Liputan6.com, Bandung - PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) Persero bersama anak perusahaan yaitu PT INTI Konten Indonesia (PT INTENS) menargetkan pada tahun 2029 rampung membangun Stasiun Monitoring Frekuensi Radio Transportable di 500 lokasi.
Menurut Direktur PT INTENS, Rizqi Ayunda Pratama, mega proyek Pembangunan Stasiun Monitoring Frekuensi Radio Transportable penggunaan dan okupansi frekuensi radio bernama INTI MONFR400 ini milik Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
"Hal ini menjadi tonggak penting dalam upaya INTI Group untuk berkontribusi pada pengembangan infrastruktur telekomunikasi nasional. Dengan tingkat TKDN yang tinggi, produk ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi," ujar Rizqi dalam siaran medianya dikutip (14/11/2024).
Rizqi mengatakan pada tahap perdana proyek ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia telah melakukan pembelian delapan unit Sistem Monitoring Frekuensi Radio (SMFR) Portable dan tiga unit Argus Software melalui e-Katalog tertanggal 25 September 2024, untuk diimplementasikan pada proyek Pembangunan Stasiun Monitoring Frekuensi Radio Transportable di tiga lokasi.
Diantaranya adalah Balai Monitor SFR Kelas I Denpasar yaitu di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng. Kedua adalah Balai Monitor SFR Kelas II Aceh yakni di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Serta Balai Monitor SFR Kelas II Palu yang berada di Kota Palu dan Kabupaten Morowali.
"Pilot project ini akan menjadi awal yang baik bagi INTI Group untuk terlibat secara langsung dalam national supply chain. Kami optimistis dapat mendukung target Kominfo untuk mengimplementasikan SMFR Transportable dengan potensi 500 area di Indonesia untuk dimonitor," tutur Rizqi.
Spesifikasi INTI MONFR400
Rizqi menjelaskan INTI MONFR400 adalah sebuah perangkat sistem yang digunakan untuk memantau frekuensi radio, serta menentukan arah atau lokasi dari sinyal pemancar radio.
Perangkat ini dirancang untuk memantau penggunaan dan okupansi spektrum frekuensi radio (RF), sekaligus dapat digunakan untuk melacak dan menganalisis berbagai jenis transmisi radio serta membantu memastikan penggunaan gelombang radio yang efisien dan aman.
"Perangkat ini dilengkapi dengan sejumlah fitur unggulan yang mampu memberikan data pemanfaatan spektrum frekuensi radio secara akurat dan real time," jelas Rizqi.
Rizqi menyebutkan terdapat lima keunggulan dari perangkat INTI MONFR400 di antaranya adalah sebagai berikut:
- Satu-satunya produk Sistem Monitoring Frekuensi Radio yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.
- Dapat dipindahkan dan digunakan di berbagai lokasi.
- Pemantauan dan streaming data I/Q dengan bandwidth waktu nyata 40 MHz.
- Pengukuran sesuai dengan rekomendasi The International Telecommunication Union, sebuah badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatur isu teknologi informasi dan komunikasi.
Apresiasi Pemerintah
Sebelumnya, untuk percepatan implementasi perangkat sistem yang telah mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Budi Arie Setiadi pada Temu Bisnis Aksi Afirmasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Tahap VIII itu, INTI Group pun menggandeng mitra berskala global PT Rohde Schwarz Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada waktu itu, Nezar Patria, memberikan dukungan secara khusus pada INTI Group mengutarakan, Indonesia memiliki sumber daya dan teknologi yang mumpuni.
Sehingga, industri dalam negeri akan kalah bersaing dengan industri asing apabila tidak dilindungi dengan sebuah kebijakan yang membuka kesempatan bagi pelaku industri domestik untuk dapat masuk ke dalam national supply chain untuk berproduksi.
"Apabila produk domestik mendapatkan kesempatan untuk diuji di pasar nasional, Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, dibarengi dengan peningkatan level maturity produk buatan dalam negeri tersebut," ucap Nezar.
Perangkat yang tengah menjalani proses sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) sebesar 41,21 persen itu, rencananya dapat mendukung roadmap Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk mengimplementasikan SMFR Transportable pada setiap balai monitor yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Rencananya, proyek yang merujuk pada Surat Perjanjian untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Pengadaan Barang Pembangunan Sistem Monitoring Frekuensi Radio Transportable ‘INTI MONFR400’ Tahun Anggaran 2024 tertanggal 01 Oktober 2024 itu rampung pada Desember 2024.
