10 Emiten Pindah ke Papan Pengembangan Mulai 29 November 2024

1 month ago 22

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan sejumlah emiten yang alami perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama dan sebaliknya. Perubahan penempatan papan pencatatan itu berlaku sejak 29 November 2024.

Mengutip keterbukaan informasi, BEI mengumumkan perusahaan tercatat atau emiten yang alami perpindahan papan dari papan pengembangan ke papan utama yakni PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA). Di sisi lain, ada 10 emiten yang mengalami perpindahan papan dari papan utama ke papan pengembangan. Berikut 10 emiten yang alami perpindahan papan dari papan utama ke papan pengembangan:

1.PT Tera Data Indonesia Tbk (AXIO)

2. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK)

3. PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT)

4.PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT)

5.PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA)

6. PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI)

7. PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)

8.PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)

9. PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK)

10. PT Bank Woori Saudara  Indonesia 1906 Tbk (SDRA).

BEI menyatakan perubahan penempatan papan pencatatan tersebut berlaku sejak 29 November 2024 sepanjang tidak ada hal tertentu yang mempengaruhi keputusan perpindahan papan sesuai dengan peraturan bursa.

“Jika terdapat hal/peristiwa tertentu yang terjadi pada perusahaan tercatat sebelum tanggal efektif perpindahan papan, bursa berwenang melakukan perubahan atas pengumuman ini,” demikian seperti dikutip dari BEI.

29 Perusahaan Antre IPO di BEI, Ada 17 Perusahaan Besar

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan hingga saat ini ada 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Adapun hingga 8 November 2024 telah tercatat 36 Perusahaan yang mencatatkan saham (IPO) di BEI dengan dana dihimpun Rp 5,42 Triliun.

Melansir pipeline BEI, Selasa (12/11/2024), ada 2 Perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar. Kemudian 10 Perusahaan aset skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, dan 17 Perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.

Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals dan dari sektor Energi jadi perusahaan paling banyak dalam pipeline BEI, yaitu masing-masing  perusahaan. Kemudian sektor Basic Materials, Finansial, Healthcare, Industrial, serta Properties dan Real Estate menjadi sektor kedua terbanyak dalam pipeline yaitu masing-masing 3 perusahaan.

Sedangkan perusahaan dari sektor infrastruktur serta transportasi dan logistik menjadi sektor paling sedikit dalam pipeline BEI yaitu masing-masing 1 perusahaan. 

Perusahaan Besar

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan perusahaan berkapitalisasi pasar besar akan melaksanakan penawaran saham perdana, initial public offering (IPO) tahun ini. 

“Jadi lighthouse target kami paling enggak di tahun ini itu lebih dari tiga gitu,” kata Nyoman di Main Hall BEI, Senin (11/11/2024). 

BEI Bakal Luncurkan IDX-ESG Disclosure Guidance Kuartal I 2025

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menerbitkan IDX-ESG Disclosure Guidance. IDX ESG Disclosure Guidance adalah panduan untuk membantu perusahaan tercatat dalam mengungkapkan informasi terkait Environmental, Social, and Governance (ESG) secara transparan dan terstruktur.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, CFA menjelaskan, rencana penerbitan IDX ESG Disclosure Guidance adalah untuk membantu perusahaan tercatat dalam perjalanan keberlanjutan mereka. Panduan ini akan diluncurkan bersama dengan implementasi platform pelaporan metrik ESG pada tahun 2024.

"BEI berencana meluncurkan ESG Metric Platform pada awal kuartal I tahun 2025 untuk penyampaian laporan keberlanjutan tahun buku 2024 oleh perusahaan-perusahaan tercatat," kata Denny, Rabu (20/11/2024).

Tujuan dari panduan ini adalah untuk membantu perusahaan dalam beberapa aspek. Antara lain memahami konsep ESG, melaporkan emisi Gas Rumah Kaca (GHG), memahami masing-masing metrik ESG, dan menyelesaikan pelaporan metrik ESG melalui platform pelaporan IDX.

"Jadi untuk penghitungan 2024, berakhirnya di April 2025. Semoga antara Januari-April, sebelum itu kita sudah terapkan (IDX ESG Disclosure Guidance) yang baru," imbuh Denny.

Pada tahun yang akan datang, BEI berencana menyelenggarakan kelanjutan program IDX Net Zero Incubator bagi perusahaan tercatat, yang akan meliputi topik terkait Setting Net Zero Target & Trajectory serta penyusunan roadmap dan strategi dekarbonisasi perusahaan tercatat. Program ini juga akan diperluas dengan mengikutsertakan perusahaan-perusahaan tercatat lainnya yang belum memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan pada tahun ini.

Kinerja Penurunan Emisi

Adapun untuk tahun ini, program IDX Net Zero Incubator diselenggarakan sejak 1 Agustus 2024 (Modul 1) sampai dengan 6 November 2024 (modul 5) yang diikuti oleh 117 perusahaan tercatat.

Pelatihan diselenggarakan secara offline dan online, yang terdiri dari 8 kali pertemuan dengan total waktu pelatihan selama 27 jam.

Diharapkan setelah mengikuti rangkaian pelatihan ini, perusahaan tercatat dapat mengaplikasikannya dalam penyusunan pelaporan aspek-aspek ESG perusahaan, khususnya dalam penyampaian kinerja penurunan emisi, secara transparan dan akurat pada Laporan Keberlanjutan oleh perusahaan tercatat.

Ke depannya, diharapkan juga semakin banyak perusahaan yang peduli terhadap perubahan iklim dan dapat memulai perjalanan dekarbonisasi guna berkontribusi terhadap pengurangan efek emisi gas rumah kaca secara keseluruhan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |