Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN) menyesuaikan nilai transaksi pembelian saham perusahaan pembangkit listrik panas bumi PT Supreme Energy Rantau Dedep (SERD) menjadi Rp 1,2 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (18/10/2024), PT United Tractors Tbk menyebutkan telah menyelesaikan transaksi jual beli saham antara EPN dengan Merit Power Holdings B.V, Axia Power Holdings B.V, Tohoku Power Investment Company B.V dan INPEX Geothermal Ltd (penjual). EPN pun telah menyelesaikan pembayaran senilai USD 80,69 juta atau setara Rp 1,25 triliun.
Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara K.Loebis menuturkan, pada 15 Oktober 2024, EPN dan penjual telah menandatangani kesepakatan penghitungan penyesuaian harga pembelian penjualan saham Supreme. Hal ini terdapat perubahan atau penyesuaian total nilai keseluruhan transaksi berdasarkan penghitungan menggunakan hasil laporan keuangan yang telah diaudit.
“Oleh karenanya, berdasarkan pernyataan penyelesaian terdapat pengurangan nilai keseluruhan transaksi sebesar USD108.749 atau setara dengan Rp1.694.418.169, sehingga nilai transaksi atas Perjanjian adalah menjadi sebesar USD80.582.941 atau setara dengan Rp1.255.562.803.721,” demikian seperti dikutip.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Oktober 2024, harga saham UNTR stagnan di posisi Rp 26.725 per saham. Nilai transaksi harian saham UNTR Rp 56,99 miliar. Total volume perdagangan 2,14 juta saham dengan total frekuensi perdagangan 4.130 kali.
Selama sepekan terakhir, harga saham UNTR naik 2,2 persen. Sedangkan sejak awal tahun, harga saham UNTR sudah melambung 18,12 persen.
Anak Usaha United Tractors Beli Saham Perusahaan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usaha PT Energia Prima Nusantara (EPN) yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan membeli saham PT Supreme Energy Rantau Dedep (SERD), perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) pada 1 Maret 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/3/2024), anak usaha United Tractors membeli saham SERD sebesar 163.136 lembar saham seri B milik MenT Power Holdings B.V dan 94.313 saham seri B milik Inpex Geothermal Ltd.
PT United Tractors Tbk menyampaikan, EPN telah menandatangani perjanjian jual beli dengan MenT, Axia Power Holdings B.V, Tohoku Power Investment Company B.V dan INPEX pada 1 Maret 2024 untuk rencana jual beli saham di SERD. Nilai pembelian saham itu sebesar USD 80.691.700 atau setara Rp 1,266 triliun.
Perseroan menyebutkan, nilai keseluruhan atas transaksi itu dapat berubah pada saat penyelesaian transaksi karena ada penyesuaian atas posisi laporan keuangan saat penutupan transaksi.
Penyelesaian jual beli saham oleh EPN tunduk pada terpenuhinya syarat-syarat pendahuluan sebagaimana diatur dalam perjanjian jual beli termasuk persetujuan dari pemegang saham SERD.
“Tujuan dari penandatanganan perjanjian juali beli ini adalah untuk kelanjutan diversifikasi usaha Perseroan sebagai bagian dari strategi pertumbuhan berkesinambungan di bidang pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan sumber energi terbarukan khususnya panas bumi,” tulis Perseroan.
Saham UNTR
Perseroan menyatakan penandatanganan perjanjian jual beli itu tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan Perseroan saat ini.
Penandatanganan perjanjian jual beli juga bukan merupakan transaksi material dan afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
“Penyelesaian jual beli saham oleh EPN tunduk pada terpenuhinya syarat-syarat pendahuluan sebagaimana diatur dalam perjanjian jual beli termasuk persetujuan dari pemegang saham SERD,” tulis Perseroan.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 5 Maret 2024, saham UNTR naik 0,52 persen ke posisi Rp 24.125 per saham. Nilai transaksi Rp 92,66 miliar dan volume perdagangan 3,83 juta saham. Total frekuensi perdagangan 5.814 kali.
Kinerja 2023
Sebelumnya diberitakan, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat kinerja keuangan yang beragam sepanjang 2023. PT United Tractors Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun tipis.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT United Tractors Tbk meraih pendapatan Rp 128,58 triliun pada 2023. Pendapatan Perseroan naik tipis 4,02 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 123,60 triliun.
Beban pokok pendapatan bertambah 4,44 persen menjadi Rp 92,79 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 88,84 triliun.
Dengan demikian, laba bruto naik 2,95 persen menjadi Rp 35,78 triliun pada 2023. Pada 2022, Perseroan meraih laba bruto Rp 34,75 triliun.
PT United Tractors Tbk mencatat beban penjualan naik menjadi Rp 1,32 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,06 triliun. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 4,74 triliun dari periode 2022 sebesar Rp 1,06 triliun.
Selain itu, Perseroan mencatat kenaikan beban lain-lain menjadi Rp 885,4 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 560,80 miliar. Perseroan juga meraih laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama mencapai Rp 635,03 miliar pada 2023, turun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 635,91 miliar.
Dengan melihat kinerja tersebut, Perseroan mencatat laba setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 20,61 triliun pada 2023. Laba Perseroan turun 1,8 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21 triliun.
Seiring hal tersebut, PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatat laba per saham turun menjadi Rp 5,675 pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,679.
PT United Tractors Tbk mencatat ekuitas turun menjadi Rp 84,03 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,51 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 69,99 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 50,96 triliun.
Aset Perseroan naik menjadi Rp 154,02 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 140,47 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 18,59 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 38,28 triliun.