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan Senin (10/2/2025). IHSG meninggalkan posisi 6.700 pada awal pekan ini.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup terperosok 1,4 persen ke posisi 6.648,14. Indeks LQ45 terpangkas 1,48 persen ke posisi 773,26. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.742,61 dan level terendah 6.585,98. Sebanyak 407 saham memerah sehingga bebani IHSG. 194 saham menguat dan 193 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.304.140 kali dengan volume perdagangan 17,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.340.

Sebagian besar sektor saham memerah kecuali sektor saham basic naik 0,15 persen dan sektor saham kesehatan mendaki 0,22 persen. Sementara itu, sektor saham infrastruktur terpangkas 3,09 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi susut 2,43 persen. Sektor saham industri melemah 1,27 persen, sektor saham consumer nonsiklikal terperosok 0,03 persen, sektor saham consumer siklikal susut 0,75 persen.

Selanjutnya sektor saham keuangan terpangkas 1,29 persen, sektor saham properti turun 1,22 persen, sektor saham teknologi melemah 0,27 persen, dan sektor saham transportasi melemah 0,64 persen.

Gerak Saham

Saham BREN masih betah di zona merah. Namun, koreksi saham BREN berkurang. Pada awal pekan ini, saham BREN ditutup turun 5,34 persen ke posisi Rp 6.650 per saham. Harga saham BREN dibuka melemah ke posisi Rp 6.500 per saham dari penutupan sebelumnya Rp 7.025. Harga saham BREN sempat berada di level tertinggi Rp 7.100 dan level terendah Rp 5.800 per saham. Total frekuensi perdagangan 60.099 kali dengan volume perdagangan 1.543.871 saham. Nilai transaksi Rp 967,3 miliar.

Harga saham BYAN susut 1,47 persen ke posisi Rp 20.100 per saham. Saham BYAN dibuka turun 125 poin ke posisi Rp 20.275 per saham. Harga saham BYAN berada di level tertinggi Rp 20.325 dan level terendah Rp 20.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 36 kali dengan volume perdagangan 141 saham. Nilai transaksi Rp 284,8 miliar.

Harga saham GOTO susut 1,2 persen ke posisi Rp 82 per saham. Saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 83 per saham. Harga saham GOTO sempat di level tertinggi Rp 83 dan level terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangagn 17.353 kali dengan volume perdagangan 36.521.652 saham. Nilai transaksi Rp 297,7 miliar.

Kata Pengamat

Mengutip Antara, Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy menuturkan, selama investor asing memiliki dana besar untuk aksi jual bersih, pasar saham Indonesia berpeluang koreksi ke depan.

Dia menilai, pasar saham akan berbalik menguat apabila investor asing mulai melakukan aksi beli bersih (net buy) kembali di pasar saham Indonesia

"Selama asing yang punya dana besar keluar dan tidak bersedia masuk lagi akan tetap berat, karena tidak ada investor institusi dalam negeri yang punya dana besar mau menjadi market maker," kata Budi saat dihubungi oleh Antara.

Ia menyatakan koreksi terus-menerus yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan karena investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di pasar saham ataupun reksa dana.

"Investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di saham atau reksa dana saham," kata Budi.

Di tengah koreksi pasar saham Indonesia saat ini, ia merekomendasikan para pelaku pasar untuk lebih selektif dalam memilih saham, diantaranya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen untuk membagikan dividen yang besar.

"Harus semakin selektif dalam membeli saham, yaitu koleksi yang akan bagi dividen besar," ujarnya.

Budi menuturkan, efisiensi atau pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah akan menurunkan aktivitas perekonomian ke depan.

Hal itu akan menyebabkan daya beli masyarakat melemah dan akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat, serta berpotensi meningkatkan pengangguran.

"Efisiensi atau pemangkasan anggaran menurunkan aktivitas ekonomi, sehingga purchasing power melemah dan pertumbuhan ekonomi juga melambat, dan pengangguran meningkat," tuturnya.

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham INDX melonjak 30,95 persen
  • Saham LION melonjak 25 persen
  • Saham SHIP melonjak 25 persen
  • Saham FMII melonjak 25 persen
  • Saham KONI melonjak 24,70 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MMIX terpangkas 24,26 persen
  • Saham CUAN terpangkas 19,87 persen
  • Saham SONA terpangkas 17,76 persen
  • Saham MTFN terpangkas 16,67 persen
  • Saham AIMS terpangkas 15,95 persen

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BREN senilai Rp967,3 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 852,6 miliar
  • Saham PTRO senilai Rp 838,1 miliar
  • Saham BBRI senilai Rp 804,6 miliar
  • Saham BBCA senilai Rp 696,1 miliar

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham AWAN tercatat 107.730 kali
  • Saham PTRO tercatat 86.455 kali
  • Saham BREN tercatat 60.099 kali
  • Saham BBRI tercatat 45.984 kali
  • Saham PSAB tercatat 44.896 kali

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada Senin, 10 Februari 2025. Hal ini seiring meningkatnya ketegangan perdagangan membuat investor tetap waspada.

Mengutip CNBC, Presiden AS Donald Trump menuturkan akan mengenakan tarif 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium.

Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 mendatar di posisi 38.801,17. Indeks Topix melemah tipis 0,15 persen ke posisi 2.733,01. Jepang mengumumkan pertumbuhan pinjaman sebesar 3 persen tahun ke tahun pada Januari, turun sedikit dari 3,1 persen pada Desember.

Indeks Kospi di Korea Selatan mendatar di posisi 2.521,27. Indeks Kosdaq naik 0,91 persen ke posisi 749,67.  Selain itu, indeks ASX 200 melemah 0,34 persen ke posisi 8.482,80.

Indeks China CSI 300 naik 0,21 persen ke posisi 3.901,06. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 1,76 persen.

Inflasi konsumen di China naik ke level tertinggi dalam lima bulan pada Januari seiring pengeluaran yang lebih tinggi jelang Tahun Baru Imlek, demikian berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional pada Minggu, 9 Februari 2025.

Indeks harga konsumen naik 0,7 persen bulan ke bulan dan 0,5 persen tahunan pada Januari, melebihi estimasi Reuters sebesar 0,4 persen.

Sementara itu, indeks harga produsennya turun 2,3 persen dari tahun sebelumnya pada Januari, dan melebihi dari survei Reuters sebesar 2,1 persen.

Indeks acuan Nifty di India melemah 0,91 persen. Sedangkan indeks Strait Times Singapura mencapai level tertinggi 3.910,12. Hal itu didorong sektor telekomunikasi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |