Liputan6.com, Gorontalo - Harga sejumlah bahan pokok di Gorontalo mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir.
Lonjakan ini terpantau di Pasar Sentral Kota Gorontalo dan beberapa pasar tradisional lainnya, dengan komoditas cabai rawit menjadi salah satu yang paling terdampak.
Arya Yunda, seorang pedagang di Pasar Sentral, mengungkapkan bahwa harga cabai rawit saat ini melonjak hingga Rp70 ribu per kilogram, dua kali lipat dari harga sebelumnya yang hanya Rp35 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga cabai ini sudah terjadi sejak awal tahun 2025. Selain itu, bawang merah juga naik dari Rp40 ribu menjadi Rp45 ribu hingga Rp60 ribu per kilogram," kata Arya.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan harga disebabkan oleh tingginya permintaan konsumen yang tidak diimbangi pasokan memadai dari para petani.
"Pasokan dari tingkat petani saat ini sangat kurang. Kami terpaksa menaikkan harga karena sulit mendapatkan stok cabai dan bawang merah," ujarnya.
Simak juga video pilihan berikut:
Wow, Aksi Mengagumkan Salon Kambing Cilacap Jelang Idul Adha, Raup 600 Ribu per Hari
Dampak Konsumen dan Pelaku Usaha
Fatma, seorang pengusaha rumah makan di Kota Gorontalo, mengaku turut merasakan dampak dari kenaikan harga tersebut. Ia mengatakan, kelangkaan pasokan cabai dan bawang merah semakin mempersulit aktivitas usahanya.
"Sebagai pelaku usaha kuliner, kenaikan harga ini menjadi tantangan besar. Meskipun mahal, kami tetap harus membeli karena cabai dan bawang merah adalah bahan pokok yang sangat penting," tutur Fatma.
Fatma berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar. Ia juga meminta agar tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk mengambil keuntungan.
Ahmad, seorang petani cabai di Gorontalo, menyebutkan bahwa kenaikan harga dipicu oleh panen serentak yang terjadi pada akhir tahun 2024. Akibatnya, stok hasil panen berkurang drastis saat memasuki tahun baru. Selain itu, serangan hama turut menurunkan produksi cabai.
"Produksi cabai menurun tajam karena serangan hama. Ketika stok berkurang, harga otomatis naik," jelas Ahmad.
Ia berharap pemerintah memberikan dukungan kepada para petani, seperti penyediaan pestisida dan pelatihan untuk mengatasi masalah hama.
"Jika pasokan dari petani stabil, harga di pasar juga akan ikut stabil," tambahnya.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk mengatasi lonjakan harga bahan pokok.
Langkah-langkah seperti operasi pasar, penyediaan subsidi, dan monitoring distribusi perlu dilakukan agar stabilitas harga dapat terjaga.
Dengan begitu, masyarakat Gorontalo tidak semakin terbebani oleh kenaikan harga bahan pokok.