Moody's Naikkan Rating PGN ke Baa2, Apa Artinya?

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, sebagai Subholding Gas Pertamina berhasil meningkatkan Baseline Credit Assessment (BCA) standalone dari baa3 menjadi baa2 dari Moody’s Ratings (Moody’s). Selain itu, PGN juga mempertahankan peringkat kredit konsolidasi pada level Baa2 dengan outlook stabil.

Peningkatan ini mencerminkan konsistensi PGN dalam menjaga kesehatan dan kestabilan keuangan, didukung oleh keberhasilan pelunasan obligasi pada kuartal kedua 2024 serta kontribusi kinerja operasional.

"Peningkatan ini mencerminkan ekspektasi kami bahwa PGN akan secara konsisten menjaga metrik keuangannya, terutama didorong kinerja operasional dan keuangan yang stabil seiring dengan upaya pengurangan utang," ujar Analis Moody's Ratings, Erman Zhang dikutip Rabu (15/1/2025).

Dalam laporannya, Moody’s mencatat rasio Retained Cash Flow (RCF) terhadap utang PGN mencapai 48% per 30 September 2024, meningkat dari 35% pada 2022. Kinerja tersebut melampaui ambang batas yang diperlukan untuk peningkatan peringkat BCA.

"Kepercayaan Moody’s terhadap stabilitas dan fundamental keuangan PGN merupakan bukti komitmen kami untuk berkontribusi mendukung ketahanan energi nasional melalui inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan berkelanjutan," imbuh Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo.

PGN berkomitmen untuk melanjutkan program belanja modal (capex) yang strategis dengan pendekatan yang berfokus pada optimalisasi investasi. Proyek-proyek prioritas mencakup pengembangan infrastruktur LNG serta transmisi dan distribusi gas bumi yang memiliki dampak langsung pada peningkatan pendapatan perusahaan.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 15 Januari 2025, harga saham PGAS ditutup stagnan Rp 1.655 per saham. Harga saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.675 dan level terendah Rp 1.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.993 kali dengan volume perdagangan 198.898 saham. Nilai transaksi Rp 33 miliar.

PGN Serap Belanja Modal USD 157 Juta hingga Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, perseroan telah merealisasikan capex USD 157 juta.

"Sampai dengan September 2024 pencapaian belanja modal PGN mencapai USD 157 juta. Di mana 59% penyerapan oleh segmen downstream dan lainnya. Sedangkan 41% diserap oleh segmen hulu,” ujar Direktur Keuangan PGN Fadjar Harianto Widodo dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (7/12/2024).

Untuk tahun ini, perseroan menyiapkan belanja modal USD 361 juta. Rinciannya, sebesar 63% rencananya dialokasikan untuk downstream & others. Lalu 37% sisanya dialokasikan untuk upstream.

Sebagai Subholding Gas Pertamina terus menjaga kinerja operasi dan keuangan perusahaan dalam optimalisasi pemanfaatan energi ramah lingkungan gas bumi.

Hal ini tercermin dalam laporan konsolidasian periode kuartal III 2024. Sampai dengan akhir September 2024, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 2,8 miliar atau sekitar Rp 44,26 triliun (kurs Rp 15.714,50 per USD), bertumbuh sekitar 5% dibanding periode sama 2023.

Kemudian pada laba operasi dan EBITDA masing-masing diperoleh sebesar USD 415,7 juta dan USD 852,0 juta, serta laba bersih tercatat sejumlah USD 263,4 juta.

"Dalam situasi yang menantang di tahun 2024, kami menerapkan berbagai strategi dan inisiatif untuk menjaga penyaluran volume gas bumi dan konsistensi dalam pencapaian kinerja keuangan," ungkap Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko dalam keterangan resmi, ditulis Sabtu (7/12/2024).

Kinerja Laba

Sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan, per September 2024 perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 263,39 juta, setara Rp 4,14 triliun per September 2024. Laba itu naik 32,69 persen dibandingkan laba per September 2023 yang tercatat sebesar USD 198,5 juta.

"Optimalisasi pengelolaan volume gas bumi di tengah tantangan natural decline pasokan gas pipa dapat dimitigasi dengan baik dan penurunan beban keuangan pasca pelunasan obligasi merupakan salah satu faktor utama yang menyokong pencapaian kinerja keuangan ini”, tambah Arief.

Atas kinerja tersebut, perseroan berhasil mempertahankan peringkat di level BBB- dengan outlook stabil dari Fitch Ratings (Fitch). Fitch juga mengafirmasi bahwa Long Term Rating PGN di posisi AA+(idn) dengan outlook stabil.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |