Sri Mulyani Didampingi 3 Wakil Menteri Keuangan, Apa Dampaknya ke Pasar Modal?

3 weeks ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani resmi didampingi 3 wakil dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Ketiga Wamenkeu tersebut antara lain, Thomas Djiwandono, Suahasil Nazara, dan Anggito Abimanyu.

Terlepas dari penambahan jumlah Wamenkeu, pasar tampaknya cukup menyambut positif posisi Menkeu yang kembali dijabat Sri Mulyani. Pengamat Pasar Modal, Wahyu Laksono menilai, penunjukan Sri Mulyani sebagai bendahara negara cukup memberikan kepastian mengenai kebijakan ekonomi ke depannya.

"Setelah kepastian, siapapun itu, pasar akan baik-baik saja. Apalagi ternyata Sri Mulyani lagi yang masuk kabinet. Makin better karena sudah dikenal dan dipercaya. Next big thing is action policy. Dan ini bertahap dan perlu waktu sesuai tantangan dan dinamika domestik dan global," kata Wahyu kepada Liputan6.com, Rabu, 23 Oktober 2024.

Kabinet Merah Putih sendiri diumumkan pada 20 Oktober 2024, malam hari. Sementara pelantikan dilakukan pada Senin, 21 Oktober 2024. Saat itu, IHSG ditutup naik 0,16 persen ke posisi 7.772,596. IHSG memang berada pada tren positif bahkan sejak beberapa hari sebelumnya, saat sejumlah calon menteri, termasuk Sri Mulyani, diundang oleh Prabowo ke Kartanegara pada 15 Oktober 2024.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai kabinet Prabowo-Gibran memiliki pondasi yang relatif kuat. Tim ekonomi saat ini yang kembali diisi oleh para profesional, sejalan dengan ekspektasi pasar. Persepsi dan kepercayaan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran disebut tetap positif.

"Optimisme ini dapat meningkatkan kepercayaan investor asing, mendorong portofolio aliran modal, dan berdampak positif terhadap pasar saham, obligasi pemerintah, dan Rupiah," ulas Rully dalam risetnya.

Sesuai Harapan Pasar

Pada kesempatan yang lain, Rully mengatakan bahwa memang kemungkinan menteri yang bertugas di sektor ekonomi akan dipilih sesuai dengan ekspektasi pasar. Menurut Rully, hal ini untuk menjaga kepercayaan pasar sehingga investasi di dalam negeri masih menarik dipertimbangkan.

"Kalau dari sisi menteri-menteri di sektor ekonomi itu memang dipilih yang sesuai dengan ekspektasi pasar. Kenapa? Karena selama ini kan bersih, transparan dan jelas uangnya didapat dari mana, dipakai buat apa. Ini yang memberi confidence dari investor, terutama di investor yang beli SBN, obligasi pemerintah," kata Rully.

Penutupan IHSG pada 23 Oktober 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada perdagangan saham Rabu, (23/10/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah 323 saham melemah.

Mengutip data RTI, IHSG turun terbatas 0,02 persen ke posisi 7.787,56. Indeks LQ45 naik 0,04 persen ke posisi 954,75. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.805,91 dan level terendah 7.761,25.

Sebanyak 323 saham melemah dan 243 saham menguat. 228 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.373.858 kali dengan volume perdagangan saham 34 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,8 triliun.

Di pasar negosiasi, transaksi saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) tercatat Rp 2,3 triliun. Harga saham SMDM naik 7,93 persen ke posisi Rp 531 per saham dengan frekuensi perdagangan satu kali. Total volume perdagangan saham 43.901.215 saham.

Di pasar regular, saham SMDM stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM dibuka stagnan di posisi Rp 510 per saham. Harga saham SMDM berada di level tertinggi Rp 520 dan terendah Rp 490 per saham. Total frekuensi perdagangan 316 kali dengan volume perdagangan 43.935.800 saham. Nilai transaksi Rp 2,3 triliun.

Investor asing jual saham Rp 2,72 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 41,98 triliun.

Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham transportasi. Sektor saham transportasi naik 1,08 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,87 persen dan sektor saham industri bertambah 0,49 persen.

Sektor saham keuangan menguat 0,42 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,46 persen, dan sektor saham kesehatan melesat 0,20 persen.

Sementara itu, sektor saham properti turun 1,04 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham basic merosot 0,57 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,42 persen, sektor saham energi merosot 0,04 persen, sektor saham siklikal susut 0,05 persen, dan sektor saham energi melemah 0,04 persen.

Apa Saja Sentimen IHSG?

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, penurunan indeks saham Amerika Serikat (AS) dan lonjakan yield US Treasury bertenor 10 tahun terjadi di tengah semakin besarnya keraguan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan terus memangkas suku bunga secara agresif. "Atau bahkan justru mempertahankan suku bunga acuannya pada November 2024 nanti," demikian seperti dikutip.

Ketahanan ekonomi AS dan kekhawatiran mengenai dampak fiskal dari kemenangan kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS menjadi faktor pendorong terkait munculnya keraguan tersebut.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025.

Selain itu, memperingatkan adanya risiko yang semakin besar dari perang hingga proteksionisme perdagangan. Pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh 3,2 persen year on year (yoy), atau 0,1 persen (yoy) lebih rendah dari estimasi yang di umumkan pada Juli 2024, sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini di pertahankan di 3,2 persen (yoy). Kemudian, tingkat Inflasi global di perkirakan akan turun menjadi 4,3 persen pada tahun depan dari 5,8 persen pada 2024.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |