Agung Podomoro Jual Aset Pullman Vimala Hills

1 month ago 34

Liputan6.com, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mengumumkan penjualan aset yang sifatnya penting. Perseroan menjual Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills Resort Spa & Convention, Ciawi melalui anak usahanya yaitu PT Putra Adhi Prima (PAP) kepada PT Bangun Loka Indah (BLI).

Dana hasil penjualan ini akan digunakan Perusahaan untuk membiayai pembangunan sejumlah proyek properti serta membayar utang.

Corporate Secretary PT Agung Podomoro Land Tbk Justini Omas menuturkan, penjualan Hotel Pullman Vimala Hills ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk memperkuat kas perusahaan dan melanjutkan program efisiensi bisnis melalui pengurangan beban utang.

Dengan kas perseroan yang semakin kuat, Agung Podomoro Land kini memiliki ruang yang lebih luas untuk membiayai pembangunan proyek-proyek yang sedang berjalan, baik hotel, residential maupun perumahan.

Justini menegaskan, penjualan hotel Pullman Vimala Hills  bukan merupakan transaksi afiliasi dan juga bukan  transaksi material. Transaksi ini merupakan kegiatan usaha yang dijalankan Perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan usaha dan dijalankan secara rutin, berulang, dan/atau berkelanjutan mengingat Perusahaan bergerak dalam bidang Real Estate.

"Kami bersyukur transaksi ini berjalan lancar dan akan memberikan dampak yang sangat positif bagi fundamental APLN ke depan,” kata Justini dalam keterangan resmi, Senin (18/11/2024).

Sampai September 2024, APLN berhasil mencatatkan penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp2,78 triliun. Pada periode sembilan bulan pertama 2024 ini Perusahaan mampu mencatat laba komprehensif sebesar Rp 64,64 miliar. Marketing sales APLN sampai September 2024 mencapai Rp1,37 triliun melonjak 46,5% dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp 933,30 miliar.

Sementara pendapatan berulang tumbuh 6,6% dari Rp 1,07 triliun sampai September 2023 menjadi Rp 1,14 triliun dalam periode yang sama tahun ini. Berkat kinerja operasional yang positif dan menurunnya beban biaya pinjaman, menjadikan cash flow perusahaan semakin kokoh. Sampai September 2024, dana kas dan setara kas perusahaan mencapai Rp 1,06 triliun, meningkat hampir Rp 400 miliar dibandingkan periode sama tahun 2023.

Kinerja 2023

Sebelumnya, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melaporkan kinerja keuangan 2023. Emiten properti ini mencatat penurunan baik pendapatan dan laba sepanjang 2023.

PT Agung Podomoro Land Tbk catat penjualan dan pendapatan usaha Rp 4,68 triliun pada 2023. Pendapatan usaha dan penjualan itu turun 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 8,66 triliun.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/4/2024), beban pokok penjualan dan beban langsung turun 28,62 persen menjadi Rp 2,70 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,79 triliun.

Seiring penjualan dan pendapatan yang turun berdampak terhadap laba kotor. Perseroan mencatat laba kotor Rp 1,96 triliun, susut 59,6 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 4,87 triliun.

Laba sebelum pajak terpangkas 47,31 persen menjadi Rp 1,22 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 2,32 triliun.

Seiring kinerja tersebut, Perseroan mencatat laba komprehensif merosot 43,5 persen menjadi Rp 1,17 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 2,07 triliun.

Sedangkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut45,72 persen menjadi Rp 1,082 triliun pada 2023. Pada 2022, Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,99 triliun. Dengan demikian, laba per saham dasar turun menjadi Rp 47,70 pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 87,88.

Ekuitas Perseroan naik 7,87 persen menjadi Rp 13,45 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 12,46 triliun. Liabilitas turun 7,8 persen menjadi Rp 14,87 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 16,14 triliun. Aset Perseroan turun 1,01 persen menjadi Rp 28,32 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 28,61 triliun. Kas dan setara kas Rp 768,36 miliar pada 2023.

Penjualan Proyek Properti

Corporate Secretary APLN Justini Omas menuturkan, pada 2023, kinerja APLN tetap mengandalkan penjualan proyek-proyek properti serta pendapatan berulang lewat segmen hotel dan penyewaan pusat perbelanjaan.

Di tengah tren penurunan daya beli masyarakat, proyek - proyek properti APLN mampu menghasilkan marketing sales di luar Ppn senilai Rp 1,23 triliun. Pencapaian tersebut menurun sekitar 26% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 1,66 triliun.

"Pada tahun 2023 kami berhasil mengoptimalkan permintaan rumah tinggal tapak yang masih tinggi, namun lemahnya daya beli segmen apartemen membuat marketing sales tetap turun. Kami berharap situasi di tahun 2024 pasar apartemen dapat tumbuh, mengingat produk ini adalah salah satu DNA APLN sebagai perusahaan properti nasional,” kata Justini, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Pada 2023, Agung Podomoro Land mampu mencatat penjualan rumah tinggal tapak sebesar Rp 1,18 triliun, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,01 triliun. Penjualan rumah tinggal tersebut terutama berasal dari proyek properti di berbagai kota seperti Bukit Podomoro Jakarta, Kota Podomoro Tenjo Bogor, Podomoro Park Bandung, dan Parkland Podomoro Karawang.

Pendapatan dari Bisnis Hotel

Sementara itu pendapatan dari bisnis hotel dan penyewaan pusat perbelanjaan mencapai Rp 1,48 triliun, sama dengan Rp 1,46 triliun yang dicatatkan dalam periode yang sama tahun lalu.

Saat ini APLN memiliki dan mengoperasikan sejumlah hotel seperti Pullman Vimala Hills Ciawi, Pullman Grand Central Bandung dan Indigo Seminyak Bali. Adapun beberapa pusat perbelanjaan yang dimiliki oleh perusahaan di antaranya Kuningan City, Senayan City, Baywalk, Emporium Pluit, Festival CityLink Bandung, Deli Park Medan, dan Plaza Balikpapan.

“Tantangan ekonomi di tahun 2024 masih akan sangat dinamis, mengingat situasi global juga menghadapi banyak ketidakpastian,” ujar Justini.

Ia menuturkan, APLN akan terus mengoptimalkan setiap peluang, termasuk merilis produk - produk properti yang sesuai dengan kebutuhan segmen pasar saat ini, di mana daya beli mayoritas konsumen sedang menurun.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |