PTDI: Menhan RI Siap Percepat Kontrak yang Telah Diteken Sebelumnya

9 hours ago 4

Liputan6.com, Bandung - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Gita Amperiawan menyebutkan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin akan segara mempercepat kelanjutan kontrak yang telah diteken oleh satu badan usaha milik negara (BUMN) itu.

Menurut Gita, PTDI sebelumnya telah memperoleh kontrak pengadaan pesawat N219 sebanyak enam unit oleh Kementerian Pertahana (Kemhan RI) untuk digunakan TNI AD, sebagai salah satu kontrak yang akan diupayakan percepatan efektifnya.

"Dari kunjungan Menhan tadi sore (Jumat, 10/1/2025), beliau akan berupaya mendorong percepatan efektif kontrak-kontrak yang sebelumnya telah diperoleh PTDI dan meminta agar PTDI betul-betul siap dalam menjalankan kontraknya, baik dari kesiapan SDM maupun sistemnya," kata Gita dalam keterangannya ditulis Sabtu (11/1/2025).

Gita mengatakan hal itu dikatakan oleh Sjafrie Sjamsoeddin usai meninjau fasilitas produksi dan hanggar PTDI untuk melihat langsung kemampuannya dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) nasional.

Selain itu tambah Gita, Sjafrie juga meninjau progress produksi satu unit pesawat CN235-220 Military Transport (serial number N71) untuk digunakan TNI AL dan pesawat NC212i untuk diigunakan TNI AU.

"PTDI (juga) telah terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan start-up seperti PT Vela Prima Nusantara (Vela) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) yang berinisiatif mengembangkan moda transportasi masa depan, yaitu pesawat terbang e-VTOL berbasis Advanced Air Mobility (AAM)," tambah Gita.

Hal tersebut dilaporkan Gita kepada Sjafrie, terkait upaya PTDI dalam memperkuat perannya sebagai sentra pengembangan produk aerospace generasi baru.

Gita mengatakan Sjafrie mengapresiasi peran PTDI dalam mengembangkan ekosistem dirgantara, khususnya pada pemberdayaan SDM dan engineer muda di Indonesia untuk merealisasikan pengembangan, manufaktur, hingga komersialisasi pesawat AAM.

"Dalam semangat visi pemerintahan baru, kunjungan Menhan Sjafrie ke PTDI diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah dan industri pertahanan dalam mewujudkan kemandirian pertahanan Indonesia," ujar Gita.

Sebagai industri strategis nasional, PTDI memiliki peran vital dalam meningkatkan daya saing melalui inovasi, pengembangan kapabilitas dan kapasitas produksi di bidang kedirgantaraan, sekaligus memperluas kontribusi Indonesia di sektor dirgantara global.

Simak Video Pilihan Ini:

Jenazah Ibu dan Anak Korban Longsor Ditemukan Berpelukan

Tiga Produksi Pesawat PTDI

PTDI terus menunjukkan keberhasilannya dalam memenuhi kebutuhan pasar akan pesawat CN235-220 dan NC212i, juga dengan produk terbarunya pesawat N219.

Berbagai upaya pemasaran telah dilakukan untuk memperoleh kontrak baru, baik untuk pasar dalam negeri khususnya dalam memenuhi rencana kebutuhan Alpalhankam tahun 2025-2029, maupun pasar luar negeri.

"Di pasar global, pesawat CN235-220 telah dioperasikan di berbagai negara, diantaranya seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Korea Selatan, UAE, Burkina Faso, Pakistan, Senegal dan Nepal. Dan berkat dukungan dari Presiden RI terdahulu, Joko Widodo, pada Januari 2024 menjadi salah satu milestone bagi PTDI untuk melakukan penetrasi perolehan kontrak baru di Filipina," ungkap Gita.

Pada saat itu Joko Widodo secara langsung merekomendasikan pesawat CN235-220 dengan konfigurasi MPA/ASW kepada Menteri Pertahanan Filipina untuk memenuhi kebutuhan Philippine Navy.

Sedangkan untuk pasar dalam negeri pesawat CN235 masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Alpalhankam NKRI.