Targetnya, inisiasi dukungan terhadap penggunaan produk dalam negeri itu akan berlanjut secara berkesinambungan pada tahun anggaran 2025-2029.
"Jadi semua belanja pemerintah yang mencapai Rp3.600 triliun itu mau diarahkan lewat satu kebijakan supaya penggunaan produk lokal meningkatkan TKDN ini bisa dicapai dengan target. Kenapa harus demikian? Karena kalau kita enggak ada affirmative action itu, maka industri di dalam negeri itu akan kalah bersaing dengan luar," tutur Nezar.
Sedangkan Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Eko Riyanto Sutomo pun ikut mengutarakan, kebutuhan infrastruktur yang selama ini menggunakan produk impor, pada akhirnya kini telah dapat dipenuhi oleh perusahaan nasional yang dapat memproduksi perangkat dengan pemenuhan TKDN yang tinggi di fasilitas produksi PT INTI (Persero).
"Ini adalah sebuah terobosan yang bagus sekali bagi pelaksanaan tugas kami," ujar Eko. 8 Prestasi PT INTI 2024
Penghargaan
Pergerakan performa PT INTI Persero dari area negatif ke zona positif pada 2024 diperkuat strategi transformasi dari segi Business Alignment, yang meliputi sisi Expand Business Segment & Target Multi-Vertical Industry, Subsidiary Streamlining, Product Portfolio Arrangement, dan Strategic Alliance with Global Partner.
Strategi ini kemudian membawa Perseroan berhasil membukukan capaian overachiement, yang disokong dari perolehan sejumlah proyek strategis berskala nasional sebagai berikut :
1. Produksi e-KTP Reader untuk menyuplai kebutuhan Kejaksaan Republik Indonesia terkait integrasi sistem aplikasi eksisting sebanyak 550 unit, serta kebutuhan Sentralisasi Aplikasi Surat Izin Mengemudi (SIM) Online Terpusat di Seluruh Indonesia dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebanyak 1.439 unit.
2. Sentralisasi Aplikasi Surat Izin Mengemudi (SIM) Online Terpusat di Seluruh Indonesia dari Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang ditargetkan siap Go Live pada awal tahun 2024. Aplikasi SIM Online ini akan diimplementasikan di seluruh lokasi Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah yang tersebar di 34 Provinsi dengan total area sebanyak 856 lokasi.
3. Infrastruktur Open Network Technology terutama terkait penyediaan teknologi Open Wifi, di Ibu Kota Nusantara (IKN). Aksi strategis ini merupakan kolaborasi ekosistem dengan Telecom Infra Project, Telkom University, Telkomsel, NTT Docomo, Edgecore, PLN Icon Plus, dan International Fiber Alliance untuk mendukung Otoritas Baru Ibu Kota Nusantara (“Otorita IKN”) dalam merealisasikan pembangunan IKN.
4. Produksi kartu prepaid milik PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. (“Bank Mandiri”). Rencananya, PT INTI (Persero) akan menuntaskan produksi kartu prepaid sebanyak 1,7 juta unit hingga akhir tahun 2024.
5. INTI Group kembali berhasil mengantongi kembali status sebagai satu-satunya pemegang legalitas sistem e-Voting pada tahun 2024. Lisensi e-Voting tersebut diberikan pada seremoni Penandatangan Perjanjian Lisensi antara Badan Riset dan Inovasi Nasional dan PT INTI Konten Indonesia tentang Hak Cipta Program Komputer Aplikasi Pemilu Elektronik (e-Voting).
6. Pembangunan dan Implementasi Alat Ukur Electromagnetic Compability (EMC) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) yang digunakan untuk menjalankan aspek penilaian kesesuaian teknis (pengujian) Alat dan Perangkat Telekomunikasi yang wajib memenuhi kewajiban EMC.
7. Pembangunan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) Wilayah Indonesia untuk 29 Provinsi, dengan sebaran total lokasi sekitar 5.315 titik. Pembangunan PJU-TS ini merupakan salah satu program Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait aspek pengendalian penggunaan energi untuk memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).
8. Penggarapan proyek bisnis Out Site Plant di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Barat dari tiga perusahaan BUMN dan swasta nasional, yang akan terus diperluas ke seluruh telecommunication company di Indonesia.
Selain itu, perbaikan kinerja Perseroan ke arah zona positif inipun tak lepas dari upaya perbaikan berkelanjutan pada aspek Finance & Capital Restructuring yang mencakup Capital Restructuring, Debt Restructuring, dan Leveraging Asset.