Liputan6.com, Jakarta - Monumen Bandung Lautan Api adalah salah satu simbol paling ikonik dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Terletak di kawasan Tegallega Bandung, monumen ini berdiri megah sebagai pengingat peristiwa heroik yang terjadi pada Maret 1946.
Bangunan setinggi 45 meter ini tidak hanya mencerminkan keberanian rakyat Bandung, tetapi juga semangat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia yang baru saja diproklamasikan.
Bentuknya yang menyerupai kobaran api melambangkan semangat perjuangan yang tak pernah padam, sekaligus merujuk pada peristiwa pembumihangusan Bandung oleh penduduknya sendiri, sebuah keputusan yang penuh keberanian dan pengorbanan besar.
Kisah ini bermula ketika Belanda, melalui NICA (Netherlands Indies Civil Administration), berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Pada saat itu, Kota Bandung menjadi salah satu pusat strategis yang ingin dikuasai oleh pasukan sekutu. Rakyat Bandung, yang tidak rela tanah kelahirannya dijajah kembali, memutuskan untuk melawan meski dengan sumber daya yang sangat terbatas.
Serangan dan tekanan militer dari Belanda membuat para pejuang menghadapi dilema besar bertahan di kota dan berisiko kehilangan nyawa, atau mengorbankan kota demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Keputusan penting kemudian diambil pada 24 Maret 1946.
Para pejuang, yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), memutuskan untuk meninggalkan Bandung setelah membakar sebagian besar kota. Tujuan dari aksi ini adalah untuk mencegah Belanda memanfaatkan fasilitas strategis yang ada di Bandung, seperti pabrik, gudang persenjataan, dan infrastruktur lainnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Persib Bandung Jawara Liga 1, Ribuan Bobotoh Hangatkan Bandung
Identitas Warga Bandung
Tindakan ini dikenal sebagai strategi bumi hangus. Ribuan warga sipil meninggalkan kota sambil menyaksikan api yang melahap rumah, tempat usaha, hingga gedung-gedung pemerintahan.
Peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai Bandung Lautan Api, sebuah simbol perjuangan tanpa kompromi untuk kebebasan. Monumen ini baru diresmikan pada tahun 1981, setelah melalui proses panjang yang melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat Bandung.
Desainnya yang sederhana namun kuat dirancang oleh Sunaryo, seorang seniman ternama. Struktur monumen terdiri dari 9 elemen utama yang menggambarkan kebersamaan, dengan puncaknya yang berbentuk api melambangkan semangat yang terus menyala.
Lokasinya di Tegallega dipilih dengan hati-hati karena kawasan ini memiliki nilai historis yang tinggi, sekaligus menjadi ruang publik yang strategis untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya semangat perjuangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kini, Monumen Bandung Lautan Api tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah, tetapi juga ruang untuk merefleksikan makna kemerdekaan dan pengorbanan. Setiap tanggal 24 Maret, masyarakat Bandung memperingati peristiwa heroik ini dengan berbagai acara, mulai dari upacara hingga pameran seni dan budaya.
Monumen ini mengingatkan kita semua bahwa kemerdekaan bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah, melainkan hasil dari perjuangan, pengorbanan, dan cinta yang mendalam terhadap tanah air.
Sebagai bagian dari identitas Kota Bandung, Monumen Bandung Lautan Api terus menginspirasi generasi muda untuk menjaga dan melanjutkan semangat juang para pahlawan terdahulu.
Penulis: Belvana Fasya Saad