"Pesawat NC212i juga terus memperkuat kontribusi PTDI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista nasional. Saat ini, PTDI sedang dalam tahap penjajakan perolehan kontrak baru pesawat NC212i dengan Kementerian Pertahanan RI," sebut Gita.

Hal ini lanjut Gita, merupakan bentuk komitmen PTDI sebagai mitra strategis Kementerian Pertahanan RI dalam menyediakan produk Alutsista dan pertahanan udara di era kepemimpinan baru Presiden Prabowo Subianto.

Baru-baru ini PTDI juga telah menjajaki kerja sama dengan PT Yasa Artha Trimanunggal dan PT Semuwa Aviasi Mandiri (SAM Air) pada 22 November 2024 lalu, yang dikukuhkan melalui dokumen Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk pembelian 12 unit pesawat produksi PTDI yang di dalamnya termasuk dua unit pesawat NC212 series untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, terutama dalam mendukung distribusi pangan ke daerah-daerah terpencil melalui rute perintis yang sulit diakses di wilayah Indonesia Timur.

"Kedua unit pesawat NC212i tersebut rencananya adalah pesawat used yang sudah dioperasikan oleh operator sebelumnya dan akan dilakukan refurbish oleh PTDI sebagai bridging moda transportasi logistik sebelum dikirimkannya unit pertama pesawat N219," jelas Gita.

Adapun saat ini PTDI sedang menyelesaikan produksi satu unit pesawat CN235-220 Military Transport (serial number N71) untuk digunakan TNI AL dan pesawat NC212i unit ke-7 dari total kontrak pengadaan sembilan unit untuk digunakan TNI AU.

Saat ini, pesawat CN235-220 (N71) tersebut telah menyelesaikan Critical Design Review (CDR) dan telah memasuki tahapan Fuselage Integration di hanggar Major Assembly Line, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan Basic Airframe. Sedangkan untuk pesawat NC212i unit ke-7 TNI AU rencananya dapat diselesaikan produksinya pada bulan Februari 2025.

Target PTDI di 2025

"Tahun 2025 menjadi momentum bagi PTDI untuk membuktikan bahwa kami siap menyongsong masa depan yang lebih cerah. Dari kontrak-kontrak yang telah berhasil kami peroleh 3 tahun kebelakang, serta berbagai kolaborasi strategis yang dijalin, tidak hanya dengan partner di dalam negeri saja, tapi juga dengan beberapa global key player di industri dirgantara" sebut Gita.

Gita mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan mitra strategis di sektor pemerintah, seperti halnya dari Kementerian Pertahanan RI, Bappenas, BRIN dan yang lainnya, dalam mendorong pemanfaatan produk dan kapasitas PTDI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista, maupun dukungannya dalam program pengembangan produk dirgantara.

"Kami harap keberadaan PTDI dapat mendorong kemajuan dan berdampak baik bagi kebangkitan industri dirgantara tanah air," ungkap Gita.

Mendatang, tidak hanya dengan produk pesawat terbang, namun PTDI juga akan memaksimalkan optimalisasi kapasitas produksi sistem senjata.

Kapabilitas PTDI dalam produksi dan assembly sistem senjata telah memperoleh lisensi sejak tahun 1982 dari FZ Thales Belgium, bagian dari Thales Group yang memiliki spesialisasi dalam inovasi teknologi persenjataan, termasuk integrasi sistem roket dengan berbagai platform untuk mendukung operasi milter dan pertahanan.

"Berlokasi di Kawasan Produksi (KP) III Tasikmalaya, PTDI melakukan produksi Roket dengan kapasitas produksi 10 ribu unit per tahun dan Warhead dengan kapasitas produksi 5 ribu unit per tahun, termasuk dengan Firing Control System dan integrasinya," ucap Gita.

Dengan seluruh kemampuan ini, Gita yakin PTDI siap untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu mendukung langkah strategis ini.

"Dengan kerja keras, inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan, PTDI optimis dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia di tahun-tahun mendatang melalui pengembangan teknologi terbaru, peningkatan kapasitas produksi, serta dengan keberlanjutan inovasi yang akan mendukung pencapaian visi pertahanan yang lebih kuat dan modern," tukas Gita.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |