Liputan6.com, Jakarta Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan kapitalisasi pasar saham Indonesia mencapai Rp 12.719 triliun naik 1,34 persen dari bulan lalu, sedangkan secara tahunan naik 9,02 persen year to date.
Adapun nonresiden mencatatkan net sell sebesar Rp 9,5 triliun dalam sebulan terakhir, tetapi secara tahunan non residen telah mencatatkan net buy Rp 40,14 triliun. Selain itu, Friderica menyebut penghimpunan modal di pasar modal masih mencatatkan tren positif pada Oktober 2024.
“Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp 159,19 triliun, di mana Rp 4,66 triliun diantaranya merupakan fund raise dari 30 emiten baru,” kata Friderica dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Oktober 2024, Jumat (1/11/2024).
IHSG Menguat
Selain itu pasar saham domestik hingga 29 Oktober Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,05 persen secara month to date ke level 7.606,60. Adapun secara tahunan telah menguat 4,59 persen.
Kemudian untuk bursa karbon, sejak diluncurkan 26 September 2023 hingga 29 Oktober 2024, tercatat 90 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume 614.454 ton Co2 ekuivalen dengan akumulasi nilai 37,09 miliar.
Sejak 25 September 2024-Oktober 2024 OJK mengenakan sanksi administratif berupa dengan denda dengan total Rp 2,7 miliar kepada dua pihak dan dua Manajer Investasi.
IHSG Lesu Usai Prabowo Jadi Presiden, Bos Bursa: Investor Wait and See
Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau kembali berada di zona hijau pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, setelah sepekan berada di zona merah. IHSG ditutup naik 0,06 persen ke posisi 7.574,019 pada Kamis, 30 November 2024.
IHSG lesu sejak 23 Oktober 2024. Saat itu, IHSG ditutup turun 0,02 persen ke posisi 7.787,565. Penurunan berlanjut. IHSG berturut-turut parkir di zona merah hingga ke posisi 7.569,850 pada Rabu, 30 Oktober 2024. Dalam sepekan terakhir, IHSG turun 1,85 persen namun masih naik 4,14 Year to Date.
Jika dicermati, IHSG mulai lesu usai pelantikan pemerintah baru pada 20 Oktober 2024. Namun Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan gerak IHSG tidak hanya dipengaruhi sentimen domestik.
"Indeks itu mencakup berbagai hal. Tidak hanya domestik, tapi juga global maupun kondisi perusahaan sendiri," kata Iman dalam Capital Market Journalist Workshop di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip Jumat (1/11/2024).
Dari sentimen global, Iman mengatakan ada beberapa kondisi yang mempengaruhi IHSG. Seperti tensi geopolitik di Timur Tengah, hingga pemilu di Amerika Serikat (AS). Sementara di dalam negeri, Iman mencermati pasar masih wait and see pada kinerja 100 hari pertama Kabinet Merah Putih di bawah komando Presiden Prabowo.
"Investor wait and see dengan kabinet yang ada sekarang. Bagaimana pencapaian 100 hari pertama. Apa gebrakan yang dilakukan pemerintah Prabowo, apalagi peningkatan target GDP yang biasanya 5% menjadi 8%. Jadi perlu ada gebrakan dari kabinet yang baru," kata Iman.
Di sisi lain, Iman juga mencermati kebijakan penghapusan hutang atau kredit 6 juta nelayan dan UMKM. Menurut Iman, kebijakan itu berpotensi. "Hal ini juga akan berdampak kepada indeks kita. Semua terangkum ke indeks kita," pungkas Iman.