Ragam Permainan Tradisional dari Kabupaten Lampung Utara

18 hours ago 6

Liputan6.com, Lampung - Masyarakat di Kabupaten Lampung Utara memiliki kekayaan budaya yang melimpah. Salah satu kekayaan tersebut berupa ragam permainan tradisional yang sebagian besar masih eksis.

Dahulu, permainan tradisional ini kerap dimainkan anak-anak di waktu senggang. Memasuki era digital, permainan tradisional sudah tak sepopuler dulu dan mengalami beberapa tantangan pelestarian.

Meski demikian, terdapat beberapa permainan yang masih dimainkan hingga kini. Mengutip dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan, berikut ragam permainan tradisional dari Kabupaten Lampung Utara:

1. Balang-balang

Balang-balang adalah sebuah permainan yang mengandalkan keahlian memutar baling-baling. Permainan ini dilakukan dengan cara memukul baling-baling hingga terlempar sambil berputar kencang. Pemain yang berhasil melempar bilah balang-balang terjauh akan menjadi pemenang.

2. Bedil Betung atau Jejok

Bedil betung atau jejok merupakan sebuah permainan tradisional yang mengandalkan keakuratan dan kekuatan tembakan. Untuk memainkan permainan ini dibutuhkan bambu dan buah leak.

Permainan ini berupa kekuatan tembakan yang berasal dari bambu. Sumber tenaga tembakan berasal dari dorongan satu tangan pemain, sedangkan tangan lainnya digunakan untuk memegang selongsong.

Satu ruas bambu digunakan sebagai selongsong. Adapun satu bilah bambu lainnya digunakan sebagai alat pendorong pada selongsong yang telah diberi buah leak.

Permainan ini dibagi dalam dua kelompok yang posisinya saling berhadapan. Dengan jarak sekitar enam meter, mereka akan saling menembak. Para pemain yang terkena tembakan dinyatakan gugur. Pemenangnya adalah kelompok yang paling banyak menembak anggota kelompok lawan.

Bola Beracun

3. Bola Beracun

Permainan bola beracun dilakukan paling sedikit oleh dua orang. Permainan ini dilakukan di sebidang tanah dengan alat berupa beberapa sandal pemain.

Sandal-sandal tersebut dikumpulkan dan disusun di tengah arena permainan. Para pemain akan melempar tumpukan sandal tersebut secara bergantian.

Pemain yang berhasil meruntuhkan susunan sandal akan mengejar dan menangkap lawannya. Lawan yang berhasil ditangkap, dianggap kalah.

4. Kebabeng

Kebabeng merupakan permainan yang bersifat perorangan. Alat permainan ini dibuat dari bahan sederhana, berupa sehelai tali, sebilah bambu, dan buah karet.

Kebabeng dimainkan dengan cara menarik kedua ujung tali yang telah diberi dua bilah bambu. Pada bagian tengah, terpasang buah karet yang kedua sisinya telah diberi lubang. Kesenangan bermain kebabeng diperoleh saat buah karet dapat berputar dengan kencang.

Meski bersifat perorangan, kebabeng juga bisa dimainkan secara berkelompok. Persaingannya hanya dilihat dari ketangkasan dan keahlian pemain dalam memutar buah karet.

5. Kikhikan

Bahan dalam permainan kikhikan sama dengan yang digunakan pada kebabeng. Permainan ini menggunakan prinsip kecepatan putaran baling-baling yang ditarik menggunakan benang.

Proses pembuatan alat kikhihan dimulai dengan melubangi poros baling-baling, kemudian mengisinya dengan sebilah bambu. Selanjutnya, biji karet dilubangi pada bagian atas, bawah, dan tengah. Lubang bagian atas dan bawah digunakan untuk memasukan sebilah bambu, sedangkan lubang bagian tengah digunakan untuk memasukkan tali sebagai alat penariknya.

Pidak

6. Pidak

Pidak merupakan permainan tradisional Kabupaten Lampung Utara yang juga menggunakan buah karet. Pidak dimainkan paling sedikit oleh dua orang yang memiliki sejumlah buah karet.

Cara memainkannya adalah dengan menumpuk dua buah karet, kemudian memukulnya dengan tangan salah seorang pemain. Pemain harus memukul buah karet hingga salah satunya pecah. Pemain dengan jumlah buah karet pecah paling banyak dianggap kalah.

7. Taplak

Taplak adalah permainan tradisional yang biasa dilakukan oleh anak perempuan. Permainan ini membutuhkan alat berupa pecahan genting dan sebidang tanah. Permainan ini mirip dengan engklek.

Persiapan permainan diawali dengan membuat gambar kotak-kotak di atas sebidang tanah. Setelah selesai, para pemain mulai bermain di arena tersebut sesuai urutan yang telah ditentukan.

Proses memainkannya dimulai dengan melempar pecahan genting pada gambar kotak yang telah ditentukan. Kemudian, pemain akan melompati setiap kotak dengan satu kaki.

Jika pemain salah melempar pecahan genting atau menginjak garis, maka sesi bermainnya berhenti dan harus digantikan dengan pemain selanjutnya. Ia pun harus menunggu giliran selanjutnya untuk melanjutkan permainan.

Penulis: Resla

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |