Saham Melambung 153%, Fimperkasa Utama Beri Penjelasan

1 month ago 31

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah melakukan penghentian sementara (suspensi) saham PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Mulanya, suspensi dilakukan pada 20 Januari 2025 dalam rangka cooling down.

Suspensi kemudian dibuka pada 21 Januari 2025. Saham FIMP melanjutkan penguatan signifikan, hingga Bursa kembali melakukan suspensi pada 22 Januari 2025 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut. Sebelum suspensi, Bursa telah memberikan peringatan adanya pergerakan harga saham di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) pada 13 Januari 2025.

Sehubungan dengan hal itu, manajemen PT Fimperkasa Utama Tbk gelar paparan publik insidentil untuk memberi penjelasan kepada pemegang saham. Direktur Utama PT Fimperkasa Utama Tbk, Mohamad Mulky Thalib mengaku tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

"Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Perseroan juga tidak memiliki informasi, fakta, atau kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup Perseroan yang belum diungkapkan kepada Publik," kata Mulky dalam paparan publik perseroan, Selasa (11/2/2025).

Mulky menambahkan, perseroan juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu. Perseroan sendiri tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham Perseroan di Bursa (paling tidak dalam 3 bulan mendatang.

"Hingga saat ini pemegang saham utama saat ini belum memiliki rencana aksi korporasi terkait kepemilikan sahamnya pada Perseroan," imbuh Mulky.

Harga Saham FIMP

Saat ini, harga saham FIMP parkir di posisi 124. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saham FIMP telah melonjak 153,06%.

Perseroan saat ini bergerak di bidang usaha konstruksi dengan kategori Konstruksi Gedung Hunian, Perkantoran, Gedung Industri, Gedung Perbelanjaan, Gedung Kesehatan, Gedung Pendidikan. Gedung Penginapan, Gedung Tempat Hiburan dan Olahraga, Konstruksi Gedung Lainnya, Konstruksi Bangunan Sipil Jalan, Konstruksi Bangunan Sipil Jalan, Konstruksi Bangunan Sipil Jembatan, Jalan Layang, Fly Over, dan Underpass, Konstruksi Bangunan Sipil Telekomunikasi untuk Prasarana Transportasi, jasa Pekerjaan Konstruksi Prefabrikasi Bangunan Sipil dan Penyiapan lahan.

Di samping itu, wilayah operasional Perseroan meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia tergantung permintaan dan peluang usaha yang ada. Hal ini juga ditunjang dengan pengalaman dan sumber daya Perseroan serta hubungan kerjasama yang baik dengan semua pihak terkait yang telah terjalin selama ini.

Prospek Usaha PT Fimperkasa Utama Tbk

Pada tahun ini pemerintah akan lebih terkonsentrasi mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Bahkan pada asumsi dasar ekonomi makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, pemerintah dan DPR telah menyepakati proyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2%.

Apabila mengacu pada data historis, pertumbuhan sektor konstruksi di dalam negeri memiliki kaitan erat dan sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kondisi ini tentunya menciptakan optimisme bagi pelaku usaha di sektor konstruksi, terlebih lagi pemerintah tetap berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan dan perluasan infrastruktur.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara kumulatif di 2024 mencapai 5,03%, sementara itu sektor konstruksi mengalami pertumbuhan mencapai 7,02%. Perekonomian Indonesia di 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp22.139 triliun dan PDB per kapita sebesar Rp 78,6 juta atau setara USD4.960,3.

Berdasarkan data BCI Central, pasar konstruksi di Indonesia pada 2025 akan relatif stabil dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,48%, terutama didorong oleh segmen bangunan perluasan infrastruktur. Pada tahun ini, pemerintah sudah memastikan akan melanjutkan agenda pembangunan infrastruktur dengan beradaptasi pada kebutuhan teknologi dan ekonomi keberlanjutan.

"Upaya pemerintah dalam membangun ekonomi Indonesia melalui pengembangan infrastruktur akan berdampak positif bagi PT Fimperkasa Utama Tbk sebagai perusahaan di bidang konstruksi umum, seperti pembangunan jalan tol, bendungan, perumahan hingga penyewaan alat berat. Perseroan meyakini, sektor konstruksi di Indonesia akan terus bertumbuh dan memiliki prospek positif di masa mendatang," kata Mulky.

Terlibat Proyek Pemerintah

Prospek positif pada bisnis Perseroan di tahun ini dan masa depan juga semakin kentara, karena Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan peran lebih besar kepada swasta untuk menggarap proyek infrastruktur. Langkah pemerintah ini tidak terlepas dari strategi mempercepat perputaran roda ekonomi dan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan swasta.

Anggaran infrastruktur pada APBN 2025 yang telah disiapkan pemerintah sebesar Rp400 triliun akan semakin melebarkan peluang pertumbuhan kinerja Perseroan yang telah berpengalaman di bidang konstruksi sejak 1993. Ketersediaan anggaran infrastruktur dan mayoritas proyek pemerintah yang akan diserahkan kepada swasta, tentunya akan menjadi faktor pengungkit kinerja operasional maupun keuangan Perseroan.

"Merespons sejumlah katalis positif pada sektor konstruksi tersebut, PT Fimperkasa Utama Tbk akan mengandalkan keahlian dan keunggulan kompetitif Perseroan untuk bisa terlibat dalam sejumlah proyek. Dengan demikian, upaya pemanfaatan proyek infrastruktur pemerintah ini akan mengurangi risiko ketergantungan Perseroan pada proyek tertentu sebagai sumber utama pendapatan,"imbuh Mulky.

Strategi

Untuk bisa meraih beragam proyek konstruksi, Perseroan akan menjajaki sejumlah proyek yang sesuai dengan bidang keahlian PT Fimperkasa Utama Tbk, termasuk persiapan lahan, jasa pra- konstruksi dan proses konstruksi bangunan. Selain itu, Perseroan juga akan mencermati belanja pemerintah terkait proyek pengembangan infrastruktur nasional.

Dalam rangka menjalankan business plan Perseroan kedepan secara konkrit Perseroan akan tetap berusaha dengan menjalankan operasional usaha sesuai dengan kontrak kerja yang sudah ada saat ini dan mencari serta mendapatkan kontrak-kontrak baru minimal selama 3 tahun ke depan.

Adapun dalam berusaha menjaga modal kerja dan arus kas operasional Perseroan tetap positif. Perseroan berupaya melakukan penagihan piutang-piutang usaha Perseroan dan melakukan efisiensi usaha.

"Perseroan memperkirakan tetap meraih kinerja yang positif di tahun buku 2024 dan tahun depan. Namun terkait informasi mengenai angka Pendapatan maupun laba usaha tahun buku 2024 Perseroan masih dalam tahap proses audit," tandas Mulky.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |