Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Jumat, (29/11/2024). IHSG akan menguji posisi 6.835-6.998.
IHSG merosot 0,63 persen ke posisi 7.200 dan masih didominasi oleh volume penjualan pada Kamis, 28 November 2024.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, skenario terburuk, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave C dari wave (2) sehingga terdapat kemungkinan akan ada potensi koreksi IHSG menguji 6.835-6.998 sekaligus menutup area gap yang berada di 6.968-6.987 pada skenario hitam.
“Pada best case scenario, di mana IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji area resistance 7.354,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.076,6.998 dan level resistance 7.354,7.449.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi mengatakan, IHSG terlihat kembali koreksi dan breakdown support garis moving average (MA) 5 harian dengan volume rendah.
“Meski berpeluang untuk rebound, tetapi selama di bawah garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan menguji level terendah pada November 2024,” tutur dia.
Ia menambahkan, jika mampu breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA (20,200). “Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.100-7.300,” ujar dia.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.100-7.225.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI)
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Buy on Weakness
Saham INDY terkoreksi 1,76% ke 1.395 dan masih didominasi oleh volume penjualan, pergerakannya pun masih berada di fase downtrendnya. "Kami perkirakan, posisi INDY saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave C dari wave (2)," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.300-1.360
Target Price: 1.500, 1.560
Stoploss: below 1.285
2.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Buy on Weakness
Saham MEDC bergerak flat ke 1.125 disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan posisi MEDC saat ini berada pada bagian dari wave c dari wave (y) dari wave [x], sehingga MEDC masih rawan terkoreksi dahulu.
Buy on Weakness: 1.030-1.115
Target Price: 1.175, 1.335
Stoploss: below 1.005
3.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Spec Buy
Saham TKIM menguat 1,98% ke 6.425 disertai munculnya volume pembelian, pergerakannya pun mampu menembus MA20.
"Selama masih mampu berada di atas 6.200 sebagai stoplossnya, posisi TKIM saat ini berada di awal wave [ii] dari wave C," kata dia.
Spec Buy: 6.300-6.400
Target Price: 6.875, 7.300
Stoploss: below 6.200
4.PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) - Spec Buy
Saham TOWR bergerak flat ke 705 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Saat ini, kami perkirakan posisi TOWR sedang berada pada bagian dari wave (v) dari wave [c] dari wave B, sehingga TOWR rawan terkoreksi dahulu," ujar Herditya.
Spec Buy: 675-690
Target Price: 725, 780
Stoploss: below 670
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 28 November 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Kamis (28/11/224). Koreksi IHSG terjadi mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,63 persen ke posisi 7.200,15. Indeks LQ45 turun 0,72 persen ke posis 873,46. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.249,69 dan level terendah 7.195,66. Sebanyak 342 saham melemah sehingga menekan IHSG. 222 saham menguat dan 228 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.062.623 kali dengan volume perdagangan 26,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.865.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 2,2 persen, sektor saham consumer siklikal bertambah 0,31 persen. Kemudian sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,07 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,06 persen.
Sementara itu, sektor saham energi merosot 2,81 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic turun 1,13 persen, sektor saham industri terpangkas 0,05 persen. Sektor saham properti melemah 0,17 persen, sektor saham teknologi turun 0,38 persen, sektor saham infrastruktur terpangkas 0,86 persen dan sektor saham transportasi susut 0,58 persen.
Apa Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa saham Asia bergerak variasi setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada Rabu, 27 November 2024 yang menunjukkan inflasi tidak kunjung menurun sesuai target the Federal Reserve (the Fed) sebesar 2 persen.
“Selain itu, kemungkinan perang tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump dan laporan ledakan di kota-kota di Ukraina yang menyebabkan para investor sedikit khawatir,” demikian seperti dikutip.
Namun demikian, berdasarkan risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang diterbitkan kemarin, The Fed masih diperkirakan akan memberikan pengurangan suku bunga acuan ketiga pada Desember 2024, yang menunjukkan bahwa para pejabat terbagi atas seberapa jauh mereka mungkin perlu memangkas suku bunga acuan.
Pada sisa pekan ini, inflasi Eropa akan dirilis Jumat, 29 November dan diperkirakan mengalami kenaikan dari sebelumnya 2 persen menjadi 2,3 persen.
Selain itu, pada Sabtu, 30 November 2024, Indeks PMI Manufacture NBS China diperkirakan mengalami kenaikan dari sebelumnya 50,1 menjadi 50,3.
Dari dalam negeri, IHSG masih terkontraksi setelah perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.